Mayat di rumah elite dikubur sedalam 30 centimeter, lalu disemen
"Kita sudah mengantongi identitas pelaku, yaitu berinisial N. Untuk motif pembunuhannya kita masih dalami."
Motif pembunuhan kuli bangunan di perumahan elit Dharma Husada Indah I Blok B/154, Surabaya, Jawa Timur, masih buram. Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sumaryono memastikan korban dibunuh oleh rekan seprofesinya.
Dikatakan Sumaryono, peristiwa tersebut diperkirakan terjadi sekitar dua atau tiga hari lalu. Sebab, dilihat dari kondisi mayat sudah hampir membusuk.
"Kondisi korban telungkup, mengenakan kemaja warna abu-abu lorek berlengan panjang dan mengenakan sarung warna biru. Korban dikubur sedalam 30 centimeter kemudian ditutup lagi dengan paving, yang sebelumnya sudah tertata. Sebelum ditutup paving, pelaku menyemen terlebih dahulu lalu ditutup paving," jelas Sumaryono di lokasi kejadian.
Dari olah TKP yang dilakukan pihak kepolisian, lanjut dia, dipastikan korban dibunuh. "Dari olah TKP, diketahui korban dipukul dengan benda tumpul di bagian kepala dan dada. Ada tiga bekas luka di tubuh korban, semuanya bekas pukulan benda tumpul. Korban dieksekusi di depan rumah, kemudian di seret menuju belakang rumah dan dikubur di lorong sebelah kiri. Itu terlihat masih ada bekas ceceran darah," paparnya.
Dijelaskan dia, korban adalah satu dari 10 pekerja bangunan yang mengerjakan renovasi rumah di Jalan Dharmo Husada Indah I Blok B/154.
"Korban bernama Awi asal Kabupaten Probolinggo. Sehari-hari korban bertugas menjaga rumah bersama rekannya. Kita sudah mengantongi identitas pelaku, yaitu berinisial N. Untuk motif pembunuhannya kita masih dalami," tandas dia.
Diberitakan sebelumnya, warga Perumahan Dharmo Husada Indah I Blok B digegerkan penemuan mayat terkubur di bawah paving rumah nomor 154. Korban diketahui bernama Awi asal Probolinggo, yang sehari-hari bertugas menjaga rumah bersama rekannya bernama Nur asal Jombang.
Menurut Sudarsono, satpan perumahan, kedua orang itu sudah tidak terlihat lagi di lokasi kejadian pada Kamis malam.
Sementara itu, sekitar pukul 16.15 WIB, jenazah korban dievakuasi ke RSUD dr Soetomo untuk keperluan visum. "Kita masih mendalami kasusnya, termasuk akan memintai keterangan dari saksi-saksi di TKP. Tim sudah melakukan pengejaran pelaku, karena kita sudah mengantongi identitasnya," tandas Sumaryono.
-
Bagaimana pelaku melakukan pembunuhan dan mutilasi? Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari hasil interogasi, korban dieksekusi di tempat indekos tersangka di Desa Triharjo, Sleman.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
-
Apa motif pelaku melakukan pembunuhan? Dia sedang pusing mencari uang untuk membiayai kuliah adiknya beserta biaya kebutuhan hidup untuk orangtuanya.
-
Kapan kejadian pembunuhan itu terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Apa yang dilakukan suku Maya untuk memprediksi gerhana? Suku Maya diduga telah mengembangkan sebuah bentuk astronomi pra-teleskop yang sangat tepat untuk melacak pergerakan benda-benda langit.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
Baca juga:
Mayat di bawah paving rumah elite Surabaya diduga dibunuh rekan
Paving rumah mendadak meledak, saat dicek di bawahnya ada mayat
Ucok, karyawan Indomaret tewas dengan luka gorok di leher
Cari barang bekas, pemulung temukan mayat ngapung di Sungai Siak
Mayat di sungai Bandung genggam uang ratusan ribu