Marah jalan dianaktirikan, Ganjar semprot anak buah Menteri Basuki
"Kok kono apik kene ora nopo (Kok Yogya bagus, Jateng jelek kenapa)?" tandas Ganjar dengan nada tinggi.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo marah besar kepada petugas Satuan Kerja (Satker) Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) dan Perumahan Rakyat Agung Sutarjo. Hal ini terjadi Ganjar saat melakukan tinjauan di Jalur Lingkar Selatan Selatan (JLSS) atau biasa disebut Jalur Deandles.
Orang nomor satu di Jawa Tengah itu merasa bahwa Jalur Deandles yang menghubungkan antara Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah dan Wates, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta itu diperlakukan sebagai anak tiri.
Jalur Deandles yang melintasi beberapa wilayah kabupaten seperti Purworejo, Kebumen dan Cilacap, digunakan sebagai jalur alternatif dari Jawa Tengah menuju ke Jawa Barat.
"Ini jalan anak tiri," ungkap Ganjar saat menghentikan mobil Kijang Innova-nya berplat nomor H 1 di Desa Wonosari, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah Rabu (24/6).
Ganjar merasa jengkel karena sepertinya ada perlakuan khusus dari pemerintah pusat terhadap jalan di Propinsi DIY sehingga jauh lebih bagus dibanding jalan di Jawa Tengah. "Kok kono apik kene ora nopo (Kok Yogya bagus, Jateng jelek kenapa)?" tandas Ganjar dengan nada tinggi.
"Yogya kontrak 10 tahun pak," jawab Agus.
"Kalau Yogya seperti itu?" tanyak Ganjar.
"120 Kilometer penanganan total Pak," jawab Agus.
"Berarti Yogya beda dengan Jateng? Aku ra mudeng, soale saiki aku ngrasake dadi rakyat ki (Saya nggak paham. Karena saya sekarang memposisikan diri sebagai rakyat bukan Gubernur). Kenapa Yogya lebih baik?" tanya Ganjar.
Agus Sutarjo menjawab: "Yogya baik. Kalau poros tengah larinya ke Utara (Pantura) terus Pak," ungkapnya.
Ganjar pun menimpali pernyataan Agus yang dinilainya tak masuk akal dan tak logis. "Lha Yogya kan Selatan? Jawa tengah juga sama Mas. Aku pingin di jelaske (dijelaskan) kenapa lebih baik di sana? Di sini jelek? Apa sistem, kualitas beda?" tanya Ganjar.
"Saya baru masuk ke sini pak Satkernya," ungkap Agus.
Ganjar pun menyanggah. "Masuk tidak masuk sampeyan harus bertanggung jawab pada institusi anda!" tegas Ganjar.
"Program untuk wilayah selatan saat ini baru pak," terangnya.
Ganjar pun tetap bersikeras meminta penjelasan karena merasa tidak mendapatkan jawaban yang pas, logis dan tidak mengada-ada. "Lha kenapa Bantul apik (bagus)?" tanya Ganjar.
Agus pun menjawab. "Mungkin pagu Dipa Jateng saat itu Pantura pak. Kemudian baru ke Selatan, tahun 2015 proyeknya hanya Wangon-Jabar-DIY," paparnya.
Meski demikian, Ganjar belum merasa juga mendapatkan jawaban yang logis. "Jawabane sampeyan (Anda) tidak menjelaskan," tegasnya.
Tak puas dengan jawaban petugas Satker Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, Ganjar langsung menelepon Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
"2016? Ya sudah kalau gitu saya minta bantuan, detailnya saya ke temen-temen di sini. Saya nanti teruskan ke Pak menteri," ungkap Ganjar saat berbincang dengan Menteri Basuki lewat telepon selulernya.
Usai menutup teleponnya, Ganjar langsung menyatakan ke petugas Satker bahwa Menteri Basuki menerima permintaan darinya untuk melaksanakan pengerjaan proyek JLSS pada tahun 2016, serta melakukan perbaikan sementara JLSS selama mudik lebaran dengan metode perbaikan sistem 'agregat'.
"Pak menteri Ok! Ning aku ojo luput," terangnya.
Pernyataan Ganjar tiba-tiba di sahut oleh beberapa warga yang ikut mendekat dan mengerumuni Ganjar saat memarahi petugas Satker PU dan Perumahan Rakyat.
"Leres pak! Ampun janji terus. Wong ndeso ngrasake terus. Lha jenengan mpun lewat wingi nembe ditembel (Betul pak. Jangan dijanjikan terus saja. Orang desa yang terus merasakan jalan rusak. Lha kemarin Pak Gubernur lewat baru hanya ditambal pak)," teriak salah seorang laki-laki dan diamini beberapa warga lain.
Ganjar pun meredam emosi warga dengan pernyataan bahwa jalan akan diperbaiki pada tahun 2016 mendatang dengan baik.
"Jo kuatir sesuk bodo dandani (Jangan kuatir). Neng bodo durung apik (Kalau lebaran belum bagus). Agregat. Ngerti ora? Mboten! Agregat kui watu tumpuk-tumpuk (Tahu nggak? Agregat? Batu kecil-kecil ditumpuk tambal lubang). Insyallah tahun 2016 sae (bagus)," pungkas Ganjar kepada belasan warga dan akhirnya berfoto bersama atas permintaan warga.
Ganjar kemudian melanjutkan perjalanannya untuk meninjau beberapa wilayah di JLSS yang dikenal oleh masyarakat sebagai proyek abadi pemerintah pusat dan sampai saat ini belum begitu bagus kondisi infrastrukturnya.
Baca juga:
Ganjar cek jalur mudik di 6 kabupaten jalur selatan
Bidan mengeluh ke Ganjar banyak buruh perempuan di Jateng keguguran
Ganjar minta Istana jelaskan alasan pilih Sutiyoso jadi Kepala BIN
Sutiyoso jadi calon kepala BIN, Ganjar kebanjiran SMS protes
Ganjar minta polisi serius tindak joki ujian di UNS
-
Kapan Ganjar Pranowo menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah? Sosok Ganjar Pranowo tentunya sudah tak asing lagi bagi khalayak publik. Ya, dirinya merupakan seorang pejabat hebat. Dikethaui, Ganjar merupakan seorang politisi mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode sejak 23 Agustus 2013 – 5 September 2023.
-
Apa yang diraih pasangan Prabowo-Gibran di Jawa Tengah? Prabowo-Gibran meraih 53,07 persen suara di Jawa Tengah, adapun Ganjar-Mahfud 34,34 persen.
-
Mengapa elektabilitas Prabowo-Gibran di Jawa Tengah jauh di bawah Ganjar-Mahfud? Namun, suara Prabowo-Gibran masih jauh dari pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Jawa Tengah.
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
-
Apa proyek yang didukung Ganjar Pranowo dari Prabowo? Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanggapi santai keinginan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto untuk menggenjot proyek Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa di kawasan Pantai Utara atau Pantura Jawa.
-
Bagaimana Pramono Anung berencana untuk meningkatkan kualitas infrastruktur di Jakarta? "Itulah yang kita perbaiki, jadi kita memperbaiki dari hal kecil, yang baik-baik yang sudah dilakukan oleh para gubernur. Jadi tujuan saya adalah mempersatukan peninggalan para gubernur yang baik-baik ini," ucap dia.