Luhut: Jangan Anggap Enteng, Varian Omicron Bisa Sebabkan Angka Kematian Jadi Banyak
Pemerintah terus menjaga agar kasus Covid-19 terus terkendali sehingga perawatan di rumah sakit tidak melonjak. Luhut memastikan sistem kesehatan Indonesia sudah cukup siap dalam menghadapi lonjakan varian Omicron.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan meminta semua pihak tak menganggap enteng bahaya dari Covid-19 varian Omicron. Menurutnya, varian Omicron dapat menyebabkan angka kematian menjadi melonjak apabila kondisi rumah sakit melebihi kapasitas.
"Mengenai bahaya Omicron ini kita juga tidak boleh anggap enteng. Kita belum tahu juga apakah ini nanti bisa timbulkan kematian. Bisa menimbulkan kematian banyak kalau rumah sakit overwhelmed, kepenuhan," katanya dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (24/1).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Untuk itu, kata dia, pemerintah terus menjaga agar kasus Covid-19 terus terkendali sehingga perawatan di rumah sakit tidak melonjak. Luhut memastikan sistem kesehatan Indonesia sudah cukup siap dalam menghadapi lonjakan varian Omicron.
"Kesiapan rumah sakit, obat berkali-kali saya sampaikan kita semua lebih dari cukup," terangnya.
Luhut mengakui bahwa terjadi kenaikan kasus Covid-19 akibat varian Omicron. Namun, dia menyebut peningkatan kasus harian Covid-19 tersebut relatif masih terkendali dan angkanya jauh lebih rendah 90 persen dibandingkan saat puncak varian Delta.
"Sejak varian Omicron ditemukan satu bulan yang lalu di Indonesia, hari ini belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus yang cukup eksponensial seperti yang terjadi di belahan negara yang lain," ujarnya.
Di sisi lain, dia menyampaikan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di Jawa dan Bali saat ini jauh lebih baik dibandingkan dengan awal kenaikan varian Delta. Sehingga, memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60 persen.
Selain itu, kasus kematian harian di seluruh wilayah Jawa-Bali juga masih rendah dalam 14 hari hari terakhir. Kendati begitu, pemerintah tetap waspada terutama melihat Angka Reproduksi Efektif mulai mengalami peningkatan.
"Saat ini Angka RT di Jawa sudah mencapai 1 dan Bali sudah lebih dari 1," tutup Luhut.
Reporter: Lisza Egeham/Liputan6.com
Baca juga:
Luhut Sebut Jakarta Masuk PPKM Level 3
80 Orang Pernah Kontak dengan Pasien Omicron di Bandung
PTM di SMAN 6 Jakarta Kembali Dihentikan Setelah Satu Siswa Positif Covid-19
Wagub DKI: BOR Naik Jadi 31 Persen dan ICU 8 Persen
Hari Pertama PTM 100 Persen di Depok
Luhut: Kasus Omicron di Indonesia Belum Naik Drastis Dibanding Negara Lain