Mahfud MD Ungkap Ada Orang Arab Radikal Kabur ke Indonesia Bawa Jutaan Dolar
Ahli hukum tata negara itu menjelaskan, diantara indikasi pesantren terpapar radikalisme biasanya tertutup atau bersifat eksklusif dari orang luar. Di pesantren itu juga dilarang memberikan penghormatan kepada Bendera Merah Putih dan lambang burung Garuda.
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD mengatakan, orang-orang radikal yang lolos dari penangkapan di Arab Saudi menaruh investasi mereka dengan membentuk sejumlah pesantren di Indonesia. Nilainya uang yang mereka bawa diduga mencapai jutaan dolar.
"Yang belum tertangkap akan lari ke Indonesia dengan membawa jutaan dolar untuk mendukung gerakan radikal," kata Mahfud, Jakarta, Jumat (16/8).
-
Apa yang dikabarkan oleh Bahlil Lahadalia terkait pengunduran diri Mahfud MD? Bahlil pun meminta agar seluruh pihak menunggu informasi resmi dari Mahfud apakah benar akan mengundurkan diri atau tidak. "Jadi tunggu saja ya, kalau memang itu benar baru saya kasih tanggapan,"
-
Siapa yang membantah pernyataan Mahfud MD? Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
-
Siapa yang mengonfirmasi soal kabar pengunduran diri Mahfud MD? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku belum mendapatkan informasi resmi terkait hal tersebut. Namun, dia mengaku mendengar kabar burung soal pengunduran diri Mahfud MD.
-
Apa yang Mahfud MD soroti dalam debat cawapres? Dalam kesempatan Debat Capres dan Cawapres yang berlangsung pada Minggu (21/01/2024) lalu, cawapres nomor urut 03 yaitu Mahfud MD soroti deforestasi hutan di Indonesia yang mencapai 12,5 juta hektare.
-
Bagaimana Mahfud MD ingin menularkan ketegasannya? Justru saya akan semakin tegas dan membuat jaringan-jaringan agar ketegasan itu akan menular ke birokrasi di mana saya memimpin. Itu saja sebenarnya,” pungkas Mahfud MD.
-
Apa yang dilakukan Mahfud MD bersama Faisal Basri? Momen terakhirnya bersama almarhum adalah saat dirinya masih menjabat sebagai menko polhukam. Kala itu, Faisal Basri turut terlibat dalam tim ahli dari Satgas Anti Pencucian uang yang dibentuk pemerintah.
Ahli hukum tata negara itu menjelaskan, diantara indikasi pesantren terpapar radikalisme biasanya tertutup atau bersifat eksklusif dari orang luar. Di pesantren itu juga dilarang memberikan penghormatan kepada Bendera Merah Putih dan lambang burung Garuda.
Sebaran pesantren yang diduga terpapar radikalisme ada di Yogyakarta dan Magelang. Mahfud menegaskan, pihaknya serius melihat adanya potensi tersebut dengan melakukan pemetaan.
"Apa yang sebenarnya terjadi, di mana petanya, apa yang akan kita lakukan menghadapi itu semua," ujarnya.
Mahfud mengamini potensi radikalisme pasca Pemilu semakin menguat. Menurutnya, banyak masyarakat Indonesia kerap kali mengkafirkan muslim lainnya.
"Biasanya banyak pengikut gerakan radikal orang yang belajar cepat bahasa arab dan Al Quran, 3 hari bisa baca arab, tidak tahu tafsirnya, nahwu sharafnya, tiba-tiba membuat tafir di berbagai medsos, padahal yang dihadapi orang yang sudah lebih dari 50 tahun belajar agama, yang disalah-salahkan, dikafir-kafirkan," terangnya.
Oleh karena itu, Gerakan Suluh Indonesia dalam diskusinya hari Jumat sore di Hotel JS Luwansa mengundang sejumlah tokoh untuk melakukan strategi dan pemetaan gerakan radikalisme.
"Hari ini ada ahlinya tokoh Muhammadiyah Pak Haedar Nashir, dari NU ada Gus Sholah, dari NU akan ada lagi pengurusnya resmi tapi masih di MPR," tandasnya.
Baca juga:
Mahfud MD Nilai Gagasan NKRI Bersyariah Berlebihan
Alwi Shihab Dorong Tokoh Islam Negara Arab Aktif Menyiarkan Islam Moderat
Ketua DPD Ingatkan Bahaya Radikalisme dan Liberalisme Merongrong Anak Bangsa
KASAD Tegaskan TNI AD Pertahankan Enzo Allie Jadi Taruna Akmil
Menhan Ingatkan Mahasiswa Ikut Bertanggung Jawab Terhadap Ancaman Terorisme
Menhan Soal 3 Persen TNI Terpapar Radikalisme: Ngotor-ngotorin Saja
Kominfo Akan Telusuri Jejak Digital Enzo Zenz Allie jika Diminta TNI