Menengok Bisnis Madu Kele-Kele yang Menggiurkan di Jembrana Bali
Masyarakat biasanya memanfaatkan pekarangan rumah, termasuk jineng atau bale-bale untuk dijadikan rumah Kele-Kele.
Madu Kele-Kele atau lebah Trigona mulai menjadi primadona bisnis baru di Kabupaten Jembrana, Bali. Banyak masyarakat Jembrana mulai menekuni budidaya Kele-Kele, salah satunya I Komang Suardika.
Masyarakat biasanya memanfaatkan pekarangan rumah, termasuk jineng atau bale-bale untuk dijadikan rumah Kele-Kele. Bisnis madu Kele-Kele ini cukup menggiurkan lantaran hanya memerlukan modal sedikit, namun bisa meraup untung banyak.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Di mana Widodo merintis usaha kerajinan limbah kayu jati? Setelah pensiun tahun 1994, ia pindah ke Desa Tempurejo, Kabupaten Boyolali. Saat pensiun itulah Widodo merintis usaha kerajinan yang diolah dari limbah kayu jati.
-
Mengapa banyak produk lokal Indonesia terkenal di dunia? Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
-
Apa yang diproduksi di Kampung Bebek Banyuwangi? Tiap hari dari para peternak yang tergabung dalam kelompok ternak Makmur Mandiri itu, mampu memproduksi sekitar 2.000 ekor bebek potong yang siap dipasarkan.
-
Perubahan apa saja yang terjadi di Indonesia terkait budaya konsumsi? Budaya konsumsi juga semakin berkembang di Indonesia. Perubahan ini tercermin dalam gaya hidup konsumerisme, di mana konsumsi menjadi salah satu identitas sosial dan sumber kebahagiaan. Budaya ini membentuk pola konsumsi yang lebih individuistik dan materialistik.
-
Apa yang dijual oleh Yenny AFI di Bali? Menjauh dari dunia hiburan, Yenny AFI saat ini sepenuhnya berfokus pada usahanya sebagai pedagang rujak di Bali. Bahkan, ia dengan bangga mengidentifikasi dirinya sebagai "Kang Rujak".
"Madu Kele-Kele ini harganya sangat bagus. Bahkan lebih mahal dari madu lebah dan khasiatnya lebih bagus," kata Mang Bole, sapaan akrab Komang Minggu (4/8).
©Istimewa
Mang Bole menuturkan, harga madu Kele-Kele mencapai Rp1,2-1,5 juta per liternya. Sedangkan untuk mendapatkan satu liter madu, Mang Bole harus membuat sekitar 10 Kungkungan atau kotak ukuran 20x50 cm untuk rumah Kele-Kele.
Kemudian, biaya pemeliharaan hanya Rp500 ribu. Satu kungkungan, kata Mang Bole, biasanya menghasilkan paling sedikit 10 cc madu.
"Masa panen Kele-Kele antara tiga-sampai 6 bulan. Pemanenan bisa dilakukan bertahun-tahun sepanjang Kele-Kele itu tidak pindah dari sarangnya," ujarnya.
©Istimewa
Budidaya Kele-kele tidak lah sulit. Pembudidaya tidak perlu memberikan pakan karena Kele-kele biasa mencari makan sendiri. Pembudidaya hanya perlu menyesuaikan rumah Kele-kele dekat dengan bunga-bunga. Hal ini karena Kele-kele memakan sari bunga dan buah-buahan sebagai bahan dasar madu.
"Saat ini saya baru memelihara lima puluh Kungkungan (kotak) Kele-Kele. Dari jumlah tersebut bisa menghasilkan sekitar Rp20 juta rupiah dalam waktu tiga bulan. Rencananya saya akan terus kembangkan hingga jumlahnya ratusan. Pemasaran madunya juga tidak ada kendala," ujarnya.
Baca juga:
Dugaan Penghinaan Wanita Bali Dilakukan Lisa Marlina, Polisi Akan Periksa Ahli Bahasa
Alasan Imigrasi Bali Tak Bisa Cekal Seumur Hidup Buron WN Inggris Pembuat Video Porno
Jejak Hitam Bule Inggris Pembuat Video Porno di Bali
Jenazah WN Jordania Ditemukan Mengapung di Sekitar Pantai Legian Bali
Proyek Dermaga Sanur Diharapkan Perbanyak Kunjungan Wisatawan Asing