KPP Ajak Pedagang, Santri dan Mahasiswa Kecam Puisi Neno Warisman
Ketum KPP Abdul Rosyid Arsyad mengatakan, seharusnya kalimat puisinya diisi dengan pujian dan harapan agar dikabulkan, bukan dengan kalimat yang terkesan memaksa dan mengancam Allah. Menurutnya, jika puisi tersebut di anggap doa, maka harus etika dari seorang yang membacanya.
Puisi anggota BPN Capres Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Neno Warisman di aksi Munajat 212 Kamis lalu mendapat kecaman dari Komite Pedagang Pasar (KPP).
Ketum KPP Abdul Rosyid Arsyad mengatakan, seharusnya kalimat puisinya diisi dengan pujian dan harapan agar dikabulkan, bukan dengan kalimat yang terkesan memaksa dan mengancam Allah. Menurutnya, jika puisi tersebut di anggap doa, maka harus etika dari seorang yang membacanya.
-
Siapa Pak Warnoto? Saat ditemui, Pak Warnoto baru pulang dari ladangnya.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa yang dilakukan Mayjen Kunto Arief Wibowo saat ngopi? Ada momen unik saat Kunto Arief justru meminum kopi bukan dengan gelas namun dengan potongan botol air mineral. "Kau mentingin gelasnya apa kopinya?" "Rasa kopi plastik kan ide baru katanya. Ori kopi bening. Ini enak banget cobain," kata Kunto Arief.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Bagaimana Raden Ario Soerjo meninggal? Lalu mereka disuruh turun kemudian dibawa ke hutan dan dihabisi nyawanya oleh PKI.
Merespons puisi Neno, pihaknya berencana mengajak para pedagang, alumni pesantren dan mahasiswa untuk bersama-sama mengecam puisi tersebut.
"Kami Komite Pedagang Pasar akan mengajak pedagang, santri dan mahasiswa se-Indonesia, untuk mengecam puisi yang dibacakan oleh Ibu Neno Warisman, dan memenangkan paslon 01 Pak Jokowi dan Abah Ma'ruf Amin," Kata Abdul Rosyid Arsyad dalam keterangan tertulis, Senin (25/2).
Rosyid menjelaskan penggalan kalimat puisi yang dibacakan Neno Warisman yang menjadi kecaman adalah 'Karena jika engkau tak menangkan, kami khawatir ya Allah, kami khawatir, ya, Allah, tidak ada lagi yang menyembahmu, ya Allah.'
"Kalimat tersebut menyatakan seolah olah jika Pak Jokowi lanjut lagi jadi presiden, maka tidak ada lagi yang menyembah Allah," jelasnya.
Menurutnya, akibat puisi tersebut, banyak pedagang yang berencana mengecam penolakan Neno Warisman, dan mendukung pemenangan serta memilih Jokowi.
Terkait persoalan ini, Jubir BPN, Andre Rosiade mengatakan, puisi Neno mengutip doa Rasulullah saat menghadapi perang badar. Puisi itu ditujukan kepada umat Islam secara umum, bukan dalam konteks politik.
"Puisi Mbak Neno tidak ada hubungannya dengan Capres. Mbak Neno berpuisi dan mengutip doa Rasulullah di perang badar, ditujukan untuk umat Islam secara umum, tidak ditujukan untuk kontestasi pilpres," tegas Andre kepada wartawan, Minggu (24/2).
(mdk/cob)