Mahasiswi di Samarinda Jadi Tersangka Penganiayaan Hingga Bayinya Tewas
Polresta Samarinda menetapkan Farida (22), mahasiswi sebagai tersangka penganiayaan anak hingga meninggal dunia. Sementara kekasihnya, terduga pelaku yang menghamili Farida, Brigadir S diperiksa tim Propam Polres Nunukan.
Polresta Samarinda menetapkan Farida (22), mahasiswi sebagai tersangka penganiayaan anak hingga meninggal dunia. Sementara kekasihnya, terduga pelaku yang menghamili Farida, Brigadir S diperiksa tim Propam Polres Nunukan.
Polisi mengantongi sederet bukti terkait dugaan Farida melakukan penganiayaan, terhadap bayi perempuannya sendiri, yang dia lahirkan di indekos, Rabu (9/1) siang.
-
Kenapa bayi menangis? Seorang bayi masih belum bisa berbicara dan menyampaikan keinginannya. Salah satu cara komunikasi yang bisa mereka lakukan adalah menangis.
-
Di mana Mayjen Panggabean menginap di Surabaya untuk menghindari bahaya? Bukan di mess milik Kodam atau militer karena belum jelas siapa kawan dan siapa lawan saat itu. Panggabean Diinapkan di Sebuah Mess Pabrik Rokok
-
Apa yang dilakukan Mayangsari di pulau pribadi? Mayang menikmati waktu bersama putrinya di laut yang luas. Kebahagiaan Mayang tak terkira karena bisa bermain bersama Khiran.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Apa yang dimaksud dengan es selendang mayang? Es selendang mayang memiliki cita rasa manis dan menyegarkan. Ini adalah sajian es manis dengan kue lembut berwarna hijau dan merah yang menjadi isian.
-
Apa yang diresmikan oleh Mayjen Kunto di Baleendah, Bandung? Mayjen Kunto meresmikan acara bertajuk 'warung amal', sebuah bazar di mana masyarakat dapat memperoleh sembako seperlunya dengan pembayaran sesuai kemampuan mereka sendiri.
"Dari pemeriksaan saksi, kemudian teman-teman di kosnya, juga hasil visum dan autopsi, benar adanya pembekapan bayi tersebut hingga meninggal," kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Samarinda Ipda Bunga Tri Yulitasari ditemui di kantornya, Jumat (11/1).
Bunga menerangkan, masih dari pemeriksaan terhadap Farida, bayi yang dia lahirkan masih hidup hingga akhirnya meregang nyawa. "Waktu dilahirkan, menangis. Ibu membekap hingga meninggal," ujar Bunga.
"Alasan si ibu membekap bayinya, karena takut (penghuni kos lain) mendengar tangisan bayinya setelah dia lahirkan," tambah Bunga.
Bunga juga memastikan, kekasih dari Farida yang seorang anggota Polri, menjalani pemeriksaan di Mapolres Nunukan, Kalimantan Utara.
"Pacarnya diperiksa di Nunukan oleh Polres Nunukan. Ya, pacarnya oknum polisi di Nunukan inisial SH," ungkap Bunga tanpa merinci satuan tugas dan pangkat SH, yang tugas di Polres Nunukan.
Usai mengalami pendarahan, dan menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polresta Samarinda, hari ini Farida diamankan di Mapolresta Samarinda. "Kita terapkan pasal 80 ayat 3 dari Undang-undang No 35/2014 tentang Perlindungan Anak," demikian Bunga.
Diketahui, Farida seorang mahasiswi Samarinda nekat melahirkan bayinya sendiri di indekos, Rabu (9/1) siang, diduga karena malu hamil di luar nikah. Bayi itu meninggal usai dilahirkan. Kasus itu terbongkar setelah ustaz datang hendak memakamkan sang bayi, seperti keinginan ibunya, Farida, melalui fasilitas chatting di media sosial bersama sang ustaz.
Baca juga:
Kematian Bayi di Indekos Samarinda Terbongkar Saat Ustaz Mau Memakamkan
Mayat Bayi Ditemukan Pemulung Saat Mengais Sampah di Danau Sengguruh Malang
Mayat Bayi Baru Lahir Ditemukan di Keranjang Sampah
Bunuh Bayi Hasil Hubungan Gelap, Suci Dihukum 8 Tahun Penjara
Dikira Daging Ayam, Plastik Kresek Ternyata Berisi Mayat Bayi
Mahasiswi di Kupang Bunuh Bayi, Polisi Dalami Keterlibatan Kekasih Tersangka