Mengunjungi Rumah Kelahiran Sang Proklamator Tercinta Bung Hatta
Rumah bergaya klasik itu nampak asri. Di depannya tersusun rapi tanaman hias. Di halaman, bendera merah putih gagah menjulang tinggi. Inilah bangunan yang menjadi saksi perjalanan masa kecil Wakil Presiden pertama Mohammad Hatta, sang proklamator tercinta.
Rumah bergaya klasik itu nampak asri. Di depannya tersusun rapi tanaman hias. Di halaman, bendera merah putih gagah menjulang tinggi. Inilah bangunan yang menjadi saksi perjalanan masa kecil Wakil Presiden pertama Mohammad Hatta, sang proklamator tercinta.
Rumah tersebut kini menjadi museum. Rumah kelahiran Bung Hatta sangat dekat dengan jantung Kota Bukittinggi. Hanya membutuhkan waktu perjalanan sekitar 20 menit dari Jam Gadang. Tepatnya di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 37, Bukittinggi, Sumatera Barat.
-
Siapa korban dalam kejadian yang viral di Pati? Korban diketahui berinisial K (20), warga Desa Mojowalaran Gabus.
-
Bagaimana M Halili menjadi viral? Pria asal Sampang, M Halili, menjadi viral di media sosial setelah ia berkaraoke lagu 'Bebas' milik Rhoma Irama. Dalam video tersebut, ia terlihat nyanyi dengan santai namun suaranya yang khas menarik perhatian.
-
Bagaimana Muhammad Fardhana menjadi viral? Muhammad Fardhana juga masuk dalam kategori abdi negara tampan yang viral di Indonesia. Calon suami pedangdut Ayu Ting Ting ini diketahui bertugas di Batalyon Raider 509/Balawara Yudha di Jember.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Mengapa Hasninda Ramadhani menjadi trending topik? Sosoknya kini jadi trending topik setelah tersandung kasus teror blackmail.
Melalui museum ini, wisatawan bisa mengenal lebih dekat kehidupan Hatta sewaktu kecil hingga perjuangannya untuk mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia. Bung Hatta merupakan putra daerah Ranah Minang, kelahiran Bukittinggi pada 12 Agustus 1902. Dia merupakan anak dari pasangan Djamil dan Siti Saleha.
Fisik asli rumah kelahiran Bung Hatta ini sebenarnya sudah runtuh pada tahun 1960-an. Namun didirikan kembali atas gagasan Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta yang dibangun sedemikian rupa, sebagai upaya mengenang dan memperoleh gambaran masa kecil seorang Muhammad Hatta di Kota Bukittinggi, tanah kelahirannya.
Rumah ini terdiri dari dua lantai yang dilengkapi dengan peralatan rumah tangga hingga foto-foto Bung Hatta yang dipajang. Pada lantai pertama, rumah ini terdiri dari ruang tamu dan dua kamar dari paman Bung Hatta, yaitu kamar Mamak Idris dan Kamar Mamak Saleh.
Kemudian, lanjut ke lantai dua terdapat ruang tamu dengan dua kamar yakni kamar Bung Hatta dan Kamar Kakek Bung Hatta. Pada setiap ruangan dilengkapi dengan perabot rumah tangga hingga foto-foto Bung Hatta.
Pemandu wisata Yossy Rumiyuli mengatakan, rumah ini dibangun kembali pada November 1994 sampai dengan Januari 1995.
"Rumah aslinya telah runtuh pada tahun 1960-an, dan dibangun kembali pada 1994 hingga selesai 1995. Pada 12 Agustus 1995 rumah ini diresmikan sebagai Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta yang dibangun dengan menyerupai bentuk aslinya," tutur Yossy kepada merdeka.com, Selasa (13/12).
Bung Hatta sendiri menempati rumah ini selama 11 tahun untuk belajar pendidikan hingga ilmu agama. Pada tahun 1916, Bung Hatta pindah ke Padang untuk melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) yang saat ini dikenal dengan SMP 1 Padang, hingga menempuh pendidikan di Batavia (Jakarta). Kemudian melanjutkan studi di Handels Hoogchool, sekolah dagang di Rotterdam, Belanda, dari tahun 1921-1932.
"Wisatawan tidak dikenakan biaya tiket masuk. Waktu operasionalnya adalah setiap hari, pukul 08.00-17.00 WIB. Wisatawan tidak hanya dari Indonesia namun juga luar negeri. Saat hari ini saja ada wisatawan dari Belanda," tuturnya.
Salah satu bangunan yang asli dari rumah ini yaitu sumur tua yang semula berada di belakang rumah, kini bergeser ke dalam kamar salah satu paman Bung Hatta yaitu Idris.
"Semua barang-barang yang ada di sini juga replika, jadi meniru barang-barang yang ada di foto dahulu kala, kecuali sumur tua," tuturnya.
Catatan Perjalanan Bung Hatta Semasa Hidup
Berdasarkan catatan dari Rumah Kelahiran Bung Hatta, Wakil Presiden RI pertama itu tutup usia pada 1980. Berikut urutan perjalanan Bung Hatta semasa hidup.
Pada 1909 masuk Europeesche Logare School, 1916 masuk MULO di Padang atau sekarang dikenal dengan SMPN 1 Padang. Kemudian 3 Agustus 1921 berangkat ke Nerdeland, September 1921 masuk Rotedamse Hande Ishoge School dan menjadi anggota Indische Vereninging, 1930 menjadi Ketua Perhimpunan Indonesia. Kemudian 10-15 Februari 1927 menghadiri Kongres Anti Kolonial di Brussel, 8 Maret 1928 mulai diadili di Mahkamah di Den Haag.
Selanjutnya 22 Maret 1928 dibebaskan dari segala tuduhan, 5 Juli 1932 lulus ujian Doktoral II
Pulang ke Tanah Air
Setelah menempuh pendidikan, Hatta kembali ke Tanah Air, tercatat pada 20 Juli 1932 silam. Kemudian 25 Februari 1934 ditangkap dan dimasukkan ke Penjara Glodok, Januari 1935 dibuang ke Boven Digul, Desember 1935 meninggalkan Digul dan dipindahkan ke Banda Naira.
Selanjutnya, pada 1 Februari 1942 dipindahkan ke Sukabumi Jawa Barat bersama Bung Karno dan Dr Radjiman Weodiodiningrat dipanggil Marsekal Terauci ke Dalat, Saigon.
Kemudian 16 Agustus 1945 diculik pemuda dan dibawa ke Rengasdengkolok. 17 Agustus 1945 bersama Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Setelah Indonesia Merdeka
25 Oktober 1945 Maklumat Wakil Presiden tentang pembentukan partai-partai, Maret 1948 mengadakan rasionalisasi, 22 Desember 1948 ditangkap kemudian dibuang ke Bangka. 6 Juli 1949 kembali ke Yogyakarta.
4 Agustus 1949 menjadi Perdana Menteri Kabinet Hatta II, 23 Agustus-29 Oktober 1949 Konferensi Meja Bundar di Den Haag, 19 Desember 1949 Perdana Menteri Kabinet RI Serikat.
Kemudian 27 Desember 1949 menerima penyerahan Kedaulatan RI dari Ratu Juliana. 17 Juli 1953 Kongres Koperasi Bandung menetapkan Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Kemudian 1 Desember 1956 meletakkan jabatan sebagai Wakil Presiden RI atas kemauan sendiri, 31 Januari 1970 sebagai penasihat Presiden Soeharto (Komisi Empat tentang Masalah Korupsi), kemudian 14 Maret 1980 tutup usia di Jakarta.
(mdk/cob)