Korban hilang tabrakan speedboat di Palembang bertambah, total 4 orang
Semua korban merupakan penumpang speedboat Rahendra Putra yang berasal dari Jalur 14, Desa Rejosari, Kecamatan Muara Sugihan, Banyuasin, Sumsel. Sementara dua korban tewas, yakni pasutri Sumali (50) dan Sukatmi (49) sudah dibawa keluarga ke kampung halamannya.
Jumlah korban hilang akibat insiden tabrakan maut dua speedboat di Sungai Musi tepatnya di sekitaran Jembatan Ampera Palembang kemarin pagi bertambah jadi empat orang. Tim gabungan masih menyisiri sungai untuk mencari para korban.
Dua korban hilang yang sebelumnya terdata yakni pasangan suami istri H Abdul Hamid (46) dan Hj Jubaidah (43). Lalu, keluarga melapor ke posko pencarian bahwa dua orang lagi hilang dalam kecelakaan itu, yakni bernama Suharman (27) dan Hanifah (23).
-
Kapan kapal Situbondo-Madura ramai penumpang? Ramai Para Santri Pada musim lebaran, biasanya kapal Situbondo-Madura itu ramai pemudik. Mereka biasanya berasal dari kalangan para santri di Madura yang menempuh pendidikan di Jawa Timur.
-
Kenapa Lak masuk ke Palembang? Konon, Lak masuk ke Palembang diperkirakan pada zaman awal berdirinya Kerajaan Palembang sekitar abad 16.Saat itu, banyak dijumpai gaya arsitektur rumah Palembang yang dibangun dalam bentuk limas.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Apa yang dimaksud dengan Songket Palembang? Songket Palembang adalah kain tradisional dari Sumatra Selatan yang dikenal dengan tenunannya yang rumit dan motifnya yang indah. Kain ini merupakan warisan budaya takbenda yang telah ada sejak zaman Sriwijaya, dan telah menjadi simbol kebanggaan masyarakat Palembang.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
Semua korban merupakan penumpang speedboat Rahendra Putra yang berasal dari Jalur 14, Desa Rejosari, Kecamatan Muara Sugihan, Banyuasin, Sumsel. Sementara dua korban tewas, yakni pasutri Sumali (50) dan Sukatmi (49) sudah dibawa keluarga ke kampung halamannya.
Kepala Kantor SAR Palembang melalui Humas Rio Taufan mengatakan, jumlah korban hilang sempat simpang siur karena terjadi miss komunikasi terkait manifestasi penumpang speedboat Rahendra Putra. Barulah setelah keluarga melapor benar adanya jumlah korban hilang sebanyak empat orang.
"Dari laporan yang kita terima ada empat orang yang hilang, bukan dua. Ini aduan keluarga yang menyebut dua korban tambahan itu ikut naik kapal," ungkap Taufan, Kamis (31/5).
Untuk mencari para korban, tim gabungan dari Basarnas dibantu TNI AL, Polair, Tagana, PMI, dan masyarakat menyisiri Sungai Musi. Tim dibagi dalam tiga, dua tim menyisiri sungai sejauh 6 kilometer ke arah timur dan satu tim lainnya 4 km ke arah barat.
"Tadi malam sempat kita lakukan pencarian tetapi cuaca tak mendukung, ombak tinggi, akhirnya dihentikan demi keselamatan," ujarnya.
Menurut dia, seluruh korban baik tewas, luka maupun hilang adalah penumpang speedboat Rahendra Putra. Sebab, kapal itu karam setelah tabrakan dengan speedboat ukuran kecil yang berpenumpang tujuh orang.
"Total update manifestasi yang kita terima, kapal Rahendra Putra berpenumpang 28 orang. Dua meninggal, empat hilang dan mayoritas korban selamat terluka," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, kapal Rahendra Putra bermesin 200 PK bertabrakan dengan kapal Lima Saudara bermesin 40 PK di Sungai Musi Palembang, Rabu (30/5) pukul 10.00. Kecelakaan terjadi saat kapal Rahendra Putra bermaksud berlabuh ke dermaga Bekangdam setelah melakukan perjalanan jauh dari Banyuasin.
Tiba-tiba, kapal Lima Saudara menyalip dari kanan langsung ke kiri dengan kecepatan tinggi dan menghantam badan kiri kapal Lima Saudara dan karam sehingga membuat kepanikan penumpang. Sementara kapal Lima Saudara tidak terbalik sama sekali.
Warga yang menyaksikan kejadian langsung mengevakuasi para korban. Nahas, pasutri Sumali (50) dan Sukatmi (49) ditemukan tewas akibat tenggelam di TKP. Sementara puluhan penumpang lain diselamatkan meski sempat hanyut ratusan meter. Dalam insiden ini, polisi mengamankan empat pengemudi dan kernet kapal untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga:
Polisi amankan sopir & kernet speedboat yang tabrakan di Jembatan Ampera
4 Korban tewas & hilang usai tabrakan speedboat di Palembang adalah pasutri
2 Penumpang tewas dan 2 hilang usai speedboat tabrakan di Jembatan Ampera
Korban tewas dan luka speedboat tabrak pohon di Kaltara dibawa ke RSUD Tarakan
Speedboat rute Malinau tujuan Tarakan tabrak pepohonan, 5 orang tewas
2 Kapal tabrakan, 1 nakhoda terpental & hilang di laut Indragiri Hilir