KPAI Akan Dampingi Remaja 15 Tahun Pembunuh Bocah 6 Tahun di Jakpus
Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra akan melakukan pendampingan terhadap remaja perempuan berusia 15 tahun, pelaku pembunuhan terhadap bocah 6 tahun di Jakarta Pusat. KPAI akan memastikan penanganan hukum terhadap pelaku mengacu peradilan anak.
Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra akan melakukan pendampingan terhadap remaja perempuan berusia 15 tahun, pelaku pembunuhan terhadap bocah 6 tahun di Jakarta Pusat. KPAI akan memastikan penanganan hukum terhadap pelaku mengacu peradilan anak.
"Kita berharap polisi menggunakan UU 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak di mana di situ ada hak anak yang diperhatikan, khususnya didampingi penasihat hukum," jelas Jasra saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (8/3).
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Bagaimana dampak buruk sadfishing bagi pelaku? Pada akhirnya orang lain akan memberikan stigma negatif terhadap kondisi orang yang melakukan sadfishing.
-
Kenapa menjenguk orang sakit itu penting? Menjenguk orang sakit tidak hanya sekedar memberikan bantuan fisik, tetapi juga memberikan bantuan spiritual melalui doa.
-
Apa motif pelaku melakukan pembunuhan? Dia sedang pusing mencari uang untuk membiayai kuliah adiknya beserta biaya kebutuhan hidup untuk orangtuanya.
-
Kapan kejadian pembunuhan itu terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
KPAI masih melakukan pendalaman dan pendampingan serta memastikan kondisi psikologis remaja tersebut.
"Karena kan pengakuannya dia terinspirasi terbiasa menonton film horor, jadi kami KPAI masih dalami komunikasi juga dengan Kementerian Perlindungan Anak untuk pendampingan psikologisnya," katanya.
Menurutnya, kasus ini harus menjadi pembelajaran para orangtua dan pihak terkait untuk terus memantau kondisi tumbuh kembang anak di usia remaja.
"Ini pembelajaran bagi kita para stake holder perlindungan anak untuk banyak belajar agar dapat mendeteksi kecenderungan ini bisa diantisipasi lebih awal lagi dengan melihat sisi psikisnya mengapa anak melakukan hal itu," ujar Jasra
Seperti diberitakan sebelumnya, remaja wanita berusia 15 tahun di Jakarta Pusat mengaku kepada polisi telah membunuh seorang anak dengan kejam. Korban ditenggelamkan berulang kali di bak mandi hingga lemas dan tewas.
Usai meregang nyawa, mayat balita tersebut disimpan di lemarinya hingga warga yang curiga menganggap balita tersebut telah diculik. Pelaku diduga mengalami kondisi kejiwaan ini kemudian mengakui perbuatannya dan mengaku puas tanpa rasa bersalah.
Reporter: Muhammad Radityo
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
ABG Pembunuh Bocah di Sawah Besar Akan Jalani Tes Psikologi di RS Polri
Kasus ABG Bunuh Bocah, Kak Seto Ingatkan Orangtua Awasi Pertumbuhan Psikologis Anak
ABG Habisi Bocah, Psikolog Duga Pelaku Punya Obsesi Membunuh
ABG Pembunuh Bocah 6 Tahun di Sawah Besar Ditempatkan di LPKA Cinere
Terinspirasi Film Pembunuhan, ABG Puas Usai Bunuh Bocah di Sawah Besar
Chucky dan Slender Man Jadi Film Favorit ABG Pembunuh Bocah di Sawah Besar