Menag Yaqut: Agama Berpotensi Cegah Diperalatnya Identitas Sebagai Senjata Politik
Tidak hanya itu, tugas paralel lainnya kata dia yaitu mengembangkan konsensus global mengenai nilai bersama yang perlu dianut oleh beragam budaya dunia.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan agama memiliki peran penting untuk mencegah diperalatnya identitas sebagai senjata politik. Dia menilai agama bisa membatasi penyebaran kebencian komunal dan mempromosikan solidaritas antar umat beragama.
"Agama memiliki peran penting. Karena memiliki potensi untuk membantu mencegah diperalatnya identitas sebagai senjata politik. Mendorong munculnya tatanan dunia yang benar-benar adil dan harmonis yang didasarkan pada penghormatan terhadap persamaan hak dan martabat setiap manusia," kata Yaqut saat menyampaikan pidato secara virtual pada penutupan Forum Antaragama G20 di Bologna, Italia dalam akun youtube Kementerian Agama, Rabu (15/9).
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Apa prakiraan cuaca di Jakarta hari ini? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
Dia menjelaskan untuk mewujudkan potensi tersebut harus dilakukan secara bijaksana dengan mengelola nilai-nilai yang bersaing, seperti mengingatkan globalisasi. Serta membawa masyarakat budaya, tradisi yang sangat beragam ke dalam kotak sehingga bisa semakin dekat dengan satu sama lain.
"Ini juga akan membutuhkan pembentukan platfrom global bagi para pemimpin agama, politik, dan intelektual untuk berkumpul dan bersama-sama mengatasi tantangan yang ada di hadapan kita," bebernya.
Yaqut menjelaskan dengan adanya kerja sama para tokoh hingga pemimpin agama yang bertindak tegas sehingga bisa memastikan bahwa agama tidak lagi menjadi bagian dari masalah. Tetapi kata dia justru menjadi bagian solusi untuk banyaknya krisis yang mengancam.
"Salah satu tugas utama yang ada di hadapan kita adalah mengindentifikasi dan dengan sungguh-sungguh mengamati nilai-nilai universal yang sudah diakui oleh mayoritas penduduk dunia seperti nilai kejujuran, pencarian kebenaran, belas kasih dan keadilan," bebernya.
Tidak hanya itu, tugas paralel lainnya kata dia yaitu mengembangkan konsensus global mengenai nilai bersama yang perlu dianut oleh beragam budaya dunia.
"Seluruh pihak bisa hidup berdampingan secara damai," pungkasnya.
Baca juga:
Menag akan Koordinasi dengan Menkeu Soal Pengelolaan Dana Abadi Pendidikan Pesantren
Menag: Presiden Teken Perpres Pesantren, Tidak Ada Alasan Pemda Tak Beri Anggaran
Bicara di Konferensi Antaragama G20, Menag Sampaikan Prinsip Universal Pendiri Bangsa
Menag Minta Polisi Tindak Pelaku Perusakan Rumah Ibadah Jemaah Ahmadiyah di Kalbar
Kemenag Siap Cairkan Rp63 Miliar Tunggakan Sertifikasi Dosen PTKI Swasta
Menag Jelaskan Soal Tak Ajak Mitra Komisi VIII DPR Saat Turun Ke Lapangan