Kopi darat di Blora yang berujung maut
"Mereka tidak saling kenal. Dia kenal lewat Instagram dan memutuskan ketemuan."
Kisah mengejutkan datang dari Kota Lumpia, Semarang, Jawa Tengah. Tepatnya di Kabupaten Blora.
Sesosok jenazah ditemukan di kawasan Hutan Jati, Desa Wates, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, Rabu (1/8) lalu.
-
Dimana pembunuhan sadis itu terjadi? Diberitakan sebelumnya, seorang ibu muda berinisial MSD (24) tewas digorok oleh NKW (24), suaminya sendiri di dalam rumah kontrakan Jalan Cikedokan RT01 RW04, Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Apa motif pelaku melakukan pembunuhan? Dia sedang pusing mencari uang untuk membiayai kuliah adiknya beserta biaya kebutuhan hidup untuk orangtuanya.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
-
Apa yang dirusak oleh pelaku? Partai Amanat Nasional (PAN) mencatat ada 24 APK berupa baliho dan spanduk calegnya yang dirusak.
-
Bagaimana dampak buruk sadfishing bagi pelaku? Pada akhirnya orang lain akan memberikan stigma negatif terhadap kondisi orang yang melakukan sadfishing.
Yang mengenaskan, jenazah tersebut sudah hangus terbakar. Identifikasi pun sulit dilakukan. Saat itu, polisi menduga ciri-ciri korban berambut panjang 30 cm, tinggi 160 cm. Usia diperkirakan 20-25 tahun.
Hari berganti, penyelidikan menemukan titik terang. Diketahui korban bernama Ferin Diah Anjani, seorang gadis muda berusia 21 tahun.
Setelah mengumpulkan keterangan saksi serta bukti, polisi menyimpulkan korban tewas dibunuh. Tak butuh waktu lama, pelaku bisa dibekuk.
Adalah Kristian Ari Wibowo, pemuda 30 tahun yang tega menghabisi nyawa Ferin Anjani. Fakta mengejutkan diungkap pelaku saat diinterogasi penyidik.
1. Keduanya baru berkenalan lewat IG
Kepada penyidik, pelaku mengaku baru kenal dengan korban. Mereka bertemu di dunia maya.
Kapolres Blora AKBP Saptono mengatakan keduanya berkenalan di Instagram. Hingga akhirnya janjian untuk kopi darat.
"Mereka tidak saling kenal. Dia kenal lewat Instagram dan memutuskan ketemuan," tambahnya.
Kopi darat itu berujung kesepakatan untuk menginap di sebuah hotel di Semarang.
2. Ferin Anjani dianiaya usai berkencan
Entah setan apa yang merasuk. Usai berkencan, pelaku tergiur dengan sejumlah barang berharga korban.
Ia jadi gelap mata. Ferin Anjani dibekap, dipukuli kemudian dicekik hingga tak sadarkan diri.
"Setelah itu perhiasan korban, gelang, kalung serta handphone diambil pelaku," ungkap Saptono.
Ferin Anjani ©Instagram/Ferin Anjani
3. Tangan & kaki korban diikat lalu dibungkus sprei hotel
Untuk menghilangkan jejak, pelaku berencana membuang tubuh Ferin Anjani yang saat itu ia kira sudah tewas.
"Tangan dan kaki korban diikat lalu ditutup sprei hotel," kata Saptono.
Lantas, pelaku memasukkan tubuh korban ke Honda Jazz yang ia sewa.
4. Sadar Ferin masih hidup, pelaku membakarnya
Dalam perjalanan mencari lokasi pembuangan, pelaku mendapati jika Ferin Anjani masih hidup.
Panik, ia lantas menuju kawasan Hutan Jati di Blora. Di sana, pelaku menyiram tubuh Ferin yang terikat dengan bensin satu liter.
Kemudian dibakar. Padahal, jelas saat itu Ferin masih bernyawa.
"Jadi melihat korban masih hidup, akhirnya pelaku menurunkan korban di hutan. Melihat tidak ada orang akhirnya, pelaku menyiram bensin satu liter ke tubuh korban dengan di bakar hidup-hidup. Usai dibakar melihat kondisi aman, pelaku meninggalkan korban di hutan," beber Saptono.
Saptono menjelaskan keterangan korban dibakar hidup-hidup berdasarkan keterangan dari penyelidikan tim Labfor Polda Jateng.
"Jadi korban dibakar ada hasil autopsi disisi lain pelaku mengakuinya," katanya.
5. Pelaku berprofesi manajer front office hotel
Saptono juga mengungkap profil pelaku. Diketahui, Kristian merupakan manajer front office di sebuah hotel di Semarang.
"Pelaku ini padahal kerjanya front office hotel lho, gajinya ya harusnya mencukupi, apalagi dia ini (lulusan) S1. Beda, hotelnya tempat pelaku kerja sama TKP dia membunuh korban ini beda hotel," bebernya.
Baca juga:
Usai kencani korban, pelaku aniaya & cekik Ferin Anjani hingga tak sadarkan diri
Ferin Anjani dibakar hidup-hidup usai disiram bensin satu liter
Polisi tangkap pembunuh wanita ditemukan hangus terbakar di Semarang
Sebelum dibunuh, sopir taksi online sampat traktir makan salah satu pelaku
Kabur & ngumpet di sawah, kaki pembunuh Alex ditembak polisi