Ledakan di Semarang berasal dari simulasi peledakan bom Polri
Simulasi hendak menguji coba dua mobil BMW anti peluru buatan Australia dengan cara meledakkan menggunakan tiga dinamit.
Misteri ledakan bom yang menghebohkan warga Ngaliyan, Semarang, pada Rabu (27/8) kemarin, sedikit demi sedikit mulai terkuak. Ledakan itu terjadi karena ada insiden saat simulasi peledakan bom yang digelar oleh personel Jakarta Center for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) Mabes Polri yang bekerjasama dengan intelejen Australia.
"Untuk pemicu ledakan yang ada di sana di luar perkiraan polisi," ujar anggota kepolisian Polda Jawa Tengah yang tidak mau disebut nama, Kamis (28/8).
Awalnya, penyelenggara simulasi hendak menguji coba dua mobil BMW anti peluru buatan Australia dengan cara meledakkan menggunakan tiga dinamit. Namun, dari tiga dinamit yang dipasang di bodi mobil hanya dua buah yang meledak.
Akibat ledakan tersebut, belasan rumah warga di RT 04, 05 dan 06 RW V Perumahan Pratama Green Residence Kedungpane Mijen rusak parah. Ketua RW V Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Semarang, Suyoto, menduga, ada kelalaian dari pihak penyelenggara sehingga ledakan bom menimbulkan suara keras hingga terdengar sampai radius 18 kilometer.
"Akibatnya, dari 208 rumah milik Penerbad di Perum Permata Green Residence hampir 90 persen di antaranya rusak pasca-ledakan. Brimob mungkin saat itu tidak mengira ledakannya keras sekali," kata Suyoto, Kamis (28/8).
Pasca-ledakan, kata Suyoto, warga berhamburan dan terlihat asap pekat warna hitam membumbung tinggi di atas rumah warga. Dari data polisi, efek ledakan itu membuat 65 rumah di tiga kampung dekat lokasi simulasi rusak parah.
Sementara itu, warga RT 06/ RW V Perum Permata Green Residence, Estu Hidayanto, (37), mengaku mengalami kerugian cukup banyak karena eternit bangunan ambrol terkena hempasan ledakan bom.
"Ketika saya protes, di lokasi kejadian personelnya komplit yakni dari Tim Gegana, Densus Antiteror 88, Polrestabes Semarang dan Brimob," ucap Estu.