Mengenal Bubur Samin Khas Banjar jadi Primadona di Solo saat Bulan Ramadan
Namun, sejak tahun 2019 hingga sekarang menjadi 47 kilogram atau lebih dalam sehari.
Meski bukan makanan asli Solo, Bubur Samin tetap menjadi favorit makanan berbuka puasa sebagian masyarakat Kota Bengawan. Setiap hari takmir Masjid Darusalam Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan memasak untuk 1.300 porsi atau sedikitnya 47 kilogram beras.
Dari tahun ke tahun penyantap bubur yang dimasak oleh warga keturunan Banjar di Solo ini selalu bertambah. Pada tahun awal dibagikan ke masyarakat atau sekitar 1985, dalam sehari hanya membutuhkan bahan baku beras 15 kilogram.
-
Apa yang ditawarkan Desa Sriamur di Bekasi saat Ramadan? Desa ini jadi wisata petik buah timun suri selama Ramadan.
-
Apa yang sedang tren di bulan Ramadhan? Pantun adalah bentuk puisi lama yang sangat populer. Dalam rangka datangnya bulan suci Ramadhan, pantun adalah salah cara untuk menyambut bulan puasa tersebut.
-
Apa yang dilakukan Pertamina di bulan Ramadan ini? Pertamina bersama Kementerian BUMN kembali menyelenggarakan kegiatan Safari Ramadan BUMN 2024, di Yayasan Pondok Pesantren Al Wathoniyah 43, Kelurahan Rorotan, Jakarta Utara, pada Kamis, 21 Maret 2024.
-
Kapan Kampung Ramadan Sanden berlangsung? Acara itu digelar di Jalan Trunojoyo, Sanden, selama satu minggu mulai dari tanggal 23-31 Maret 2024.
-
Apa yang diraih Iqbaal Ramadhan baru-baru ini? Setelah ngejalanin kuliah dari tahun 2019 di Australia, Iqbaal Ramadhan akhirnya resmi jadi lulusan Media Komunikasi dari Monash University. Keren banget!
-
Apa tradisi yang dilakukan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten untuk menyambut Ramadan? Ratusan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten menyambut Bulan Ramadan dengan mengadakan kirab budaya dan tradisi Sadranan.
Namun, sejak tahun 2019 hingga sekarang menjadi 47 kilogram atau lebih dalam sehari.
"Dalam sehari kita memasak 1.300 porsi. 1050 porsi kami bagikan untuk masyarakat secara gratis, yang 250 untuk takjil di masjid," ujar Ketua Takmir Masjid Darusalam, M Rosyidi, Jumat (24/3).
Masyarakat yang ingin mendapatkan bubur, lanjut dia, harus membawa tempat sendiri. Mereka juga harus datang lebih awal dan mengantri agar kebagian.
Panitia yang merupakan takmir masjid dan dibantu warga sekitar mulai memasak sejak pagi. Pembagian dilakukan menjelang Adzan Maghrib atau selepas Ashar.
"Bubur Samin ini rasanya gurih. Terbuat dari bahan-bahan seperti beras, daging sapi, susu, rempah-rempah, dan santan," terangnya.
Rasanya menjadi lebih istimewa karena dimasak menggunakan minyak samin. Sehingga bubur tersebut memiliki warna kekuningan khas dan memiliki daya tarik dan aroma tersendiri.
Rosyidi mengungkapkan, pada masa lalu, hanya kalangan internal yang bisa menikmati bubur Samin. Namun, sejak tahun 1985, bubur ini mulai dibagikan kepada seluruh masyarakat pada setiap bulan Ramadan.
"Bukan warga Solo saja yang datang ke sini. Solo sekitarnya pasti, ada juga dari kota kota kota kota lain," katanya.
Yunianto (45), warga Tandes, Surabaya mengaku sudah beberapa kali menyantap bubur Samin di Solo. Ia bersama anak istri selalu mampir saat awal puasa.
"Saya selalu mampir ke sini kalau pas Ramadan. Biasanya setelah belanja kulakan pakaian dari Pasar Klewer. Rasanya gurih, sedan ada terasa dagingnya juga. Enak Pokoknya," katanya.
"Rasanya khas, gurih ada rasa seperti masakan dari Arab, pokoknya enak," imbuh Ulfa (37), warga Sragen.
Ulfa mengatakan ia datang sekitar jam dua siang agar bisa mendapatkan bubur Samin. Ia pun harus mengantri sejak pukul 14.00 agar bisa mendapatkan bubur.
"Saya membawa 2 rantang dan antri dari jam 14.00 biar bisa dapat bubur Samin. Setiap ramadan ke sini, buburnya juga saya bawakan buat ibu saya soalnya udah tua juga dan sukanya yang lembut-lembut. Kalau rasanya juga ngangenin soalnya adanya cuma di bulan Ramadan," katanya.