KPK upayakan penangguhan penahanan terhadap Novel Baswedan
KPK berupaya memenuhi janji jika Novel ditahan Bareskrim
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) langsung mengadakan rapat pimpinan (Rapim). Hal itu dilakukan untuk membahas langkah apa yang akan dilakukan lembaga antirasuah terkait penahanan salah satu penyidik, Novel Baswedan tadi malam.
Menurut keterangan pelaksana tugas (Plt) Wakil Ketua KPK, Johan Budi SP lima pimpinan akan meminta pihak Polri untuk melakukan penangguhan penahanan terhadap Novel Baswedan.
"Kami sedang mengupayakan untuk dilakukan penangguhan penahanan," kata Johan saat dikonfirmasi, Jakarta, Jumat (1/5).
Adapun upaya penangguhan itu dilakukan, lantaran pihak KPK pernah berjanji akan pasang badan jika Novel ditahan. Saat itu, Novel yang seharusnya diperiksa Bareskrim Mabes Polri dilarang untuk hadir dalam pemeriksaan tersebut.
Sebelumnya, penyidik Novel Baswedan ditangkap di rumahnya di kawasan Kelapa Gading sekitar pukul 24.00 WIB. Siurat perintah penangkapan Novel dengan Momor SP.Kap/19/IV2015/Dittipidum memerintahkan membawa Novel ke kantor polisi.
Dalam surat tersebut disebutkan untuk segera melakukan pemeriksaan karena diduga keras melakukan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan luka berat dan atau seseorang pejabat yang dalam suatu perkara pidana menggunakan sarana paksaan, baik untuk memeras pengakuan maupun untuk mendapat keterangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 351 ayat (2) KUHP dan atau pasal 422 KUHP Jo pasal 52 KUHP yang terjadi di Pantai Panjang Ujung Kota Bengkulu tanggal 18 Februari 2004 atas nama pelapor Yogi Hariyanto.
Surat tertanggal 24 April 2015 itu ditandatangani Direktur Tindak Pidana Umum selaku penyidik Brigjen Pol Herry Prastowo. Sementara yang menyerahkan surat adalah AKBP Agus Prasetoyono dengan diketahui oleh ketua RT 003 Wisnu B dan ditandatangani pada Jumat, 1 Mei 2015.
Novel Baswedan dituding pernah melakukan penembakan yang menyebabkan tewasnya seseorang pada 2004. Pada Februari 2004, Polres Bengkulu menangkap enam pencuri sarang walet, setelah dibawa ke kantor polisi dan diinterogasi di pantai, keenamnya ditembak sehingga satu orang tewas.
Novel yang saat itu berpangkat Inspektur Satu (Iptu) dan menjabat Kasat Reskrim Polres Bengkulu dianggap melakukan langsung penembakan tersebut.
Pada 5 Oktober 2012 lalu, Direskrimum Polda Bengkulu Kombes Dedi Irianto bersama dengan sejumlah petugas dari Polda Bengkulu dan Polda Metro Jaya juga pernah mendatangi KPK untuk menangkap Novel saat Novel menjadi penyidik korupsi pengadaan alat simulasi roda dua dan roda empat di Korps Lalu Lintas (Korlantas) tahun anggaran 2011.
Namun pimpinan KPK menolak tuduhan tersebut karena menganggap Novel tidak melakukan tindak pidana dan bahkan mengambil alih tanggung jawab anak buahnya serta telah menjalani sidang di majelis kehormatan etik dengan hukuman mendapat teguran keras.