Mabes Polri kantongi hacker serang situs resmi KPU
Setyo meminta masyarakat bersabar dan menunggu pengumuman resmi KPU terkait hasil Pilkada 2018. Pihak-pihak yang merasa tidak puas dengan hasil pemilu diharapkan melakukan perlawanan sesuai dengan aturan.
Situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) infopemilu.kpu.go.id beberapa kali tidak bisa diakses. KPU mengklaim, situs tersebut sengaja dinonaktifkan untuk menangkal banyaknya hacker yang berusaha meretas.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, pihaknya terus memantau situs resmi KPU tersebut. Bahkan, ia mengklaim telah mengetahui hacker yang mengganggu laman penyelenggara pemilu tersebut.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Siapa yang menjadi korban serangan hacker di PDNS 2? Hingga 26 Juni 2024, serangan ini telah berdampak luas pada layanan PDNS 2, mengganggu ratusan instansi pengguna.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
"Kemarin KPU menyatakan mematikan (situs) karena memang ada hacker yang nyerang. Nah sekarang sedang diperbaiki. Kita dari Dit Siber juga ikut memantau siapa ini yang main. Kita sudah tahu lah," ujar Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (2/7).
Setyo meminta masyarakat bersabar dan menunggu pengumuman resmi KPU terkait hasil Pilkada 2018. Pihak-pihak yang merasa tidak puas dengan hasil pemilu diharapkan melakukan perlawanan sesuai dengan aturan.
"Jangan menggerakkan massa. Silakan ke MK (Mahkamah Konstitusi), mekanismenya kan begitu," ucapnya.
Sebab, menurut Setyo, pengerahan massa rawan terjadi gesekan dan memicu keributan. Meski begitu, dia memastikan Polri siap mengamankan tahapan Pilkada Serentak 2018 hingga sengketa hasil pemilu hingga tuntas.
"Kita sudah siap menghadapi situasi-situasi yang sudah kita prediksi sampai situasi yang terjelek pun, Polri sudah siap (mengamankan)," Setyo menandaskan.
Reporter: Nafiysul Qodar
Sumber : Liputan6.com
Baca juga:
KPU klaim sengaja tutup laman resmi untuk tangkal serangan peretas
KPU Solo kantongi nama-nama Caleg mantan napi
Manipulasi data form C1 diusut Bawaslu Makassar, ketua PPK Tamalate menghilang
Bahas PKPU, Tjahjo lakukan pertemuan tertutup dengan Wiranto
Komisi II usulkan dua opsi selesaikan polemik larangan eks napi korupsi nyaleg