Konflik lahan berujung perusakan pos jaga TNI AU di Malang
Antara TNI AU dengan warga sekitar sudah lama terlibat konflik lahan.
Jelang tengah malam, Selasa (9/8), pos penjagaan Pangkalan TNI Angkatan Udara (AU) Abdulrachman Saleh, Malang dirusak massa tak dikenal. Diduga kuat, kejadian ini merupakan buntut kasus sengketa lahan antara TNI AU dengan masyarakat setempat di Desa Dengkol, Singosari.
Pos yang disasar massa adalah pos jaga pintu utara di Desa Dengkol, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Pos berbatasan dengan permukiman warga sipil.
Sekitar pukul 22.00 WIB, seratusan orang mendatangi pos tersebut. Tanpa banyak kata, mereka merusak portal dan menggulingkan drum-drum dan dipasang di tengah jalan sebagai pengaman.
Pos jaga Pangkalan TNI AU diserang ©2016 merdeka.com/darmadi sasongko
-
Kenapa Sesko TNI AU dipindahkan ke Lembang, Bandung? Pada awal pendiriannya, Seskoau berlokasi di Jakarta, namun kemudian dipindahkan ke Lembang, Bandung, Jawa Barat.
-
Kapan Sesko TNI AU resmi didirikan? Seskoau resmi didirikan pada tanggal 1 Agustus 1963.
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan atraksi dirgantara TNI AU di Banyuwangi akan diadakan? Rangkaian kegiatan digelar pada 15-17 September 2023.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Pelaku juga menggulingkan pot-pot di sepanjang jalan. Selain itu, beberapa tanaman di sekitar lokasi ditebang pelaku. Massa juga membawa beberapa ikatan batang tebu yang di lempar-lempar ke depan pos.
Selain merusak pos, massa yang belum dikenali ini juga mengancam tiga tentara yang kebetulan waktu kejadian sedang berjaga. Ketiganya diancam di bawah mata celurit.
"Mereka mendatangi pos pukul 22.00 WIB. Mendorong tong dan melakukan perusakan. Pelaku juga ada yang mengacungkan celurit ke penjaga," kata Kepala Penerangan (Kapen) Lanud Abdulrachman Saleh, Mayor Hamdi Londong Alow, Rabu (10/8).
Sebelum penyerangan pos polisi, pihak TNI mengamankan dua truk yang memuat tebu hasil panen di kompleks Lanud. Truk tersebut ditahan karena membawa tebu hasil panen milik salah satu warga setempat. Sejumlah warga yang tidak terima atas penahanan tersebut mendatangi pos di Desa Dengkol, Kecamatan Singosari dan melakukan pengerusakan.
Pos jaga Pangkalan TNI AU diserang ©2016 merdeka.com/darmadi sasongko
Londong mengungkapkan, truk bermuatan tebu dihentikan karena memanen di lahan sengketa. Padahal pihak TNI AU sudah tidak memiliki kerja sama lagi dengan warga yang mengelola lahan tersebut.
"Dua truk tebu tersebut dihentikan dan ditangkap. Karena dengan pemilik tebu tersebut sudah tidak bermitra, yang bersangkutan tidak mengakui keputusan pengadilan," terangnya.
Londong mengungkapkan, warga tersebut diduga tidak terima sehingga melakukan provokasi perusakan. Ratusan orang mendatangi pos penjagaan dan melakukan perusakan.
"Massa meninggalkan pos setelah kita mendapat bantuan personel dari dalam. Mereka berangsur-angsur meninggalkan tempat," katanya.
Londong menegaskan, bahwa pihaknya telah melaporkan kasus perusakan tersebut ke Polres Malang. Saksi-saksi sudah memberikan keterangan dan selanjutnya kepolisian yang akan mengambil tindakan.
Kemarin Polres Malang juga telah menggelar olah TKP. Sekitar pukul 12.30 WIB, tim identifikasi datang ke lokasi.
Pos jaga Pangkalan TNI AU diserang ©2016 merdeka.com/darmadi sasongko
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Adam Purbantoro saat dihubungi mengaku masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Pihaknya masih mengumpulkan bukti dan keterangan di lapangan.
"Belum ada (penetapan tersangka), Masih kita selidiki," tegas Adam.
Perlu diketahui bahwa Lanud Abdulrachman Saleh berpuluh tahun terlibat sengketa lahan dengan warga sekitar. Namun melalui berbagai proses hukum, pengadilan memenangkan TNI AU sebagai pemilik lahan.
TNI AU memberikan kesempatan bermitra kepada warga setempat untuk menggarap lahan tersebut. usai keputusan inkracht (tetap), TNI AU melakukan identifikasi ulang pihak yang diajak bermitra.
Sementara itu, warga tetap pada keyakinannya, bahwa tanah tersebut sebagai peninggalan nenek moyang yang sudah turun-temurun. Warga tidak bisa menerima apapun, kendati sudah muncul keputusan hukum tetap.
Akibatnya sering terjadi ketegangan antara warga dan pihak Lanud. Tanah-tanah garapan warga kerap dijadikan lahan latihan hingga menyebabkan kerusakan.
Baca juga:
Pos jaga Pangkalan TNI AU di Malang diserang orang tak dikenal
Perusakan pos jaga TNI AU diduga berawal dari penahanan truk tebu
TNI AU bangun pangkalan udara di Natuna dan Kupang
TNI berangkatkan pasukan untuk latihan gabungan dengan Malaysia
Protes lahan diklaim TNI AU, warga Polonia blokir jalan