Konflik Lagi, Keraton Surakarta Laporkan Dugaan Pengeroyokan Saat Pembukaan Sekaten
Kali ini pemicunya adalah tradisi tahunan saat prosesi tabuh gamelan Sekaten dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9) lalu.
Belum lama berdamai, konflik di kalangan keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali muncul. Kali ini pemicunya adalah tradisi tahunan saat prosesi tabuh gamelan Sekaten dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9) lalu.
Saat itu, terjadi kericuhan antara kubu raja Surakarta Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi dan kubu Lembaga Dewan Adat (LDA) yang dikomandoi oleh GKR Wandansari Koes Moertiyah alias Gusti Moeng, adik PB XIII. Diduga terjadi pengeroyokan kepada KRA Rizki Baruna Aji Diningrat, menantu sekaligus utusan dalem PB XIII.
- Melihat Perayaan Sekaten dan Maulid Nabi di Keraton Surakarta Tahun 1912, Warga yang Ingin Nonton Wajib Ucapkan Kalimat Syahadat
- Cara Unik Warga Lombok Peringati Maulid Nabi, Kompak Menumbuk Padi Diiringi Musik Gamelan
- Gamelan Kodok Ngorek Peninggalan Sunan Kalijaga Bentuknya Unik Terbuat dari Kayu Jati
- Intip Keunikan Gamelan Kodok Ngorek Peninggalan Sunan Kalijaga di Cirebon, Hanya Dibunyikan saat Musim Kemarau
Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta KPH Dany Nur Adiningrat melaporkan dugaan pengeroyokan itu ke Polresta Surakarta. Menurutnya, ada beberapa nama yang dilaporkan.
"Saya selaku Pengageng Sasono Wilopo Keraton Kasunanan Surakarta menyayangkan dan mengutuk kekerasan yang terjadi di area tempat ibadah pada saat upacara adat memperingati hari besar keagamaan Maulid Nabi," ujar Dany, Sabtu (14/9).
Dikatakan Dany, ditabuhnya gamelan sekaten tanpa perintah dari KRA Rizki selaku utusan dalem dianggap sebagai tindakan sabotase. Selain itu, saat kejadian juga ada perampasan samir milik Rizki. Kemudian terjadi aksi dorong dan mencekik.
"Kemudian ada dari rekan kami abdi dalem, dari Pagar Nusa yang dikeroyok. Ada 2 korban dari Pagar Nusa sudah melaporkan pada pihak kepolisian, ada hasil visumnya juga," ungkap Dany.
Pihaknya mendesak kepolisian untuk menindak dengan tegas dan mengusut tuntas kejadian tersebut agar tidak menjadi preseden buruk di kemudian hari dan tidak ada dampak negatif lanjutan atas peristiwa tersebut.
"Rangkaian upacara sekaten merupakan upacara keagamaan yang dikemas dalam kemasan budaya yang indah dan sakral. Jangan sampai pelaku budaya dan rekan yang lain yang sepuh ada trauma dan sebagainya. Apapun tidak dibenarkan kekerasan terhadap orang lain," tegas Dany.
Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Adipati (KGPHA) Dipokusumo menjelaskan, ditabuhnya gamelan Sekaten harus sepengetahuan utusan dalem yang diperintah oleh PB XIII.
"Untuk melaksanakan upacara adat dengan otoritas tertinggi di keraton, harus ada dawuh dalem. Sehingga beliau Mas Rizki melaksanakan dawuh dalem," terangnya.
Sementara itu Rizki Baruna Ajidiningrat menambahkan, protokoler mengenai penabuhan gamelan Sekaten sudah dilangsungkan semenjak raja-raja sebelumnya.
"Tidak ada perubahan sama sekali. Kami juga memiliki eskalasi protokoler dalam sebuah kegiatan adat. Jadi tidak serta merta langsung tabrak," ucapnya.
Kericuhan keluarga Keraton Surakarta dipicu karena KRA Rizki Baruna Aji Diningrat yang merupakan utusan raja PB XIII mempertanyakan gamelan Sekaten yang sudah ditabuh, padahal dia belum membacakan perintah raja.
Seharusnya, perintah raja dibacakan terlebih dahulu, baru gamelan bisa dibunyikan. Sementara yang terjadi, gamelan ditabuh setelah diperintah oleh Kanjeng Sinawung. Namun setelah KRA Rizki menghampiri mereka terjadilah keributan hingga muncul tindakan pengeroyokan.