Korban gempa dan tsunami Sulteng di asrama haji Makassar mulai terserang penyakit
Korban gempa dan tsunami Sulteng di asrama haji Makassar mulai terserang penyakit. Para pengungsi umumnya mengeluhkan sakit diare, batuk, demam, pilek dan tekanan darah tinggi, sakit badan dan lutut bagi orang tua.
Pengungsi korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah di asrama haji Sudiang, Makassar. Sulawesi Selatan, mulai sakit-sakitan. Dalam sehari, ratusan pengungsi terdiri dari anak-anak maupun orang dewasa mendatangi klinik yang ada di asrama haji Sudiang itu.
Dokter klinik asrama haji Sudiang, Hajjah Sitti Rahma mengatakan, dalam sehari rata-rata sekitar ratusan pengungsi menyambangi klinik. Para pengungsi umumnya mengeluhkan sakit diare, batuk, demam, pilek dan tekanan darah tinggi, sakit badan dan lutut bagi orang tua.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Di mana gempa terjadi? Mengutip informsi BMKG, pusat gempa berada di 8.52 LS,115.35 BT atau 2 km timur laut Gianyar, Bali dengan kedalaman 10 km.
-
Apa itu Gendang Pampat? Salah satu hal yang menjadi produk kebudayaan adalah alat musik. Beberapa kelompok suku di Indonesia punya alat musik yang khas. Kelompok Suku Dayak Iban misalnya, mereka punya alat musik tradisional bernama Gendang Pampat. Alat musik ini biasanya dimainkan pada saat upacara adat.
-
Apa itu Gendar Pecel? Berbeda dengan pecel pada umumnya, di sana pecel dipadukan dengan gendar. Gendar adalah olahan nasi yang teksturnya lebih kenyal dari lontong karena proses pembuatannya dicampur dengan ragi.
-
Berapa kekuatan gempa yang terjadi? Gempa 4,9 Magnitudo mengguncang Bali, Sabtu (7/9).
"Kondisi kesehatan menurun yang dikeluhkan pengungsi korban gempa ini lebih dipengaruhi karena kondisinya saat masih di daerahnya di Sulawesi Tengah seperti kurang higienis, lalu di sana makan tidak teratur, kurang tidur hingga tiba di Makassar mereka kemudian masuk angin, kena diare, batuk, pilek dan deman khususnya yang anak-anak itu," kata Sitti Rahma, ditemui di klinik, Selasa (16/10).
Sitti Rahma bersama tim dokter lainnya yang bergantian tugas di jam-jam tertentu juga melakukan visited ke tiap-tiap kamar di wisma-wisma yang ditinggali para pengungsi. Memeriksa di tempat atau mengganti perban bagi korban yang luka.
Di klinik juga disiapkan kamar dan tempat tidur bagi korban luka yang sudah keluar dari rumah sakit namun masih membutuhkan observasi secara rutin karena kondisinya dinilai belum stabil. Bukan hanya dokter umum-dokter umum yang siaga, dokter jiwa dari RS Jiwa Dadi juga bergantian datang melakukan trauma healing.
"Sementara ini stok obat mencukup. Bantuan obat-obatan bukan hanya datang dari pemerintah tapi juga dari warga. Jadi selain bantuan makanan, minuman dan perlengkapan pengungsi, ada juga warga yang menyumbang obat-obatan untuk pengobatan dasar seperti untuk batuk, demam dll," kata dia.
Sementara itu, Ahmad Baehaqi (45), warga Balaroa, Palu, salah seorang pengungsi yang ditemui di klinik mengaku terpaksa angkat kaki dari pengungsian di Palu dan terbang dengan pesawat hercules ke Makassar sejak Jumat lalu (12/10). Dia mengungsi bersama istri, Maya (30) dan dua anaknya, Natasya (9) dan Adeva (2,5).
"Di sana rumah sudah hancur, anak-anak juga mulai sakit-sakitan sementara rumah sakit di Palu sudah tidak memadai jadi saya pilih boyong keluarga ke Makassar. Alhamdulillah setiba di asrama haji Sudiang, Makassar, pelayanannya bagus sekali mulai dari logistik seperti kebutuhan makan hingga pelayanan kesehatannya," kata Ahmad Baehaqi.
Dia mengatakan, anak sulungnya demam sejak Senin kemarin. Sudah minum obat dan istirahat di kamar. Sementara anak bungsunya, menderita kelainan otak sejak lahir dan sangat tergantung obat. Setiba di Makassar, pengobatan sakit yang diserita Adeva berlanjut di Makassar.
"Alhamdulillah kami ucapkan karena kami terlayani dengan baik di tempat pengungsian ini," tutur Ahmad Baehaqi.
Adapun Abdul Rahman Sulo, koordinator pelayanan pengungsi di asrama haji dan juga ketua Forum Koordinasi Tagana Provinsi Sulsel mengatakan, jumlah pengungsi yang terdata di asrama haji sejak 29 September atau sehari pasca gempa hingga Senin (15/10) sebanyak 3.393 jiwa. Namun 2.734 jiwa di antaranya sudah keluar dari asrama dan memilih tinggal di rumah kerabat baik yang ada di Makassar dan di daerah lain di Sulsel. Ada juga yang pulang ke daerah Jawa.
"Kita berusaha masimalkan pelayanan di sini biar pengungsi ini bisa menghilangkan trauma yang mereka alami. Kalaupun ada yang sudah keluar, tetap akan diberikan pelayanan misalnya bantuan makanan dll. Bagi yang belum terdata di asrama haji, diharap segera melaporkan diri agar bisa disalurkan bantuan," kata Abdul Rahman Sulo.
Baca juga:
Bocah pengungsi asal Palu jadi korban pencabulan di Makassar
Seribu narapidana belum kembali ke lapas usai gempa dan tsunami di Sulteng
Cerita Damkar evakuasi pengunjung Festival Palu Nomoni dari tsunami
Polisi tangkap 12 dari 14 penyebar hoaks terkait bencana
Pascagempa, anak-anak dan kaum ibu di Sapudi diberikan trauma healing
Gempa berkekuatan 5,4 SR guncang Aceh Barat
Bantuan cepat habis, korban tsunami Palu butuh modal usaha