Mahfud MD: Gilanya Korupsi di Negara Kita, dari Hutan, Pesawat hingga Asuransi
Ungkapan itu ia lontarkan saat mengingat pernyataan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad beberapa waktu silam.
Menteri Koordinator (Menko) Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD mengungkapkan praktik korupsi di dalam negeri sudah menggila. Di tiap sektor jika diselisik satu per satu pasti ada saja korupsinya.
"Gilanya korupsi di negara kita ini," kata Mahfud dalam acara Sarasehan Sinkronisasi Tata Kelola Pertambangan Mineral Utama Perspektif Polhukam di Grand Sahid Hotel, Jakarta, Selasa (21/3).
-
Mengapa Mahfud MD dikabarkan mundur dari Menko Polhukam? Dia menilai, mundurnya Mahfud dari kabinet lantaran ingin fokus berkampanye dan mengikuti kontestasi di Pilpres 2024.
-
Apa yang dilakukan Mahfud Md selama menjadi Menko Polhukam? Selama menjabat sebagai Menko Polhukam, ada sejumlah gebrakan yang pernah dilakukan oleh Mahfud Md. Salah satunya, Menko Polhukam Mahfud Md membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut kasus Intan Jaya, Papua yang menewaskan empat orang, yakni warga sipil dan pendeta serta dua anggota TNI.
-
Kapan Mahfud MD menerima Gubernur Rusdy Mastura di kantornya? Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menerima Gubernur Sulteng Rusdy Mastura di Kantor Menko Polhukam RI, Selasa (22/8).
-
Apa pesan Mahfud MD kepada Pangdam, Bupati, dan Wali Kota? Untuk itu Mahfud berpesan kepada Pangdam, Bupati, Wali Kota agar tidak menjemput dan menjamunya setiap ke daerah.
-
Siapa yang membantah pernyataan Mahfud MD? Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
-
Apa yang dibahas Mahfud MD dengan Gubernur Rusdy Mastura? Mahfud mengatakan Gubernur Rusdy menyampaikan terkait peristiwa 1965 di Sulteng.
Ungkapan itu ia lontarkan saat mengingat pernyataan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad beberapa waktu silam.
Abraham Samad dapat Info dari PPATK
Saat itu, Samad sempat berkelakar kepada Mahfud, andai saja celah korupsi di sektor pertambangan bisa dihapus.
"Maka setiap kepala orang Indonesia itu setiap bulan akan mendapat uang Rp20 juta, tanpa kerja apapun. Saudara bayangkan berapa besar korupsi dunia pertambangan ini sejak saat itu dan sejak sebelumnya mengapa kita melakukan Reformasi," kata Mahfud mengingat pernyataan Samad yang menerima informasi dari PPATK kala itu.
Nilai itu, kata Mahfud, baru dari sektor pertambangan.
Belum dari kehutanan, perikanan, pertanian dari potensi kerugian negara yang hilang dari praktik korupsi.
"Sehingga saya katakan, sekarang saudara noleh kemana aja ada korupsi kok. Noleh nih ke hutan ada korupsi di hutan, noleh ke udara ke pesawat udara ada korupsi di Garuda, asuransi ada asuransi, koperasi korupsi, semuanya korupsi. Nah ini sebenarnya mengapa dulu kita melakukan reformasi," katanya.