Kronologi RSCM Temukan Ethylene Glycol Diduga Kuat Penyebab Gagal Ginjal Anak
Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti mengatakan sampel obat yang pernah dikonsumsi pasien diteliti di laboratorium yang telah bekerja sama dengan RSCM.
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta merawat sebanyak 49 anak yang menderita gagal ginjal akut progresif atipikal, terhitung dari Januari 2022. Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti mengatakan sampel obat yang pernah dikonsumsi pasien diteliti di laboratorium yang telah bekerja sama dengan RSCM.
Dia menegaskan upaya penyelidikan penyebab penyakit merupakan upaya kolaborasi berbagai pihak termasuk bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), hingga industri farmasi.
-
Kapan gejala penyakit ginjal muncul? Gejala penyakit ginjal dapat sangat bervariasi, mulai dari gejala ringan seperti kelelahan dan nyeri punggung, hingga gejala yang lebih serius seperti pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, serta gangguan pada tekanan darah.
-
Bagaimana cara mencegah gagal ginjal? Gagal ginjal dapat dicegah dengan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan secara rutin.Pertama, sangat penting untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dengan meninggalkan kebiasaan merokok dan menghindari alkohol.Selain itu, memantau fungsi ginjal secara teratur melalui tes darah dan urin juga penting untuk memastikan kesehatan ginjal. Kemudian mengontrol tekanan darah dengan menjaga pola makan yang sehat.Berolahraga secara teratur dan menghindari makanan yang tinggi garam juga dapat membantu mencegah gagal ginjal.Selain itu, memperhatikan asupan cairan dengan minum air putih yang cukup juga sangat penting untuk menjaga kesehatan ginjal.
-
Apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi gagal ginjal? Apabila penyakit ginjal sudah tahap akhir alias gagal ginjal kronis, maka tidak bisa lagi diperbaiki, yang bisa dilakukan adalah mengganti fungsi ginjal menyaring dan membuang racun dengan cuci darah alias hemodialisis, continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), atau transplantasi ginjal.
-
Bagaimana cara mengatasi gagal ginjal kronis? Apabila penyakit ginjal sudah tahap akhir alias gagal ginjal kronis, maka tidak bisa lagi diperbaiki, yang bisa dilakukan adalah mengganti fungsi ginjal menyaring dan membuang racun dengan cuci darah alias hemodialisis, continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), atau transplantasi ginjal.
-
Kapan gejala kanker ginjal muncul? Secara umum, kanker ginjal tidak menimbulkan gejala saat masih stadium awal. Apabila sudah memasuki stadium lanjut, gejala kanker ginjal yang dapat muncul, yaitu:• Demam yang tidak kunjung mereda• Benjolan di sekitar pinggang atau perut• Keringat berlebih, terutama pada malam hari• Berat badan turun tanpa sebab yang jelas• Kehilangan selera makan• Kurang darah• Pucat, lemas, dan mudah lelah
"Di awal (kemunculan kasus) kami tidak memikirkan ke arah obat (penyebab). Jadi yang kami baru teliti tentang obat ini baru di 11 pasien terakhir yang sekarang ada (dirawat), mungkin lebih. Maksudnya yang diperiksa untuk toksikologinya," jelas Lies di Jakarta, Kamis (20/10).
Menurut Lies, sampel yang sudah diambil pihaknya hingga saat ini belum semua hasil pemeriksaan keluar.
"Kami lagi menunggu karena hasil yang ke kami itu baru enam (sampel obat dari enam pasien), baru keluar hasilnya dari yang semua kami kirim. Semua sampel sudah kami kirim, tinggal hasilnya. Tapi dari hasil enam itu, ada yang sudah kelihatan bahwa kita membutuhkan antidot-nya," katanya.
Untuk penanganan pasien, Lies menjelaskan tata laksana awal yang dilakukan pada pasien mulai dari pemeriksaan lengkap terlebih dahulu serta pengobatan berdasarkan simtomatik atau sesuai gejala yang muncul.
Mengenal Tiga Zat Berbahaya Ditemukan Pada Pasien Gangguan Ginjal Akut
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memaparkan hasil investigasi sementara terkait gangguan ginjal akut pada anak. Data Kemenkes per Rabu (20/10) jumlah anak, terutama usia balita dengan suspek gangguan ginjal akut mencapai seratus orang lebih.
Hasil investigasi menyebut pasien balita terkena gangguan ginjal akut karena terpapar tiga zat kimia berbahaya. Yakni ethylene glycol-EG, diethylene glycol-DEG, ethylene glycol butyl ether-EGBE.
Menurut Menteri Kesehatan, Gunadi Sadikin, kandungan EG, DEG, dan EGBE seharusnya tidak ada atau berkadar sedikit dalam komposisi obat-obatan sirop anak.
Lalu bagaimana fungsi sebenarnya dari ketiga zat berbahaya tersebut dan efek yang timbul jika dikonsumsi? merdeka.com melakukan penelusuran dari berbagai sumber:
1. Etilen Glikol
Etilen glikol merupakan bahan kimia berupa cairan sirop yang jernih dan tidak berwarna. Bahan ini tidak berbau tetapi memiliki rasa manis. Seringkali EG berfungsi sebagai antibeku serta digunakan sebagai bahan campuran kosmetik, tinta stempel dan pulpen.
Etilen glikol juga berpotensi untuk mencemari lingkungan, khususnya air tanah dan air sungai.
Beberapa penelitian juga telah menunjukkan bahwa bahan ini memiliki efek samping. Dilansir dari pubchem.ncbi.nlm.nih.gov, efek ringan yang dialami manusia ketika menghirup bahan tersebut ialah iritasi tenggorokan dan saluran pernapasan bagian atas. Sementara pada tikus yang terpapar bahan EG dalam makanannya, didapati adanya tanda-tanda toksisitas ginjal dan efek hati.
Hal ini juga diperkuat dengan temuan melalui laman sciencedirect.com dan cdc.gov yang menyatakan bahwa, etilen glikol dan produk sampingannya yang beracun dapat memengaruhi sistem saraf pusat (SSP), jantung, hingga ginjal. Bahkan, menelan EG dalam dosis cukup banyak dapat berpotensi menyebabkan kematian.
2. Diethylene glycol (DEG)
Diethylene glycol (DEG) bahan kimia yang sifatnya hampir sama dengan ethylene glycol. Keduanya memiliki ciri-ciri tidak barbau, tidak berwarna, dan rasanya sedikit manis. Meski begitu, DEG jauh lebih sedikit mudah menguap dari etilen glikol dan memiliki kegunaan khusus. DEG kerap digunakan sebagai bahan dalam produk pembersih.
Dilansir dari pubchem.ncbi.nlm.nih.gov, penggunaan bahan DEG dengan dosis oral/lethal/tunggal yang aman untuk manusia adalah sekitar 1 mL/kg.
3. Ethylene glycol butyl ether (EGBE)
Ethylene glycol butyl ether (EGBE) JUGA memiliki karakteristik yang sama karena berasal dari keluarga glikol eter. Hasil percobaan bahan menunjukkan jika dikonsumsi, efek terhadap sel darah merah yang ditimbulkan kepada manusia tidak lebih sensitif daripada tikus . EDBE memiliki tingkat toksititas yang lebih rendah, sehingga ketika digunakan pada anak-anak pada dosis yang kecil, efek yang didapat juga lebih rendah daripada orang dewasa.
EGBE memiliki kegunaan yang hampir sama seperti dua bahan sebelumnya, yakni formulator bahan pembersih rumah tangga dan tinta.
(mdk/ded)