Mendikbud akan sanksi penerbit buku 'Aku Berani Tidur Sendiri'
Muhadjir memastikan akan mencabut buku tersebut dari peredaran. Untuk mengantisipasi hal serupa, Muhadjir mengatakan tengah menggodok undang-undang perbukuan bersama Komisi X DPR.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memastikan akan memberi sanksi terhadap PT Tiga Serangkai Solo selaku induk perusahaan Tiga Ananda, penerbit buku berjudul 'Aku Berani Tidur Sendiri'. Buku yang membuat heboh tersebut dinilai tak memberikan pendidikan yang positif bagi anak-anak.
"Pasti ada sanksi tapi sanksinya seperti apa sesuai yang kita rumuskan dengan peraturan yang ada," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/2).
Muhadjir memastikan akan mencabut buku tersebut dari peredaran. Untuk mengantisipasi hal serupa, Muhadjir mengatakan tengah menggodok undang-undang perbukuan bersama Komisi X DPR.
"Kita harapkan setelah reses DPR RI lah nanti bisa segera kita sahkan," katanya.
Salah satu poin dalam undang-undang perbukuan tersebut akan mengatur pengawasan yang ketat bagi penerbit buku. Nantinya, setiap penerbit akan diawasi dengan seksama sebelum mengedarkan buku khususnya yang menjadi konsumsi anak-anak.
Sebelumnya, PT Tiga Serangkai Solo selaku induk perusahaan Tiga Ananda, penerbit buku berjudul 'Aku Berani Tidur Sendiri' dan 'Aku Belajar Mengendalikan Diri' mengakui telah melakukan kekhilafan dalam pengemasan materi satu buku berisi 2 judul cerita tersebut.
"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, ada kekhilafan pengemasan sehingga menjadi tidak pantas dibaca anak-anak," ujar General Manager PT Tiga Serangkai, Mas Adimuawan, Selasa (21/2).
Dia mengatakan, sebenarnya maksud dan tujuan buku yang diterbitkan tersebut adalah untuk membantu orangtua menjelaskan pada anak tentang pentingnya melindungi diri dari orang yang berniat tidak terpuji.
"Membekali anak bagaimana cara melindungi diri dari ancaman penyakit dan kejahatan seksual. Ada juga pengetahuan dasar tentang seksual yang penting bagi anak sejak dini. Kami juga mengangkat materi pengendalian diri dalam salah satu cerita yang dilatarbelakangi dari adanya fenomena anak yang mendapatkan keasyikan saat menyentuh, memegang dan bahkan memainkan kemaluan mereka," jelas dia.
Dia mengaku, dalam penulisan tersebut pihaknya sudah berkonsultasi dengan dokter anak dan psikologi. Namun pihaknya mengakui jika masih terdapat kekeliruan yang membuat pembaca tidak nyaman.
"Kami mohon maaf. Sebenarnya jika dibaca utuh akan diperoleh informasi yang lebih komprehensif tentang materi buku itu: kami akan menjadikan kekhilafan ini sebagai pemicu kami untuk berbenah terutama di tim redaksi kami," pungkas dia.