Sadfishing, Fenomena Umbar Kesedihan di Sosial Media
Sadfishing menjadi lumrah dilakukan orang-orang yang merasa terganggu secara emosional, mengalami masa sulit, hingga berpura-pura sulit.
Media sosial kini menjadi alat untuk membangun hubungan sosial bagi para penggunanya.
Dari setiap unggahan di sosial media, nggak jarang banyak orang yang mengungkapkan perasaannya. Bahagia, kecewa, cemburu, hingga mengumbar kesedihan
Kamu mungkin masih ingat, salah satu remaja asal Gorontalo yang kisahnya viral karena masalah percintaan. Ya, Fajar Labatjo atau dikenal Fajar Sad Boy membagikan kisahnya dengan mengungkapkan patah hati dan galau karena masalah percintaan. Apa yang dilakukan Fajar Sad Boy adalah sadfishing. Menurut Kriminolog, Haniva Hasna, postingan Fajar di media sosial diartikan sebagai sadfishing.
-
Kapan sadfishing mulai muncul? Istilah sadfishing pertama kali muncul pada tahun 2019. Dikemukakan oleh journals Rebecca Reid, yang melibatkan salah satu unggahan dari selebriti ternama, Kendall Jenner.
-
Apa itu sadfishing pada anak? Sadfishing merupakan istilah yang cukup baru, ini adalah sebuah kondisi yang bisa mengarah pada perilaku mencari perhatian. Meski tidak dapat dideteksi dengan jelas, namun jika anak Anda melakukan perilaku ini, Anda bisa menelusuri lebih jauh masalah apa yang sedang terjadi pada anak.
-
Kenapa anak melakukan sadfishing? Sebab, menurut ahli, sadfishing mungkin merupakan tanda bahwa seorang remaja menginginkan lebih banyak perhatian. Anak yang melakukan ini mungkin kurang mendapat perhatian positif dari rekan-rekan mereka. Atau, mereka mungkin terluka dan tidak yakin bagaimana mengkomunikasikan kebutuhan mereka secara efektif.
-
Bagaimana cara anak melakukan sadfishing? Orang tua juga perlu memperhatikan cara anak menulis caption yang menjelaskan setiap postingannya. Jika tampak anak sedang mencari simpati atau perhatian, selanjutnya Anda bisa membuka pembicaraan dengan anak.
-
Siapa yang pertama kali menggunakan istilah sadfishing? Istilah sadfishing pertama kali muncul pada tahun 2019. Dikemukakan oleh journals Rebecca Reid, yang melibatkan salah satu unggahan dari selebriti ternama, Kendall Jenner.
-
Apa yang bisa menyebabkan stres akibat media sosial? Pencapaian, prestasi, kekayaan atau hal-hal glamor lainnya yang kamu lihat di media sosial bisa jadi hal sensitif yang membuatmu membandingkan diri. Nggak jarang hal ini bikin minder.
"Sadfishing merupakan ungkapan emosional yang berlebihan yang dilakukan secara sengaja, seperti kesedihan, kesulitan, keluhan dengan tujuan untuk mendapat simpati atau perhatian dari orang lain."
-Kriminolog, Haniva Hasna-
Laman Psychology Today juga menjelaskan, sadfishing atau mengumbar kesedihan adalah istilah yang digunakan karena seseorang mengunggah konten pribadi yang emosional dan dramatis, untuk memancing simpati secara online.
Sebenarnya perilaku mencari perhatian adalah normal karena kita adalah makhluk sosial. Its a basic human need karena setiap orang menginginkan perhatian orang lain karena membuat diri merasa dicintai dan aman.
Bagi remaja khususnya, mencari perhatian atau simpati orang lain melalui media sosial ternyata karena tahap perkembangan otak belum berkembang.
Artinya, kontrol impulsif dan kognitif yang mencerna penghargaan sosial dan pemrosesan emosinal belum stabil. Mereka terlibat sadfishing karena cenderung merasa memiliki harga diri yang rendah dan kesepian. Bahkan ada juga yang mengarah ke narsisme.
