Menelusuri Nomor Telepon Layanan Berhenti Merokok di Bungkus Rokok, Ini Hasilnya
Quitline Berhenti Merokok merupakan inisiatif dalam upaya Kementerian Kesehatan guna mengurangi jumlah perokok di Indonesia.
Menelusuri Nomor Telepon Layanan Berhenti Merokok di Bungkus Rokok, Ini Hasilnya
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak negara yang mengadopsi langkah-langkah untuk mengurangi tingkat merokok di kalangan masyarakat.
- Perusahaan Alat Kesehatan Dalam Negeri Tumbuh 8 Kali Lipat, Ini Pemicunya
- Mahasisiwi Ini Meninggal Setelah Dipaksa Dosennya Olahraga, Padahal Sudah Ada Surat Keterangan Punya Penyakit Bawaan
- PBB Bantu Indonesia Bangun Sistem Kesehatan yang Tangguh Hadapi Perubahan Iklim
- Tak Perlu Pakai Calo, Begini Cara Mudah Urus STR Bagi Tenaga Kesehatan
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menyediakan informasi dan layanan berhenti merokok yang tertera di bungkus rokok.
Merokok telah lama diketahui sebagai salah satu penyebab utama berbagai masalah kesehatan serius, termasuk kanker, penyakit jantung dan gangguan pernapasan.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan lembaga kesehatan di berbagai negara telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi jumlah perokok.
Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan mewajibkan pabrikan rokok untuk mencantumkan layanan berhenti merokok yang tersedia di bungkus rokok.
Di sebagian besar negara, bungkus rokok sekarang dilengkapi dengan informasi tentang layanan berhenti merokok yang tersedia.
Informasi ini mencakup nomor telepon yang dapat diakses oleh perokok yang ingin berhenti merokok. Tujuan dari informasi ini adalah untuk memberikan akses mudah dan cepat bagi perokok yang ingin mendapatkan bantuan dalam menghentikan kebiasaan merokok.
Masalah utama yang dihadapi oleh perokok yang ingin berhenti adalah ketidaktahuan tentang layanan berhenti merokok yang tersedia.
Dengan mencantumkan informasi ini di bungkus rokok, perokok diberikan kesempatan untuk mengetahui dan mengakses layanan tersebut dengan lebih mudah.
Bahkan, berdasarkan laporan dari Tobacco Control Support Centre Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia pada tahun 2018 menyebut, bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak memiliki aturan larangan iklan rokok.
Lalu, bagaimana dengan efektivitas layanan berhenti merokok yang tercantum di bungkus rokok? Berikut ulasan selengkapnya.
Untuk diketahui, Quitline Berhenti Merokok merupakan inisiatif dalam upaya Kementerian Kesehatan guna mengurangi jumlah perokok di Indonesia.
Didirikan sejak tahun 2016, layanan ini telah melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan keberhasilan perokok yang ingin berhenti merokok.
Dalam konseling ini, petugas Quitline Berhenti Merokok memberikan dukungan, informasi, dan strategi untuk membantu para perokok dalam berhenti merokok.
Berdasarkan penelusuran merdeka.com, layanan konseling tidak hanya melalui telepon, melainkan juga melalui WhatsApp yang tersedia pada hari Senin-Sabtu dari jam 08.00-16.00 WIB.
"Iya bentuk layanan melalui telepon atau WhatsApp, kalau di WhatsApp itu udah terorganisir, jadi klien bisa tinggal ikuti panduannya dan klik menu yang disediakan, misal mau berhenti merokok, terus bahayanya gimana, itu ada di sana," kata Dina, Outliner Layanan Berhenti Merokok saat dihubungi merdeka.com, Jumat (22/12).
Selain itu, layanan ini juga melakukan kampanye melalui media sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok dan pentingnya berhenti.
Adapun alur proses konseling dapat dilakukan langsung dengan menelpon bebas pulsa atau mengirim pesan melalui WhatsApp.
"Alurnya bisa langsung dihubungin aja telpon atau kirim WhatsApp," sambungnya.
Berdasarkan pengakuannya, sejak diluncurkan pada Oktober 2016, jumlah penelpon ke Quitline Berhenti Merokok terus meningkat.
Pada awalnya, jumlah penelpon berkisar antara 10 hingga 15 penelpon per hari. Namun, kini jumlah penelpon meningkat lebih signifikan.
"Kalau sekarang bisa puluhan yang menelpon," bebernya.
Evaluasi terhadap klien yang telah menggunakan layanan ini menunjukkan hasil yang positif. Sekitar 30 persen dari klien berhasil berhenti merokok, 68 persen masih dalam proses berupaya untuk berhenti, dan sekitar 2 persen kembali merokok setelah sebelumnya telah berhenti. Alasan utama para perokok untuk berhenti merokok adalah kesehatan.
"Kalau untuk itu, berdasarkan data yang ada, hasil evaluasi layanan ini lumayan membawa ke arah positif ya. Sebanyak 30 persen klien berhasil hentikan kebiasaan merokok, sementara 68 persen masih berjuang menuju berhenti, dan hanya sekitar 2 persen yang kembali merokok," jelasnya.
Sebelumnya, layanan Quitline Berhenti Merokok diresmikan Nila Farid Moeloek saat masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan, pada acara pembukaan The 4th Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH) di Gedung Balai Kartini, Jakarta Selatan.
Dengan adanya Quitline Berhenti Merokok, diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan para perokok dalam berhenti merokok dan menurunkan jumlah perokok di Indonesia.
Upaya ini sejalan dengan tujuan pemerintah dan lembaga kesehatan dalam melindungi masyarakat dari bahaya merokok dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Meskipun layanan berhenti merokok yang tercantum di bungkus rokok memiliki potensi yang baik untuk membantu perokok berhenti, masih ada beberapa tantangan dan kendala yang perlu diatasi.
"Beberapa perokok mungkin tetap tidak menyadari atau mengabaikan informasi yang tercetak di bungkus rokok," tambahnya.
Dengan adanya layanan berhenti merokok yang tercantum di bungkus rokok diharapkan menjadi langkah yang positif dalam upaya mengurangi tingkat merokok di masyarakat.
Reporter magang: Anisah Rahmawaty