Korban sodomi di Karanganyar mulai bersikap seperti wanita
Korban sodomi di Karanganyar mulai bersikap seperti wanita. Sementara itu untuk para korban yang usianya masih dibawah sepuluh tahun akan diberikan pendampingan yang tepat, agar perilaku menyimpang tidak terjadi.
Salah seorang korban pencabulan (sodomi) yang dilakukan oleh Fajarudin (29) di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, ternyata ada yang sudah berusia dewasa. Saat ini pria yang menjadi korban perbuatan bejat Fajarudin tahun 2003 tersebut, terdaftar sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Solo.
Sangat disayangkan, kondisi korban saat ini berperilaku mirip layaknya seorang wanita. Perilaku mirip wanita itu diketahui setelah Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Karanganyar bersama tim pendamping menemui 16 korban Fajarudin, Jumat (24/3). Perilaku aneh mirip perempuan ditunjukkan salah satu korban dewasa.
"Sifatnya lemah lembut dan kemayu seperti perempuan," ujar salah seorang petugas Unit PPA saat pertemuan dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Tindakan yang akan dilakukan LPSK khusus untuk korban tersebut, adalah dengan memberikan pendampingan ekstra dibandingkan 15 korban lainnya. Hal itu dimaksudkan agar korban itu tidak memiliki perilaku menyimpang atau meniru perbuatan tersangka di kemudian hari.
Sementara itu untuk para korban yang usianya masih dibawah sepuluh tahun akan diberikan pendampingan yang tepat, agar perilaku menyimpang tidak terjadi.
Tenaga Ahli LPSK, Susilaningtiyas mengaku siap memberikan pendampingan kepada para korban. Pihaknya akan menerjunkan tim psikolog untuk melakukan pendampingan 16 korban Fajarudin. Salah satunya akan dilakukan pendekatan psikologis untuk menghindari taruma berkepanjangan.
"Selain pendampingan psikologis tim kami juga melakukan pendampingan yang lain. Para korban sodomi juga sangat rentan untuk terkena penyakit fisik seperti penyakit menular seks atau penyakit berbahaya lainnya. Kalau tidak ditangani secara tepat, dikhawatirkan akan menjadi masalah yang lebih besar di kemudian hari," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Karanganyar, Hadiasri Widyasari, mengatakan pihaknya akan memberikan treatmen khusus kepada para korban. Pihaknya juga akan menggandeng sejumlah aktivis dan pekerja sosial yang ada di Karanganyar dan Solo.
"Semakin banyak pihak yang ikut ambil bagian penanganan bisa lebih mudah dan cepat. Kami akan mendampingi mereka sampai sembuh," pungkasnya.