Situasi dan kondisi itulah yang membuat remaja cenderung berani mengambil risiko dan mengumbar kesedihannya di sosial media.
Kini sadfishing menjadi lumrah dilakukan orang-orang yang merasa terganggu secara emosional, mengalami masa sulit, hingga berpura-pura sulit.
Perilaku tersebut tentu membawa dampak negatif kepada pelaku. Pada akhirnya orang lain akan memberikan stigma negatif terhadap kondisi orang yang melakukan sadfishing.
Dalam aksi yang dilakukan Fajar misalnya, dia muncul sebagai sosok yang membuat duka lara. Orang lain yang melihat konten yang dibagikan Fajar tentu nggak mengetahui kebenaran informasi yang disampaikannya. Ketika seseorang melabeli postingan sebagai sadfishing, tentunya ini adalah penilaian subjektif. Bukan dari kacamata orang yang mengunggah konten.
"Reaksi pengguna media sosial terhadap suatu hal cenderung acak dan impulsif. Respons ini bisa diwujudkan dalam komentar negatif yang berakibat pada cyberbullying (perundungan daring)."
-Kriminolog, Haniva Hasna-
Laman Psychology Today menjelaskan kalau sadfishing dapat menggambarkan manipulasi. Ini adalah tindakan berlebihan yang disengaja atau berpura-pura melalui masa sulit, untuk mendapat perhatian yang diinginkan.
Pada dasarnya, sadfishing sulit untuk dibuktikan keotentikan konten yang dibuatnya, apakah karena hanya ingin mencari simpati atau benar-benar mengalami kerentanan otentik karena sedih.
Ada banyak alasan mengapa orang lain menuduh postingan seseorang yang dramatis atau terlalu emosional sebagai sadfishing. Lagi, itu karena seseorang menampilkan cerita yang sengsara, untuk mendapatkan perhatian orang lain.
Sebagian besar orang mungkin akan berempati dan menanggapi sebagai daya tarik emosional. Namun yang nggak suka, pasti akan merasa ditipu karena kisah cerita yang disampaikan ternyata setting-an.
Pada 2019, Kendall Jenner sempat membuat postingan di Twitter yang menceritakan perjuangannya melawan jerawat yang membuatnya nggak percaya diri. Lewat tweet-annya Kendall ingin menunjukkan kepada generasi muda kalau nggak semua hal di hidup ini sempurna bahkan untuk seorang model kelas dunia sepertinya.
Bukan cuma di Twitter, Kendall juga membahas soal masalah jerawat yang dialami saat usia 14 tahun di Instagram. Namun nggak lama kemudian, diketahui bahwa konten yang dibuat Kendall adalah iklan yang merupakan kesepakatannya dengan sebuah brand kecantikan.
Laman News.com menyebut aksi Kendall sebagai sadfishing karena dia membuat klaim berlebihan tentang masalah emosional, untuk menarik simpati dan perhatian para pengikutnya.
Menurut Digital Awareness UK (DAUK), organisasi yang didesikasikan untuk mendidik kaum muda tentang keamanan online di Inggris Raya, kini para remaja banyak beralih ke media sosial karena alasan kenyamanan.
Ini adalah fenomena media sosial yang muncul setelah selebritas seperti Kendal Jenner yang dituduh memposting klaim berlebihan tentang masalah emosional guna membangkitkan simpati dan menarik orang ke situs (brand kecantikan) mereka. Sadfishing yang dilakukan kaum muda menjadi tren perilaku yang berkembang dan sulit mereka kelola.
Di sisi lain, banyak kaum muda yang mengalami masalah kesehatan mental asli yang secara sah mencari dukungan online. Namun pada akhirnya mereka menghadapi kritik yang nggak adil karena alasan publisitas.
Charlotte Robertson, salah satu pendiri DAUK, mengatakan meskipun sadfishing dikritik beberapa orang karena 'meromantiskan' masalah kesehatan mental yang serius, hal tersebut sekaligus bisa menjadi cara yang sah untuk curhat.