Krisis air, petani di Sragen alih profesi jadi penambang pasir
Selain beralih profesi menjadi penambang pasir para petani wanita juga menjadi kuli gendong di Bengawan Solo.
Krisis air akibat kemarau panjang yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini membuat sejumlah petani di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah beralih profesi menjadi penambang pasir. Hal tersebut dilakukan lantaran, sawah mereka tak mendapatkan aliran air, sehingga tak bias ditanami padi maupun palawija.
Agar tetap bertahan hidup, para petani di Kecamatan Tangen Sragen, mulai meninggalkan pekerjaan mereka menggarap sawah yang biasanya ditanami padi atau palawija. Mereka beralih profesi sebagai penambang pasir di aliran Sungai Bengawan Solo. Dengan pekerjaan baru itu para petani mampu mendapatkan penghasilan ribuan hingga puluhan ribu rupiah per hari.
Salah satu petani Suparman mengaku cukup terbantu dengan pekerjaan baru tersebut. Penghasilan dari penjualan pasir tersebut bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bisa untuk bertahan hidup serta untuk membiayai sekolah anak-anaknya.
"Lumayan mas, setiap kemarau kita selalu menambang pasir seperti ini. Bisa untuk menyambung hidup," ujar Suparman, Jumat (3/10).
Dengan membawa peralatan penambang seperti cangkul dan sekop, sejumlah petani di Desa Katelan melakukan penambangan pasir di aliran sungai Bengawan Solo yang kini kondisinya telah mongering. Upaya yang dilakukan oleh sejumlah petani ini selain memanfaatkan sungai yang kering untuk diambil pasirnya. Usaha dalam melakukan penambangan pasir tersebut mampu mendapatkan penghasilan hingga 300 ribu rupiah dalam setiap harinya.
Selain beralih profesi menjadi penambang pasir para petani yang juga terdiri dari para ibu rumah tangga ini, juga menjadi kuli gendong dengan membawa pasir untuk dikumpulkan ketepian sungai. Usaha yang dilakukannya itu sebagai pengganti penghasilannya di saat kemarau tiba. Dengan membawa pasir yang berjarak 500 meter dari tengah hingga ketepian sungai, para ibu rumah tangga ini mendapatkan upah sebesar 500 rupiah dalam satu kali bawa.
Sedangkan dalam satu harinya untuk membawa pasir tersebut, ibu rumah tangga ini mampu membawa 25 kantong pasir dan mendapatkan hasil 12.000 rupiah.
Baca juga:
Kemarau, PMI Jateng salurkan 1,8 juta liter air bersih
Hotel menjamur, sumur warga Yogyakarta semakin mengering
24 Kecamatan di Yogyakarta darurat kekeringan
BMKG: Ada 4 penyebab cuaca ekstrem di Semarang
Kemarau panjang, produksi susu perah di Kediri merosot
PMI Jateng sediakan 1,8 juta liter air bersih atasi kekeringan
Atasi kekeringan,Pemda Jateng diminta optimalkan pengairan waduk
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kapan Air Rumi lahir? Air Rumi, anak dari pasangan Irish Bella dan Ammar Zonni lahir pada 17 September 2020.
-
Siapa Kiai Ageng Muhammad Besari? Kiai Ageng Muhammad Besari merupakan tokoh penyebar Islam di wilayah Ponorogo pada abad ke-17. Untuk mendukung misi penyebaran agama Islam yang ia lakukan, Kiai Ageng Besari mendirikan Pondok Pesantren Tegalsari atau Gebang Tinatar.