Lestarikan pusaka Budaya, YAD konservasi karya lukis Raden Saleh
Acara tersebut masih satu rangkaian dalam konservasi lukisan Raden Saleh.
Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) melakukan konservasi lukisan seni lukis tradisional Indonesia yang ada di Kerthagosa Klungkung, Bali. Ini merupakan langkah lanjutan setelah pernah mengkonservasi lukisan-lukisan karya Raden Saleh.
Ketua YAD Hashim Djojohadikusumo mengatakan, karya-karya seni ini merupakan bukti kemampuan Indonesia. Untuk itu pihaknya merasa perlu melakukan konservasi atas karya-karya tersebut.
"Kegiatan Konservasi Lukisan merupakan bagian dari kegiatan pelestarian kekayaan pusaka budaya (cultural heritage) bangsa Indonesia sehingga YAD bertekad dan mengajak semua pihak untuk terus meningkatkan kegiatan konservasi karya seni lukis Indoneia, baik dalam kuantitas maupun kualitas," ujarnya dalam sambutannya acara Syukuran Pamungkas Pameran di Galeri Nasional, Jakarta, Minggu (8/3).
YAD telah menyelenggarakan Pelatihan Konservasi Lukisan pada 7-8 Februari 2015 untuk memperkenalkan ilmu konservasi lukisan sehingga semakin banyak ahli konservasi lukisan dari dalam negeri.
Seperti diketahui dalam program konservasi lukisan karya Raden Saleh pada tahun 2013 lalu, YAD bekerjasama dengan Goethe Institute dan Sekretariat Presiden Republik Indonesia. Hasil konservasi, dipamerkan sepanjang bulan Februari 2015.
Direktur Eksekutif YAD, Catrini Kubontubuh mengungkapkan, acara tersebut masih satu rangkaian dalam konservasi lukisan Raden Saleh.
"Saat ini YAD sedang menjajaki suatu kerjasama restorasi lukisan gaya Kamasan yang ada di Kerthagosa, sebuah pusaka budaya yang merupakan warisan sejak Abad ke-18 dari Puri Klungkung, sebuah kerajaan tertua di Bali,” jelasnya.
Dalam kesempatan acara tersebut hadir pula Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dan Penglingsir Puri Klungung Ida Dalem Klungkung.
"Kami sangat antusias bekerjasama dengan siapa saja yang terpanggil ikut melestarikan pusaka budaya Klungkung, yang adalah salah satu cikal bakal budaya Bali, sebagai bagian dari kekayaan pusaka seni budaya Indonesia," kata Ida.
Acara syukuran ini juga dihadiri Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi, Duta Besar Belgia Patrick Herman, Duta Besar Austria Andreas Karabaczek dan perwakilan dari Kedutaan Prancis dan Lebanon.
Baca juga:
Keren, seniman 'sulap' jalanan dan trotoar di Dubai jadi lukisan 3D
Keren, wanita ini bikin wajahnya mirip karakter kartun!
Grafiti terbaru karya Banksy hiasi reruntuhan bangunan di Gaza
Kocak, pria asal Medan buat Black Widow cabuti bulu ketiak Hulk
Galeri ini bikin kaum tuna netra bisa nikmati karya maestro dunia
5 Orang ini sulap hal biasa jadi seni bernilai tinggi
Di tangan wanita ini, sampah bisa jadi gaun indah
-
Apa yang dilukis oleh Raden Saleh? Lukisan itu menjadi antitesis dari lukisan seorang pelukis Belanda bernama Nicolaas Pieneman. Penangkapan Diponegoro menggambarkan adegan yang berlawanan dengan yang dilukis Belanda. Dalam Lukisan Pieneman, Pangeran Diponegoro Tampak Pasrah Menghadapi Peristiwa Itu, Jenderal De Cock Terlihat Jumawa dan Berdiri Dengan Pongah, Lebih Tinggi dari Diponegoro
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Taman Budaya Raden Saleh? Nuansa teduh dan asri langsung terasa saat memasuki halaman Taman Budaya Raden Saleh. Halamannya ternyata ditumbuhi pepohonan besar yang daunnya lebat.(Foto: Indonesiakaya.com) Beralamat di Jalan Sriwijaya No. 29 Kota Semarang, Taman Budaya Raden Saleh memiliki luas kurang lebih 89.926 meter persegi.
-
Siapa Pak Raden? Tanggal ini merupakan hari kelahiran Drs. Suyadi, seniman yang lebih akrab disapa dengan nama Pak Raden.
-
Apa yang Raden Saleh lukis sebagai jawaban atas lukisan Pieneman? Lewat karya seni Raden Saleh menjawab adegan yang dilukis oleh Nicolaas Pieneman.
-
Bagaimana Raden Saleh melukiskan Jenderal De Cock di lukisannya? Raden Saleh menempatkan Diponegoro dan Jenderal De Cock dalam satu tingkat tangga yang sama. Berbeda dengan Pieneman yang melukis Diponegoro berada lebih rendah.
-
Apa yang Raden Saleh temukan di wilayah yang pernah ia jelajahi? Meskipun detail mengenai metode penggalian yang dilakukan oleh Raden Saleh masih belum jelas, keberadaan fosil mamalia laut yang ditemukan di wilayah yang pernah dijelajahi olehnya menunjukkan kontribusinya yang signifikan.