LSI: Penilaian publik terhadap kondisi ekonomi akan semakin buruk
Persepsi ini muncul setelah pemerintah sempat menaikkan harga BBM.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Kuskridho Ambardi mengatakan, kenaikan harga BBM berpengaruh langsung terhadap kepuasan rakyat terhadap kinerja Jokowi-JK. Sebab kenaikan BBM ditentang oleh mayoritas masyarakat karena dampaknya dirasakan langsung.
"Konsekuensinya penilaian publik terhadap kondisi ekonomi akan semakin buruk," kata Ambardi di Kantor LSI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (2/2).
Berdasarkan survei yang dilakukan LSI untuk evaluasi 100 hari kerja Jokowi-JK, semakin tidak setuju dan semakin besar dampak kenaikan BBM. Selain itu kepuasan terhadap Jokowi juga dipengaruhi kelompok partisan, terutama basis pendukung capres pada Pemilu 2014 lalu.
"Basis pemilih capres Prabowo-Hatta tidak puas dengan kinerja Jokowi. Basis pemilih partai yang tergabung dalam koalisi ini (KMP) juga konsisten, pada PKS, Golkar, Demokrat, Gerindra, PAN dan PPP," jelas Ambardi.
Dia mengungkapkan, pada kelompok etnis menunjukkan hasil serupa. Terutama untuk kelompok etnis Minang, Betawi dan Sunda.
"Kepuasan terhadap Jokowi paling rendah. Terutama kelompok etnis Minang, mayoritas tidak puas terhadap Jokowi," ujarnya.
Basis etnis umumnya terkonsentrasi di wilayah-wilayah tertentu. Pada sebaran wilayah Jawa Barat paling rendah kepuasannya terhadap Jokowi. Terutama wilayah ini menjadi konsentrasi utama etnis Sunda. Dan ini merupakan basis pasangan Prabowo-Hatta.
Sedangkan etnis Betawi, terkonsentrasi di sekitar Jakarta dan Banten. Dia menjelaskan, jika digabungkan, pasangan Prabowo-Hatta juga unggul di dua wilayah tersebut. Khususnya Banten yang menjadi basis pendukung Prabowo.
"Ini juga berkaitan dengan basis partisan kelompok pemilih pasangan capres," tutupnya.
Survei dilakukan pada 11-18 Januari 2015. Survei melibatkan 1.220 responden dengan margin of error sebesar 2,9 persen.