Malaysia terpilih jadi pemimpin Mahkamah Konstitusi se-Asia
Malaysia terpilih jadi pemimpin Mahkamah Konstitusi se-Asia. Bahkan pada pertemuan di Bali sudah ada keinginan dari Malaysia untuk memimpin AACC. Sekarang ini setelah tidak ada masalah internal lagi, Malaysia menyanggupinya.
Simposium internasional Asosiasi Mahkamah Konstitusi dan Institusi Sejenis se-Asia atau Association of Asian Consitutional Court and Equivalent Institutions (AACC) yang digelar hari ini sepakat memilih Malaysia sebagai pimpinan AACC baru. Prof Rauf yang juga Presiden Mahkamah Malaysia itu menggantikan President AACC saat ini, Arief Hidayat. Serah terima jabatan untuk periode 2 tahun ke depan akan dilakukan Selasa (8/8) sore.
Ketua MK Arief Hidayat mengatakan terpilihnya Malaysia sudah disepakati pada pertemuan sehari sebelumnya. Bahkan pada pertemuan di Bali sudah ada keinginan dari Malaysia untuk memimpin AACC. Sekarang ini setelah tidak ada masalah internal lagi, Malaysia menyanggupinya.
"Setelah dibuka tidak sampai tiga menit langsung disepakati Malaysia yang memimpin AACC. Di Bali pada kongres kedua dulu Malaysia sudah ada keinginan itu, kita hanya mengingatkan itu. Terus Presiden (MK) Turki juga menyampaikan keinginan yang sama supaya bisa diterima. Akhirnya Presiden MK Malaysia Prof Rauf langsung menyanggupi untuk menerima menjadi presiden," ujar Arief Hidayat, di Hotel Alila, Solo, Selasa (8/8).
Dalam agenda awal simpusium tersebut, negara peserta tak hanya memilih Malaysia sebagai pimpinan AACC. Namun juga menyepakati kepemimpinan Kazakstan pada periode berikutnya, kemudian dilanjutkan Mongolia dan term berikutnya Thailand.
"Untuk berikutnya sudah ada kesediaan dari Kazakstan dilanjutkan term berikutnya Mongolia dan Thailand. Jadi untuk pemilihan presiden tidak ada masalah, ini karena atmosfir Solo yang menyebabkan musyawarah mufakat dan lancer," ucapnya.