Korban Banjir Bandang Garut Butuh Sembako hingga Pakaian
Korban banjir bandang di Kampung Munjul, Desa/Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum bisa beraktivitas normal. Mereka masih membutuhkan bantuan, terutama kebutuhan pokok, seperti sembako, pakaian hingga alat tidur.
Korban banjir bandang di Kampung Munjul, Desa/Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum bisa beraktivitas normal. Mereka masih membutuhkan bantuan, terutama kebutuhan pokok, seperti sembako, pakaian hingga alat tidur.
Kebutuhan warga ini diungkapkan Kepala Kejaksaan Negeri Garut Neva Sari Susanti seusai mengunjungi para korban, Selasa (30/11). "Kebutuhan yang paling mendasar sebetulnya tadi kalau saya lihat kayak yang pokok. Sembako yang utama dengan baju bersih, pakaian-pakaian bersih, karena mereka tidak punya pakaian bersih sama dengan selimut dan tempat tidur, karena nggak ada lagi yang bisa dipakai," kata Neva.
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Dimana pusat gempa bumi di Garut? Gempa bumi melanda sisi selatan Jawa Barat pada Sabtu (28/4) pukul 23:29 WIB. Getaran diketahui berpusat di Samudera Hindia Selatan, Kabupaten Garut, dengan besaran magnitudo hingga 6,2.
-
Dimana banjir bandang terjadi? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Kapan banjir bandang di Grobogan terjadi? Pada Selasa pagi (6/2), banjir bandang terjadi di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
-
Dimana lokasi retakan tanah yang membentang di Garut? Retakan tampak membentang sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter. Sudah dua bulan terakhir masyarakat di Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut hidup dalam ketidaktenangan.
-
Siapa yang terdampak banjir di Jalan Braga, Bandung? Mengutip Liputan6, sebanyak 600 rumah warga di Jalan Braga, Gang Apandi RW 08, RW 04, RW 03, RW 07, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, terkena dampaknya.
Barang-barang milik warga, termasuk pakaian dan alat tidur, kotor bahkan hilang tersapu banjir bandang. Upaya untuk membersihkannya pun belum bisa dilakukan, karena sumber air masih terdampak.
Di lokasi yang dikunjunginya, Necva menyebut kondisi warga sangat memprihatinkan. "Sebanyak 38 rumah terdampak banjir, terendam, ada yang rumahnya yang hanyut. Mereka tidak bisa menyelamatkan barang-barang mereka, termasuk pakaian dan lainnya," sebutnya.
Neva mengaku akan melaporkan kondisi itu ke Kejaksaan Tinggi Jawa Barat. Pihaknya juga akan berkomunikasi dengan Bupati dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Garut.
"Karena bencana alam ini tidak bisa hanya bagian-bagian kecil saja membantu, jadi harus sama-sama, paripurna membantu sehingga semuanya bisa tertanggulangi dengan baik," ungkapnya.
Saat mendatangi korban banjir bandang di Sukawening, Neva bersama para jaksa di Kabupaten Garut memberikan bantuan kepada warga terdampak. Neva bersama para jaksa juga memasakkan makanan dan langsung membagikannya kepada para korban bencana alam.
Neva juga sempat mendengar cerita seorang ibu yang sempat naik ke atap rumah untuk menyelamatkan diri saat banjir bandang. Ia pun melakukan trauma healing kepada anak-anak yang rumahnya terdampak banjir bandang.
"Kami di sini selain tadi sudah mengecek ke lapangan terkait kondisi riil seperti apa di sini, kemudian kami memberikan bantuan, membuka dapur umum untuk sekitar 200 orang. Kami juga membawa sedikit keperluan pokok dasar untuk para korban bencana banjir bandang ini," tutup Neva.
Baca juga:
Garut Rawan Bencana, Mensos Risma akan Bangun Lumbung Sosial
Delapan Desa Terdampak Banjir Bandang di Garut, Ratusan Warga Terpaksa Mengungsi
Polda Jabar Buka Kemungkinan Penyelidikan Penyebab Banjir Bandang di Garut
Dampak Banjir Bandang Garut, Pipa Gas PGE Ikut Bergeser
Cerita Warga Garut saat Banjir Bandang Menerjang
Bupati Nilai Banjir Bandang Garut Karena Hujan Deras, Bukan Alih Fungsi Lahan