Korban Pelecehan Seksual Agus Buntung Terus Meningkat, Begini Kronologinya
Agus, seorang difabel dari Lombok yang terlibat dalam kasus pelecehan seksual, kini telah mencatatkan 13 korban, termasuk di antaranya anak-anak.
Kasus pelecehan seksual yang melibatkan Agus, seorang penyandang disabilitas dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, terus mengungkap fakta-fakta baru. Sejak kasus ini pertama kali terungkap pada Oktober 2024, jumlah korban yang melaporkan tindakan pelecehan seksual oleh Agus terus bertambah. Saat ini, tercatat ada 13 korban, di mana tiga di antaranya adalah anak-anak di bawah umur.
Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB, Joko Jumadi, menyatakan bahwa meskipun banyak korban yang sudah melapor, proses penyelidikan masih berlangsung. Beberapa korban telah diperiksa oleh pihak kepolisian, dan laporan juga telah diserahkan kepada Lembaga Perlindungan Anak (LPA) untuk penanganan lebih lanjut.
Kasus ini semakin menarik perhatian publik karena Agus, yang merupakan penyandang disabilitas tanpa kedua tangan, awalnya mengklaim bahwa dirinya difitnah oleh korban-korbannya.
Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa Agus tidak hanya melakukan pelecehan sekali, tetapi sudah berulang kali melakukan tindakan kekerasan seksual, bahkan di tempat-tempat umum seperti homestay di Mataram. Fakta-fakta baru ini semakin memperburuk reputasi Agus sebagai tersangka dalam kasus ini.
Kronologi Kasus
Kasus pelecehan seksual yang melibatkan Agus Buntung pertama kali terungkap pada tanggal 7 Oktober 2024, ketika seorang mahasiswi melaporkan bahwa dirinya adalah korban. Setelah penyelidikan dilakukan, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda NTB menetapkan Agus sebagai tersangka.
Agus, yang dikenal sebagai pria disabilitas dengan kondisi tanpa kedua tangan, sempat menuduh bahwa dirinya difitnah oleh korban. Namun, seiring berjalannya waktu, semakin banyak korban yang muncul dan menceritakan pengalaman mereka yang serupa, yaitu menjadi korban pelecehan seksual oleh Agus.
Hal ini mengindikasikan bahwa kasus yang awalnya dianggap sepele kini telah berkembang menjadi isu besar yang menarik perhatian publik.
Fakta Baru
Agus, pemilik homestay di Mataram, sering kali terlihat datang bersama berbagai korban yang berbeda setiap kali. Beberapa korban yang terlihat keluar dari kamar dalam keadaan panik, menangis, atau berlari terburu-buru. Hal ini semakin menguatkan dugaan bahwa Agus memiliki pola kekerasan seksual yang terencana.
Pengaruh Psikologis Agus terhadap Korban
Psikolog yang menangani kasus ini menjelaskan bahwa Agus memanfaatkan trik manipulasi emosional untuk mendekati para korbannya. Dengan kecerdasan manipulatif yang dimilikinya, Agus berhasil menipu banyak perempuan muda dengan cara yang sangat halus. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan Agus bukanlah suatu kebetulan, melainkan sebuah aksi yang telah direncanakan dengan cermat untuk memenuhi hasratnya.
1. Apa yang menyebabkan korban bertambah dalam kasus Agus?
Jumlah korban terus meningkat seiring dengan berlangsungnya penyelidikan yang lebih mendalam. Setelah korban pertama memberikan pengakuan, korban-korban lainnya pun mulai merasa berani untuk melaporkan kejadian yang mereka alami.
Kenyataan bahwa Agus kerap melakukan tindakan yang sama di lokasi umum seperti homestay semakin memperburuk keadaan dan menunjukkan bahwa perilaku Agus bukanlah suatu kebetulan.
2. Mengapa Agus bisa memanipulasi korbannya?
Agus dikenal memiliki keahlian dalam manipulasi emosi yang sangat mumpuni. Ia memanfaatkan statusnya sebagai penyandang disabilitas untuk membangun kedekatan emosional dengan para korbannya, sehingga mereka merasa terperangkap dalam hubungan yang tidak seimbang.
Menurut para psikolog, Agus mengaplikasikan berbagai trik psikologis untuk menciptakan rasa nyaman pada korban sebelum melaksanakan aksinya.
3. Apa langkah-langkah yang telah diambil untuk menangani kasus ini?
Saat ini, pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang korban. Untuk tiga di antara mereka yang masih anak-anak, penanganannya telah diserahkan kepada Lembaga Perlindungan Anak.
Selain itu, kepolisian juga aktif mengembangkan penyelidikan kasus ini dengan harapan dapat menemukan lebih banyak korban yang mungkin belum melaporkan kejadian yang menimpa mereka.