Mahasiswa Unej Alami Patah Tulang Usai Jatuh dari Lantai 8, Kampus Tegaskan Tak Ada Kaitan Bullying
Di mata teman-temannya, Danang dikenal sebagai pribadi yang tertutup, tidak banyak bicara dan mudah grogi.
Universitas Jember (Unej) memastikan tidak ada bullying dalam kasus meninggalnya Danang Rizky Yopi Nurcahya, mahasiswa Sosiologi FISIP angkatan tahun 2023.
Danang meninggal pada Senin (23/12) kemarin setelah melompat dari lantai 8 gedung Center for Research in Social Science's and Humanities (C-Rish).
- Pelajar Tersangka Teroris di Malang Tertutup pada Keluarga dan Kerap Jadi Korban Bully di Sekolah
- Mahasiswa UI Pembunuh Juniornya Dituntut Hukuman Mati, Ini Hal yang Memberatkan
- "Perundungan dengan Dalih Apa pun Tak Boleh Dibiarkan!"
- Bullying di Binus, KPAI: Penanganan Pelaku Kekerasan di Sekolah Belum Memberi Efek Jera
Pihak kampus sudah melakukan penelusuran kepada rekan-rekan satu angkatan Danang. Hal itu untuk memastikan ada tidaknya faktor tekanan dari teman atau senior di kampus.
"Sudah kita tanya, seluruh teman satu angkatannya menjamin bahwa tidak ada itu perundungan dan sejenisnya," ujar Wakil Rektor III Unej Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr Fendi Setyawan.
Di mata teman-temannya, Danang dikenal sebagai pribadi yang tertutup, tidak banyak bicara dan mudah grogi. Ia juga tidak banyak bergaul dan berorganisasi. Aktivitasnya kebanyakan hanya di kamar kos dan kampus.
"Tapi kalau disapa, ya menjawab. Tapi memang mas Danang ini tidak banyak bergaul," ungkap Fendi.
Fendi tidak berani memastikan apakah hal apa yang menyebabkan korban depresi.
"Cerita dari teman-temannya, memang mas Danang suka grogi, nervoust. Tapi apakah itu merupakan tekanan yang wajar atau yang melatarbelakangi (keputusan untuk bunuh diri), kami tidak berani memastikan karena tidak melakukan investigasi secara lebih jauh. Kemarin sempat berbincang dengan ayahnya tapi tidak terlalu dalam karena suasana lagi berduka juga," kata Fendi memeparkan.
Luka Patah Tulang
Peristiwa yang akhirnya menewaskan Danang juga menimbulkan luka-luka. Seperti patah tulang pada lengan, leher, dan tulang punggung.
"Setelah diperiksa di RSD dr. Soebandi, tidak ditemukan luka fisik yang signifikan pada tubuh korban. Namun, ada beberapa tulang yang mengalami keretakan," ujar dosen Fakultas hukum Unej ini.
Pihak kampus akan menyerahkan penyelidikan lebih dalam kepada pihak kepolisian.
"Kami menyerahkan sepenuhnya kepada aparat berwenang untuk mendalami motif dari peristiwa ini," katanya.
Fendi Setiawan menambahkan bahwa kampus akan melakukan langkah lebih lanjut jika hasil penyelidikan polisi sudah jelas.
"Kami berkomitmen untuk mendampingi keluarga korban dan mematuhi hasil penyelidikan yang akan dirilis oleh pihak berwajib," ujarnya.
Pihaknya sangat prihatin dengan kejadian ini dan berharap tidak ada lagi kejadian serupa di lingkungan kampus. Kampus juga menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama sepenuhnya dalam proses penyelidikan.
Keluarga Tolak Autopsi
Atas kejadian ini, pihak keluarga telah menerima sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan autopsi lebih lanjut. Jenazah telah dibawa ke rumah duka di Tulungagung, dengan akomodasi difasilitasi pihak kampus.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Sumbersari, Kompol Sugeng Piyanto, menyebut pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan penyelidikan intensif.
"Pihak keluarga korban telah menyatakan menerima kematian ini sebagai musibah. Surat pernyataan tersebut sudah diterima, namun visum lengkap dari pihak rumah sakit belum kami terima. Saat ini kami menunggu laporan dari RS dr. Soebandi," tambahnya.
Jenazah korban telah dijemput keluarga dan sedang dalam perjalanan menuju rumah duka di Tulungagung.
"Jenazah sudah diberangkatkan ke Tulungagung. Keluarga yang datang langsung untuk mengambil jenazah," katanya.