Langkah membangun insan cerdas serta kompetitif melalui pendidikan bahasa dan sastra
Namun, hal mendasar untuk mendayagunakan pendidikan yang sebenarnya dari segi strategis-pragmatis adalah masalah bagaimana mengajarkan keterampilan berbahasa dan mendayagunakan teks bahasa dan sastra bukan apa yang dilakukan dengan struktur bahasa dan teks sastra itu.
Pendidikan bahasa dan sastra saat ini kurang mendapatkan perhatian. Padahal, dalam konteks pendidikan nasional pada era kompetisi global saat ini, bahasa dan sastra sangatlah penting. Yaitu sebagai sarana membangun insan Indonesia yang cerdas dan komprehensif.
Menurut Kepala Subbidang Sastra Kemendikbud Ganjar Harimansyah, Pendidikan bahasa (dan sastra) memang tidak cukup hanya mengandalkan segi-segi taktis, seperti adanya perubahan pengajaran atau pengembangan kurikulum. Perbaikan itu harus disertai pengembangan sumber daya guru dan pemerkayaan khasanah bacaan/buku bahasa (dan sastra).
-
Apa yang disosialisasikan Kemendag? Kementerian Perdagangan berupaya untuk terus mendorong kinerja ekspor dengan memberikan kemudahan dan kepastian hukum. Untuk itu, Kemendag menggelar sosialisasi dua Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) terbaru mengenai ekspor pada Selasa, 18 Juli 2023.
-
Apa yang dimaksud dengan kesepian? Kesepian adalah perasaan kesepian, terisolasi, dan tidak terhubung dengan orang lain.
-
Apa itu kambing kendit? Kambing kendit adalah salah satu jenis kambing yang memiliki ciri fisik yang unik. Tubuhnya kecil dan pendek dengan warna tubuh yang dominan putih dan hitam. Kambing kendit memiliki bulu yang keriting dan tanduk yang pendek, membuatnya mudah dikenali di antara jenis kambing lainnya.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Kapan embung di Kebumen itu dibangun? Embung itu terletak di daerah perbukitan, tepatnya di Desa Giritirto, Kecamatan Karanggayam, Kebumen. Selintas tidak ada yang salah dengan pembangunan embung itu. Namun sejak dibangun pada tahun 2018 lalu, embung itu tidak bisa digunakan untuk kepentingan warga.
-
Apa yang dimaksud dengan ketombe? Ketombe atau dermatitis seboroik adalah kondisi yang ditandai dengan adanya serpihan putih atau kekuningan pada kulit kepala.
Namun, hal mendasar untuk mendayagunakan pendidikan yang sebenarnya dari segi strategis-pragmatis adalah masalah bagaimana mengajarkan keterampilan berbahasa dan mendayagunakan teks bahasa dan sastra bukan apa yang dilakukan dengan struktur bahasa dan teks sastra itu.
"Pendidikan bahasa (dan sastra) memang bukan sekadar mengajarkan struktur bahasa atau cerita, permainan bahasa, atau memberikan pengetahuan tentang pola kalimat atau jenis-jenis sastra, angka tahun, serta nama-nama untuk dihafalkan. Sebab, bahasa (dan sastra) bukan hanya tulisan dan lembaran-lembaran kertas. Bahasa dan teks sastra sebagai 'sumber' pendidikan harus dilihat sebagai bentuk nyata penggunaan bahasa yang potensial. Sungguh sayang jika berbagai aspek kehidupan yang bisa digali dalam pemakaian bahasa dan karya sastra hanya dijadikan bahan hafalan," Kata Ganjar.
Untuk mencapai kemajuan di bidang pendidikan bahasa (dan sastra), dibutuhkan langkah-langkah konkret, cepat, dan satu sama lain harus saling berkaitan.
Ganjar menyebutkan ada sembilan langkah yang bisa dilakukan. Pertama, definisikan ulang materi bahasa (dan sastra) yang harus diajarkan di sekolah.
"Banyak mazhab yang berbicara tentang kurikulum mengenai apa yang seharusnya diberikan pada peserta didik, namun yang terpenting kita dapat memadukan teori-teori terbaik dari sistem-sistem yang telah terbukti berhasil," ujarnya.
Kedua, polakan kurikulum dalam empat bagian, dengan penilaian diri dan pelatihan keterampilan hidup sebagai komponen kunci—yang menekankan: (a) citra diri dan perkembangan pribadi, (b) pelatihan keterampilan hidup, (c) belajar tentang cara belajar dan berpikir, dan (d) kemampuan-kemampuan akademik-intelektual dan artistik yang spesifik. Setiap aspek tersebut dapat disatupadukan untuk saling mendukung dan melengkapi pendidikan sastra.
Ketiga, terapkan tiga tujuan untuk sebagian besar pembelajaran dan pengajaran bahasa (dan sastra). "Mempelajari keterampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran bahasa (dan sastra) yang spesifik, mengembangkan kemampuan konseptual umum—mampu belajar menerapkan konsep bahasa (dan sastra) dengan bidang-bidang lain, dan mengembangkan kemampuan apresiasi dan sikap pribadi yang apresiatif yang secara mudah dapat digunakan dalam segala tindakan nyata," sebut Ganjar.
Keempat, Definisikan ulang tempat-tempat terbaik untuk pengajaran—bukan hanya di sekolah atau ruang kelas. Kelima, agendakan dalam pembelajaran bahasa (dan sastra) di kelas. Keenam, temukan gaya belajar dan kecerdasan individu, dan layani setiap gaya yang ada. Ketujuh, pelajari komputer dan internet.
Kedelapan, posisikan kembali peran pendidikan sastra di dunia pendidikan kita karena kita hidup di era komunikasi digital ketika setiap orang dapat berkomunikasi dengan siapa saja. Dan terakhir bukalah pikiran dan ciptakan komunikasi yang segar.
Untuk akselerasi tujuan di atas, pendidikan bahasa (dan sastra) memerlukan komponen-komponen pembelajaran dan bahan-bahan ajar yang unggul, termasuk di dalamnya subkomponen alokasi waktu dan metode pembelajaran. Hal ini berarti bahwa pendidikan (dan sastra) dapat dimaksimalkan untuk perkembangan individual pembelajar, menciptakan suasana menyenangkan, penyediaan akses pemerolehan pengalaman baru dan berbeda, merangsang kepekaan perasaan dan proses berpikir, keinginan, serta kreativitas peserta didik.
(mdk/hhw)