Menengok Progres Pembangunan TPPAS Nambo, Ditargetkan Beroperasi Akhir Tahun
Total luas lahan TPPAS Lulut Nambo yakni 55 hektare. Hasil pengolahan sampahnya berupa Refuse Derived Fuel (RDF).
Kapasitas tampung dinilai masih kurang.
Menengok Progres Pembangunan TPPAS Nambo, Ditargetkan Beroperasi Akhir Tahun
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menargetkan Tempat Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Nambo beroperasi akhir tahun 2023.
Saat beroperasi nanti, sampah dari Kota Depok akan menjadi yang pertama diproses di TPPAS Nambo. Bey mengungkapkan, TPPAS Nambo mampu menampung dan memproses 50 ton sampah per hari.
Jumlah tersebut dinilai sangat minim sehingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat membuka peluang investasi untuk mengembangkan TPPAS tersebut.
- Pembangunan IKN Bisa Jadi Peradaban Maju dan Manusiawi yang akan Dinikmati Gen Z
- Puluhan PNS Jajal Work From IKN Nusantara Sampai Menginap 3 Hari, Begini Reaksinya
- Proyek ITF Batal, Jakpro Dapat Suntikan Modal Rp2,4 Triliun Bangun LRT Velodrome-Manggarai
- Intip Progres 8 Proyek di IKN Nusantara Digarap BUMN PTPP, Ada Capai 100 Persen
"Memang hanya 50 ton. Tapi jika ini bergulir investor juga akan makin banyak datang. Jadi kita lihat dulu perkembangannya seperti apa. Jadi saya dorong secepatnya beroperasi."
Kata Bey Machmudin, saat meninjau TPPAS Nambo, Selasa (19/9)
@merdeka.com
Saat ini TPPAS Nambo masih dalam pembangunan tahap pertama yang telah mencapai 87 persen. Jika pembangunan berjalan lancar, maka TPPAS Nambo dapat beroperasi akhir tahun ini.
"Ini kita fokuskan terus jalan. Saya minta akhir tahun sudah beroperasi. Dari Depok dulu ya. Sesuai Perjanjian kerjasama (PKS)," kata dia.
Setelah TPPAS Lulut Nambo tahap satu ini beroperasi, daerah yang pertama kali akan diangkut sampahnya adalah Kota Depok. Selain Depok, tiga daerah lain yang akan membuang sampah ke TPPAS yang punya daya tampung total 1.800-2.300 ton per hari itu adalah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Tangerang Selatan.
"Setelah beroperasi (tahap satu) sampah dari Kota Depok dulu yang akan diambil sesuai PKS-nya," ucap Bey.
Total luas lahan TPPAS Lulut Nambo yakni 55 hektare. Hasil pengolahan sampahnya berupa Refuse Derived Fuel (RDF).
Prosesnya antara lain, sampah masuk dan ditimbang kemudian dipisah sesuai jenisnya.
Setelah dimasukan ke dalam mesin pencacah sampah akan masuk proses biologis yaitu pengeringan selama beberapa waktu lamanya. Setelah kering sampah dipisahkan menjadi tiga bagian yaitu kompos, sampah sisa yang tidak bisa dimanfaatkan, dan sampah material RDF yang siap diambil oleh PT Indocement.
Bey memastikan, setelah TPPAS Lulut Nambo tahap satu beroperasi, pembangunan tahap dua akan berjalan. Saat ini proses tahap dua tengah memasuki penjajakan dengan investor.
"Tahap dua masih dalam penjajakan dengan investor ya, total dua tahap, tapi kita fokus dulu tahap satu ini beroperasi. Kalau sudah jalan, maka ke tahap duanya akan lebih mudah," ucap Bey.