Korban Pencabulan Pimpinan Ponpes di Jombang Jadi 15 Santriwati
Penyidik unit PPA Satreskrim Polres Jombang mengembangkan kasus pencabulan dan persetubuhan yang dilakukan oleh pimpinan salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Jombang. Dari keterangan saksi korban, masih ada 9 korban lain lagi, sehingga total menjadi 15 santriwati.
Penyidik unit PPA Satreskrim Polres Jombang mengembangkan kasus pencabulan dan persetubuhan yang dilakukan oleh pimpinan salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Jombang. Dari keterangan saksi korban, masih ada 9 korban lain lagi, sehingga total menjadi 15 santriwati.
Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Christian Kosasih mengatakan, perbuatan bejat tersangka Subechan (50) warga Dusun Sedati, Desa Kauman, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, sudah dilakukan sejak 2019 lalu.
-
Kapan Adilla memeluk anaknya? Adilla juga ngepost foto ultah anaknya, dapet pelukan papa yang hangat kayak Wulan.
-
Siapa pelaku pencabulan terhadap anak di Tanjung Pandan? Korban menceritakan kejadian pahit yang dialaminya. Oleh pelaku yang belakangan diketahui berinisial Brigpol AK diminta masuk ke sebuah ruangan. Sementara dua temannya diminta menunggu di luar. Korban tak menaruh curiga. Perintah Brigpol AK dia turuti. Sesampainya di ruangan, pintu malah dikunci dari dalam"Sedangkan kedua teman korban menunggu di ruangan lainnya, singkat cerita di ruang tersebut terjadi dugaan tindak pencabulan itu," kata KBO Satreskrim Polres Belitung, IPDA Wahyu Nugroho dalam konferensi pers di Polres Belitung.
-
Apa dampak pelukan bagi anak? Anak yang sering dipeluk atau merasakan sentuhan fisik dari orang tua juga cenderung memiliki hati yang tenang dan dapat menularkan kebahagiaan kepada orang lain ketika mereka dewasa. Hal ini karena mereka tidak terpapar kekerasan dan merasa aman serta dicintai.
-
Siapa yang bergantian mengasuh anak? Di sinilah peran Irfan Bachdim sebagai suami terlihat jelas. Ia tak segan untuk bergantian menggendong anak bungsu mereka yang masih membutuhkan banyak perhatian, memberikan Jennifer ruang untuk fokus pada pekerjaannya.
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
-
Bagaimana Adam Anak Ucok Baba menunjukkan kedekatan dengan pacarnya? Mereka terlihat mesra dan kompak dalam setiap momen yang mereka bagikan, menunjukkan kedekatan dan kasih sayang di antara mereka.
"Selain mencabuli, tersangka juga telah menyetubuhi korbannya di saat pondok dalam kondisi sepi," katanya, Senin (15/2).
Dalam pengungkapan kasus itu, awalnya polisi memeriksa 6 orang santriwati yang menjadi korban kebejatan pelaku. Dalam pengembangannya, Christian menyebut jika tersangka telah mencabuli dan memerkosa 15 orang santriwatinya.
"Kalau sementara ini yang kita mintai keterangan saksi ada 6 orang. Tapi mungkin nanti nambah jadi 15 orang. Sebab, keterangan saksi ada 15 orang dan dilakukan selama 2 tahun. Kejadiannya pas pondok sepi," kata Christian.
Tersangka Subechan diketahui sudah berkeluarga dan memiliki anak. Sehari-hari dia juga mengajar di pondoknya. Modusnya, mendatangi santri di kamarnya pada jam dini hari. Setelah itu tersangka membelai rambut dan mencium bibir korban. Di saat korban bangun dan kaget, tersangka pura-pura bertanya dan menyuruh salat Isya. Lalu, usai salat, tersangka membujuk dan merayu korban untuk disetubuhi.
Kejadian itu berulang kali terjadi dan membuat para korban merasa tertekan serta tidak berani melapor kepada orang tuanya karena menganggap tersangka sebagai orang panutannya.
"Jadi, pelaku itu mendatangi korban di kamarnya, pada saat salat tahajud (salat malam) korban diganggu lalu dicabulinya, ada yang disetubuhinya. Untuk korban tidak ada yang hamil. Saat ini kami masih terus mendalaminya," katanya.
Kapolres Jombang AKBP Agung Setyo Nugroho mengungkapkan, para santri yang menjadi korban tidak berani melapor kepada orang tua karena mereka menimba ilmu di situ dan menganggap tersangka sebagai panutan. Kini, setelah perbuatan pria paruh baya itu terbongkar, aktivitas di pondok pesantren itu berhenti dan seluruh santri dipulangkan ke rumah masing-masing.
"Ya, banyak korbannya, ada yang dari Jombang dan luar Jombang, Jawa Tengah juga ada pokoknya tidak di Jombang saja (Korbannya). Melakukan pada saat ada kegiatan malam, salat tahajud, subuh dan lainnya. Untuk sementara ini semua santri dipulangkan," jelas Agung.
Atas perbuatannya, Subechan dijerat pasal berlapis tentang pencabulan dan persetubuhan terhadap anak di bawah umur. Dia dikenakan pasal 76E jo pasal 82 ayat 1 dan 2 dan pasal 76D jo Pasal 81 Ayat 2 dan 3 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 35 tahun 2014 perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.
"Ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara maksimal 15 tahun penjara dan denda paling banyak Rp5 miliar dalam hal ini dilakukan oleh orang tua, wali, pengasuh anak, pendidik atau tenaga kependidikan maka pidananya ditambah sepertiga dari ancaman pidana," katanya.
(mdk/bal)