Mandra kesal banyak orang mengaku betawi tapi enggak paham jeroannya
Menurut Mandra, saat ini budaya betawi cuma jadi ajang pamer tapi enggak ada isinya.
Seniman Betawi, Mandra Naih, mengungkapkan keprihatinannya dengan status masyarakat betawi yang kini semakin tertinggal. Dirinya pun 'curhat' bedanya betawi pada tahun 1980 dibanding sekarang.
"Pada tahun 1980 an, kami baik orang betawi mengenal satu sama lain pertukaran budaya. Kalau sekarang? Tak ada lagi. Bahkan dulu namanya seniman dulu masih suka manggung dari hotel ke hotel, tempat tertentu, para presiden, kedutaaan luar negeri atau pejabat disambut betawi," kata Mandra di Warung Komando, Jakarta Selatan, Minggu (6/3).
Pria yang mendirikan Pelestarian Sanggar Seni dan Budaya Betawi (Pangsi) ini mengungkapkan miris dengan keadaan betawi saat ini. Sebab betawi hanya logo dan lambang saja, tak seperti dahulu yang selalu di 'eluh-eluh-kan'.
"Padahal dulu semua tertera, misal makanan betawi nggak kalah dengan budaya lain, lebih beraneka ragam, lebih disukai orang. Sedangkan mengenai kebudayaan, dulu tahun 1982 cucu almarhum Haji Bokir dia juara 1 tarian topeng betawi yang dilombakan beberapa negara di Eropa terus ngajar di sana dan mendapat jodoh orang Jepang, bahkan sepupu dan ponakan saya juga banyak ngajar tari di luar negeri di beberapa negara seperti Jepang, Thailand, Australia," ujarnya.
"Nah sekarang saya prihatin budaya Betawi amat tak ada perhatian, lebih banyak budaya barat saja. Dan bukan hanya SDM nya, tapi perhatian pemerintah kurang. Kesempatan dulu banyak, sekarang nggak ada," tambahnya.
Lanjutnya lagi, dulu juga mereka yang mengaku orang betawi memang terbukti adat kental fasih betawi, tak seperti sekarang yang banyak juga menganggap dirinya orang betawi, tapi tak tahu budaya betawi.
"Banyak yang mengaku orang betawi, tapi ngga paham betawi, cuma sekedar mengaku, sementara 'jeroannya' nggak tahu. Makanya terus terang saya prihatin yang menjabarkan betawi tapi sangat minim pengetahuan betawi. Kini betawi hanya kenangan saja, tak maju seperti dahulu," tutupnya.
Baca juga:
Roti buaya dan simbol kelelakian
Komersialisasi budaya Palang Pintu
Media dakwah dalam budaya Palang Pintu
Palang Pintu, budaya Betawi memaknai pernikahan
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Apa usulan Bamus Betawi terkait pemerintahan Jakarta? Kita sudah berembuk di dalam internal majelis adat, ada empat usulan itu. Yang pertama tentang susunan pemerintahan. Kita mengusulkan agar gubernur dan wakil gubernur ditunjuk oleh presiden," kata Oding saat dihubungi merdeka.com, Kamis (7/12).
-
Asinan Betawi Hj. Sofy berlokasi di mana? Menariknya, warung asinan yang terletak di Jalan KH Hasyim Ashari, Kecamatan Pinang ini legendaris sejak 1975.
-
Di mana Museum Benteng Heritage berada? Kebudayaan tersebut lambat laun berakulturasi dengan kearifan lokal Betawi serta Sunda, yang jejaknya bisa disaksikan di Museum Benteng Heritage, Kawasan Pasar Lama.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.