Liput demo di Cianjur, wartawan media cetak nasional dianiaya polisi
Saat diserang, Permadi menyebut dirinya seorang wartawan, namun polisi mengabaikan ucapannya.
Wartawan harian media cetak nasional yang bertugas di Cianjur, Jawa Barat, Guruh Permadi, menjadi korban kekerasan aparat kepolisian saat tengah meliput aksi unjuk rasa di halaman Kantor Bupati Cianjur, Senin (4/1). Aksi aparat dari satuan Dalmas Polres Cianjur berawal saat mengamankan aksi unjuk rasa damai yang dilakukan Gerakan Rakyat yang berujung ricuh.
Permadi menjelaskan, selama aksi berlangsung, ada empat lapis petugas keamanan yang berusaha meredam massa yang terus merangsek masuk ke halaman kantor untuk menyampaikan aspirasinya. Insiden saling dorong dengan petugas pun tidak dapat dihindari.
Buntut dari aksi tersebut, antara massa dengan petugas baku hantam. Belasan orang pengunjuk rasa akhirnya mengalami luka-luka dan menyelamatkan diri ke sejumlah ruangan.
Guruh Permadi yang mengaku tengah mengambil gambar langsung diserang petugas menggunakan tongkat rotan. Saat diserang, Permadi menyebut dirinya seorang wartawan, namun polisi mengabaikan ucapannya.
"Saya sedang ngambil gambar ketika petugas membabi buta membubarkan masa. Saya tidak tahu persis apa penyebabnya, tahu-tahu beberapa orang petugas menyerang saya dengan tongkat rotan," kata Permadi dikutip dari antara.
Dia mengungkapkan, meskipun sempat diamankan sejumlah anggota berpakaian preman, petugas berseragam dalmas itu terus menyerang dirinya.
Sementara itu, sejumlah wartawan berharap petugas yang melakukan pemukulan terhadap Guruh, dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya dan dijatuhi hukuman setimpal karena mereka sepakat untuk menempuh jalur hukum atas aksi brutal tersebut.
"Kami akan menempuh jalur hukum atas perlakuan petugas yang membabi buta terhadap wartawan sekalipun. Saat ini rekan kami Guruh, sedang menjalani pengobatan di RSUD Cianjur," kata Komeng wartawan televisi swasta nasional.
Baca juga:
Polisi intimidasi dan aniaya jurnalis di Paluta, awak media demo
Diduga peras warga, perwira polisi di Kampar dimutasi
Polri ogah bayar ganti rugi korban salah tembak yang surati Jokowi
132 Polisi di Sumut lakukan tindak pidana, 65 dipecat
-
Apa yang dilakukan polisi kepada pemuda itu? Saat mereka berdua keluar tol, pemuda tersebut langsung diajak makan oleh anggota Polri yang tidak diketahui namanya itu. Pasalnya, pemuda tersebut belum makan dan masih harus melakukan perjalanan yang cukup panjang.“Ayo nanti keluar tol kita makan dulu, ya. Kita sarapan dulu, ya,” kata Polisi. Sesampainya di tempat makan, pemuda tersebut pun manghabiskan makanannya dengan lahap. Ia mengaku sudah kehabisan energi untuk berjalan kaki. Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.“Buat bekal, buat ongkos ini, ya, cukup ya. Ini sembako buat bawa balik. Hati-hati di jalan, ya
-
Dimana peristiwa polisi mengancam warga itu terjadi? Peristiwa itu terjadi di Palembang, Senin (18/12) pukul 11.30 WIB.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Siapa yang ditangkap paksa oleh polisi? Diketahui, Polres Jakarta Utara (Jakut) diduga telah menangkap paksa dua warga pasangan suami istri yakni Ketua Kelompok Tani Kampung Susun Bayam (KSB) Furqan dan istrinya, Diah.
-
Kenapa polisi tersebut mengancam warga dengan pisau? Dalam rekaman itu, pelaku mengenakan baju putih dan membawa sajam mencengkeram baju korban serta membentaknya. Pria berbaju merah itu dibuatnya tak berkutik. Peristiwa itu terjadi di Palembang, Senin (18/12) pukul 11.30 WIB.
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.