Mendikbudristek Nadiem: Satu Generasi Learning Loss Tak Bisa Dikembalikan Lagi
Begitu juga orangtua mengalami stress karena terbebani membimbing anaknya.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan, kebijakan pembukaan sekolah sebagai upaya pemerintah menghindari loss learning. Menurutnya, pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19 sudah tidak bisa lagi dihindarkan ketika banyak sektor ekonomi sudah mulai dibuka.
"Kita tidak bisa menciptakan satu generasi yang mengalami learning loss yang tidak bisa dikembalikan lagi," ujar Nadiem dalam diskusi yang digelar PDIP dalam rangka Hardiknas secara virtual, Rabu (5/5).
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Kenapa Nia Ramadhani menemani anak-anaknya belajar? Meskipun menantang kesabaran, Nia yakin bahwa ini adalah salah satu tugasnya sebagai seorang ibu, dan ia dengan ikhlas menemani anaknya.
-
Apa yang Nia Ramadhani lakukan saat menemani anak-anaknya belajar? Nia menemani anak pertamanya, Mikhayla, mengerjakan PR, meskipun Nia sendiri bingung dengan aplikasi yang berbeda. Meskipun begitu, interaksi mereka selama Mikhayla belajar dianggap menggemaskan.
-
Kapan Adilla memeluk anaknya? Adilla juga ngepost foto ultah anaknya, dapet pelukan papa yang hangat kayak Wulan.
-
Siapa yang menjadi madrasah utama bagi anak-anaknya? Setiap ibu adalah madrasah bagi anak-anaknya.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
Selain itu, masalah kesehatan mental juga menjadi perhatian Nadiem. Anak-anak yang menjalani pembelajaran jarak tidak sedikit yang mengalami depresi hingga kekerasan domestik. Begitu juga orangtua mengalami stress karena terbebani membimbing anaknya.
"Mereka banyak kesepian dan mengalami depresi karena tidak ketemu dengan teman-temannya, tidak ketemu dengan gurunya, dan berbagai macam permasalahan domestik mulai dari stres yang disebabkan terlalu banyak berinteraksi di rumah, kurang keluar, kita juga mengalami berbagai macam laporan kekerasan domestik yang terjadi di berbagai macam rumah tangga," jelas Nadiem.
Nadiem menjelaskan, sekolah sudah mulai dibuka sejak awal tahun. Sekitar 25 persen telah menjalankan pembelajaran tatap muka. Keputusan itu sebelumnya diserahkan kepada Pemda.
Namun, ke depannya sekolah akan diwajibkan membuka opsi pembelajaran tatap muka setelah vaksinasi seluruh guru dan tenaga didik. Namun, keputusan untuk membolehkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka berada di orangtua.
"Jadi keputusan itu apakah anak itu pergi atau melanjutkan pembelajaran jarak jauh ada di orang tua. Tetapi sekolah diwajibkan melaksanakan tatap muka terbatas, memberikan opsi tatap muka terbatas kepada semua muridnya pada saat guru-gurunya sudah divaksinasi," kata Nadiem.
Ia berharap semua pihak mendukung pembelajaran tatap muka dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Terlebih pembelajaran tatap muka saat pandemi akan berbeda dengan biasanya.
"Kita harus sama sama, tanggung jawab ada di semua pihak, termasuk orangtua yang bisa monitor sekolah dan prokes di sekolahnya. Setiap sekolah wajib memberi tatap muka dan full protokol kesehatan, tatap muka terbatas di mana sama sekali berbeda dengan sekolah biasa," kata Nadiem.
Baca juga:
Baru Digelar 2 Hari, Pembelajaran Tatap Muka di Kupang Kembali Ditutup
Belajar Tatap Muka Dinilai Bukan Solusi Pengajaran di Tengah Pandemi
Sejumlah Sekolah di Kupang Gelar PTM dengan Protokol Kesehatan Ketat
Anies Pastikan Keselamatan Siswa saat Belajar Tatap Muka di Sekolah
Sebelum Sekolah Dibuka, Jokowi Minta Juni Semua Guru Sudah Divaksinasi
Anies Siapkan SOP Pembelajaran Tatap Muka Berdasarkan Hasil Uji Coba
DPRD Minta Pemprov DKI Tunda Perluasan Jakwifi: Abodemen Mahal, Koneksi Lambat