Lagi, Tawa Pengunjung Sidang Ferdy Sambo Pecah Gara-Gara Kuat Ma'ruf
Reni membeberkan Kuat Ma'ruf memiliki kecerdasan yang tergolong di bawah rata-rata dibanding populasi orang seusia.
Kuat Ma'ruf kembali mengundang tawa pengunjung sidang Ferdy Sambo. Kali ini, lantaran hasil assesment psikologis dibuka oleh Asosiasi Psikologi Forensik (APFISOR) Reni Kusuma Wardhani.
Reni mengungkap, hasil test assesment Kuat Ma'ruf menunjukkan tingkat kecerdasannya di bawah rata-rata.
-
Apa sanksi yang diterima Ferdy Sambo? Ferdy Sambo diganjar sanksi Pemecetan Tidak Dengan Hormat IPTDH).
-
Siapa Brigadir Jenderal Sahirdjan? Bapak Itu Brigadir Jenderal Sahirdjan, Guru Besar Akademi Militer!
-
Siapa yang memimpin Sidang Kode Etik Polri untuk Ferdy Sambo? Demikian hasil Sidang Kode Etik Polri yang dipimpin jenderal di bawah ini: As SDM Polri Irjen Wahyu Widada.
-
Siapa Fredy Pratama? "Enggak (Tidak pindah-pindah) saya yakinkan dia masih Thailand. Tapi di dalam hutan," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, Rabu (13/3).
-
Bagaimana proses Sidang Kode Etik Polri untuk Ferdy Sambo? Demikian hasil Sidang Kode Etik Polri yang dipimpin jenderal di bawah ini: As SDM Polri Irjen Wahyu Widada.
-
Siapa yang berperan sebagai Fadil di sinetron Bidadari Surgamu? SCTV dikenal sebagai salah satu stasiun televisi swasta yang secara konsisten menyajikan tayangan hiburan berupa sinetron berkualitas. Salah satu sinetron andalan SCTV yang digandrungi penonton adalah Bidadari Surgamu. Cerita cinta yang diangkat dalam sinetron ini berhasil menarik perhatian penonton setia layar kaca. Kesuksesan sinetron Bidadari Surgamu ini juga tak lepas dari kehadiran aktor dan aktris muda ternama. Salah satunya adalah Yabes Yosia yang berperan sebagai Fadil.
Reni awalnya dipersilakan jaksa membacakan hasil asesmen psikologis Kuat Ma'ruf.
"Untuk terdakwa Kuat Ma'ruf bisa langsung saja," pinta Jaksa di PN Jakarta Selatan, Rabu (21/12).
Reni membeberkan Kuat Ma'ruf memiliki kecerdasan yang tergolong di bawah rata-rata dibanding populasi orang seusia.
"Jadi bapak Kuat Ma'ruf lebih lambat dalam memahami informasi," ujar Reni.
Sebelum melanjutkan, Reni meminta izin sembari mengucapkan permohonan maaf kepada Kuat Ma'ruf
"Izin pak Kuat. Mohon maaf ini bisa dibuka ya. Iya izin pak Kuat iya," kata Reni menoleh ke arah Kuat Ma'ruf.
Jawaban Reni disambar oleh Jaksa Penuntut Umum.
"Dia senang dibuka bu," jawab Jaksa.
Mendengar itu, suasana sidang riuh. Reni yang sedang memberikan kesaksian ikut tertawa kecil.
Reni mengatakan, Kuat Ma'ruf lebih lambat di dalam memahami informasi dan menyesuaikan diri dari tuntutan lingkungan, tetapi memiliki potensi untuk memahami keadaan di lingkungan sekitar melalui nilai-nilai moral yang dia yakini dan melalui kebiasaan yang dialami.
"Artinya untuk Kuat Ma'ruf menerima informasi itu apabila disampaikan oleh orang yang dekat dengan dia yang sudah sehari-hari bekerja dengan dia itu akan sangat mudah tanpa proses secara panjang," jaksa melemparkan pertanyaan.
Reni menjawab belum tentu demikian. Tetapi, Kuat Ma'ruf mengandalkan pola-pola, kebiasaan yang dia pahami dan mengandalkan value atau nilai-nilai moral yang dimiliki.
"Jadi ini pemahaman moralnya baik. Jadi pada bapak Kuat Ma'ruf ini tidak mudah disugesti, kepatuhannya tinggi, tetapi tidak mudah disugesti, dan dari hasil kepura-puraan tidak didapatkan kepura-puraan," ujar Reni.
Tak cuma Kuat Ma'ruf, Asisten Rumah Tangga lain yakni Susi turut dilakukan pemeriksaan psikologis. Bahkan, hasilnya kecerdasaan Susi sangat rendah.
"Sehingga butuh kesabaran dan daya ingatnya juga tidak terlalu baik untuk ibu Susi," ujar Reni.
Reporter: Ady Anugrahadi/Liputan6.com
(mdk/rhm)