Kontras Catat Penggunaan Senpi oleh Polisi, 229 Orang Tewas
Namun, Rivanlee mempertanyakan kesesuaian penggunaan senjata api tersebut dengan tindakan yang dilakukan pelaku maupun situasi di lapangan.
Penggunaan senjata api oleh anggota Polri menjadi sorotan Komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (Kontras). Dalam kurun waktu Juni 2018 sampai Mei 2019, Kontras menemukan peristiwa 423 penembakan yang mengakibatkan 435 jiwa luka-luka dan 229 tewas. Jumlah tersebut didapat dari pemantauan media, informasi jaringan, serta pendampingan kasus oleh KontraS.
Menurut peneliti Kontras Rivanlee Anandar, ada dua alasan polisi melakukan penembakan. Pertama, korban dianggap melawan aparat. Kedua, korban melarikan diri dari kejaran polisi.
-
Di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berada ketika HUT PP Polri? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Apa ciri-ciri konten negatif? Menurut Yunus Susilo, Dosen Teknik Geomatika Fakultas Teknik Unitomo Surabaya, sebuah konten dikatakan negatif apabila: - Melanggar norma kesusilaan - Isinya perjudian, penghinaan atau pencemaran nama baik - Berupa pemerasan dan pengancaman - Menyebarkan berita bohong atau hoaks - Mengandung ujaran kebencian
-
Kenapa Ari Dono Sukmanto menjadi Kapolri? Saat itu Ari yang berkedudukan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Wakapolri naik menjadi Kapolri sebagai pelaksana tugas.
-
Bagaimana ciri khas Pura Giri Salaka Alas Purwo? Ciri Khas Pura Giri Salaka Alas Purwo memiliki ciri khas yang membedakannya dengan pura lain di Banyuwangi. Pelinggih padmasana di Pura Giri Salaka Alas Purwo menghadap ke utara, sedangkan kebanyakan pura di Banyuwangi padmasananya menghadap ke timur. Selain itu, ada bangunan rajahkolocokro pada Pura Giri Salaka Alas Purwo yang tidak ditemukan di pura lain.
-
Siapa yang memberikan apresiasi kepada Polri? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini.
-
Di mana peristiwa pria ngamuk menembakan senjata api terjadi? Peristiwa yang terjadi di daerah Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) beredar di media sosial.
"Dalam kasus penggunaan senjata api ini korbannya kebanyakan pelaku kriminal," kata Rivanlee di kantor Kontras, Senen, Jakarta Pusat, Senin (1/6).
Namun, ia mempertanyakan kesesuaian penggunaan senjata api tersebut dengan tindakan yang dilakukan pelaku maupun situasi di lapangan.
"Itu yang sulit sekali kita temukan karena beberapa peristiwa itu berujung pada kematian korban, atau korban merasa ditekan sehingga tidak mau mengatakannya sejujurnya," sambungnya.
Menurut Kontras, akuntabilitas penggunaan senjata api menjadi persoalan penting bahwa kepolisian tidak bisa semena-mena menarik pelatuk atau melakukan tindakan yang menyebabkan kematian seseorang. Kontras ingin penggunaan senjata api sejalan dengan Peraturan Kapolri nomor 1 Tahun 2009 tentang standar dan praktik hak asasi manusia untuk polisi.
Yaitu, semua insiden penggunaan kekuatan atau senjata api harus dilaporkan dan ditinjau oleh pejabat tinggi. Kemudian, pejabat tinggi harus bertanggung jawab atas tindakan polisi dibawah komandonya jika tahu tentang pelanggaran, tetapi gagal mengambil tindakan nyata.
"Pejabat yang melakukan pelanggaran aturan ini tidak akan dimaafkan dengan alasan bahwa mereka mengikuti perintah atasan," kata Rivanlee.
Dari data pengaduan dan pendampingan Kontras, penggunaan senjata api masih menjadi instrumen dominan dari tindakan penyiksaan. Beberapa kasus yang dihimpun Kontras adalah penembakan terhadap Apria, (Sumatera Selatan), Ridwan (Sigi), Indra (Sorong) dan Mince dan Nelma (Halmahera Selatan).
Baca juga:
Kontras Catat 57 Kasus Penyiksaan yang Dilakukan Anggota Polri
Kontras: Polri Lakukan 643 Tindak Kekerasan Satu Tahun Terakhir
Lahir 1 Juli, Warga Depok Ramai-Ramai Bikin SIM Gratis
Sebar Ujaran Kebencian, Pemilik Akun Instagram @rif_opposite Diciduk
Tidak Tebar Aksi Teror, Kenapa Anggota Jamaah Islamiyah Ditangkap ?