KPAI Sebut Banyak Sekolah Belum Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka
Retno mengatakan, pengawasan yang dilakukan terhadap 49 sekolah di 21 kabupaten/kota dan 8 provinsi selama enam pekan itu mengawasi persiapan sekolah, baik secara infrastruktur dan protokol kesehatan, menjelang rencana PTM pada awal tahun depan.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan hasil pengawasan terhadap persiapan sekolah yang menunjukkan bahwa banyak lembaga pendidikan itu yang belum siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) pada Semester Genap Tahun Ajaran 2020-2021.
"Dari 49 sekolah di 8 provinsi yang ditinjau KPAI menunjukkan fakta bahwa sekolah sebenarnya belum siap terkait infrastruktur dan protokol kesehatan, terutama SOP adaptasi kebiasaan baru di satuan pendidikan," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti di Jakarta, Senin (30/11).
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Apa alasan KKB menyerang dan membakar sekolah di Pinai? Penembakan buntut insiden penyerangan dan pembakaran sekolah dan kios warga di daerah itu.
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Kapan Anies-Cak Imin mendaftar ke KPU? Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) telah resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan Capres-Cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Bagaimana Anies-Cak Imin menuju ke KPU? Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) telah resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan Capres-Cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Saat itu, mereka menggunakan mobil Jeep untuk menuju ke KPU RI, Jakarta.
Dia mengatakan, pengawasan yang dilakukan terhadap 49 sekolah di 21 kabupaten/kota dan 8 provinsi selama enam pekan itu mengawasi persiapan sekolah, baik secara infrastruktur dan protokol kesehatan, menjelang rencana PTM pada awal tahun depan.
Hasil pengawasan yang dilakukan terhadap persiapan infrastruktur menunjukkan bahwa 100 persen sekolah memang telah menambah jumlah wastafel.
"Dari 49 sekolah yang kami datangi semuanya menambah wastafel, meski sebagian belum memenuhi rasio dengan jumlah peserta didik," ujarnya seperti dilansir dari Antara.
Berikutnya, 100 persen sekolah juga memiliki pengukur suhu meski jumlahnya juga belum mempertimbangkan rasio anak yang datang berbarengan pada pagi hari. Selain itu, 100 persen sekolah yang dipantau juga sudah menerapkan kewajiban memakai masker. Bahkan ada tulisan-tulisan untuk menerapkan protokol kesehatan di sekolah.
"Namun saat pengawasan, KPAI justru menemukan guru-guru yang tidak menggunakan masker atau meletakkan masker di dagu atau digantung di leher dan bahkan di atas kepala," ungkap Retno.
Masih dari hasil pengawasan, KPAI juga menemukan bahwa hanya 14,28 persen sekolah yang menyiapkan cairan antiseptik dan hanya 8,16 persen sekolah menyiapkan ruang isolasi sementara.
Sedangkan, hasil lainnya menunjukkan bahwa hanya 40,81 persen sekolah yang menyiapkan tanda jaga jarak dan hanya 6,1 persen sekolah yang menyiapkan modul pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dibuat secara mandiri oleh guru.
Sementara itu, hasil pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan di sekolah dalam persiapan PTM Semester Genap menunjukkan bahwa hanya 4,8 persen sekolah yang melakukan rapid test atau tes cepat untuk seluruh guru dan karyawan dan siswa yang akan melaksanakan PTM dengan biaya yang ditanggung oleh Pemda. Contohnya seperti yang terjadi di Solo dan Madiun.
Kemudian, mereka juga menemukan baru 4,08 persen sekolah saja yang sudah menempelkan protokol di lingkungan sekolah.
"Berikutnya, hanya 6,12 persen sekolah yang sudah menyusun protokol kesehatannya. Tapi 93,88 persen (lainnya) hanya menyusun tiga protokol kesehatan, yaitu kedatangan, selama di sekolah dan kepulangan," terang Retno.
Hasil pengawasan KPAI juga hanya menemukan 20,40 persen sekolah yang menyosialisasi protokol kesehatan kepada guru, orang tua dan siswa dengan 79,60 persen lainnya belum. Disusul dengan penemuan 8,16 persen Dinas Pendidikan yang melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk penyiapan buka sekolah.
Sementara itu, sekolah yang melakukan pemetaan terhadap warga sekolah yang memiliki komorbid baru sekitar 8,16 persen dari total 49 sekolah yang diawasi di lapangan.
Baca juga:
Mendikbud Soal Belajar Tatap Muka 2021: Sekolah Tidak Dibuka Kalau Pemda Belum Siap
Murid SMP Jalani UAS Tatap Muka di Tengah Wabah Covid-19
Begini Kondisi Ruang Kelas Kala Pembelajaran Tatap Muka 2020/2021 Di Masa Pandemi
Sekolah Bersiap Jalankan Pembelajaran Tatap Muka, Ini Penjelasan Disdikbud Sumut
Syarat Agar Pembelajaran Tatap Muka Tak Timbulkan Klaster Baru
Mendikbud Jabarkan Kondisi Sekolah Saat Dimulai Belajar Tatap Muka