Pilu Rumah Guru Ngaji di Pandeglang Nyaris Roboh, Atap Sampai Jebol
Pemilik, Abun (63), hanya pasrah lantaran hidup di bawah kemiskinan. Uangnya tak cukup untuk merenovasi rumah, sehingga ia menantikan adanya bantuan.
Kondisi tempat tinggal seorang guru ngaji di kampung Pasir Jengkol, Desa Sindang Hayu, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang, Banten, tampak memprihatinkan.
Terlihat dinding rumah tersebut nyaris roboh, dengan kondisi atap yang sudah jebol dan harus ditahan menggunakan tiang kayu.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Apa yang terjadi pada rumah warga di Ganting? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Dimana rumah itu ambruk? Viral di media sosial video yang memperlihatkan detik-detik rumah ambruk di Tuban, Jawa Timur.
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
-
Kenapa rumah itu ambruk? Ternyata bangunan tersebut bukan rumah hunian, melainkan kandang hewan yang sudah tak digunakan.
-
Siapa pemilik rumah terbengkalai? Rumah ini dulunya dimiliki oleh almarhum artis Suzzanna.
Sang pemilik, Abun (63), tak bisa berbuat banyak lantaran hidup di bawah garis kemiskinan. Uangnya tak cukup untuk merenovasi rumah, sehingga ia hanya bisa pasrah sembari berharap ada bantuan dari pemerintah maupun pihak yang peduli.
Ia pun sempat beberapa kali dijanjikan renovasi rumah oleh beberapa pihak, namun sampai sekarang belum ada kejelasan.
Atap Harus Ditahan Kayu
Mengutip Youtube SCTV Banten, keadaan rumah Abun yang terbuat dari kayu serta bilik bambu jauh dari kata layak. Hampir seluruh dinding rumah yang berasal dari bilik bambu tampak rapuh.
Kemudian kayu penopang genting juga harus ditahan menggunakan batang kayu agar tidak roboh. Parahnya, ada beberapa bagian atap yang juga sudah terlihat jebol sehingga jika hujan air bisa langsung masuk ke dalam rumah.
Menurut Abun, kondisi ini sudah ia alami sejak 2016 lalu dan kondisinya makin parah.
Tinggal Bersama Istri dan Dua Orang Anak
Sejak rumah ini dibangun, Abun sudah tinggal bersama sang istri dan kini ia juga ditemani oleh dua orang anaknya. Namun, kondisi nyaman tidak pernah mereka rasakan karena tempat untuk bernaung dan beristirahat kondisinya lapuk dimakan usia.
Keduanya terpaksa tinggal di gubug lain yang dibuat Abun, sebagai tempat tinggal sementara karena kondisi rumahnya yang nyaris hancur.
“Berharap ada bantuan agar saya dan anak sama istri saya bisa tinggal dengan nyaman lagi,” kata Abun.
Sering Dijanjikan Bantuan
Dirinya menambahkan, selama ini sudah beberapa kali dijanjikan bantuan renovasi rumah. Bahkan rumahnya juga kerap difoto sebagai bukti kondisinya tidak layak, namun masih belum ada kejelasan.
Abun juga mengaku pernah dimintai materai oleh pihak yang kabarnya ingin merenovasi tempat tinggalnya.
“Kalau masalah foto mah sudah beberapa kali, sampai saya juga dimintakan materai,” katanya.
Belum Ada Kejelasan dari Pemerintah
Menanggapi kondisi ini, pihak Desa Sindang Hayu mengaku sudah menyampaikan laporan kepada Pemerintah Kabupaten Pandeglang terkait kondisi rumah Abun sebagai warganya.
Namun, sampai Sekarang belum ada kejelasan dari pemerintah terkait proses renovasi rumah tidak layak huni.
“Kami sudah mencoba mengupayakan, dan itu tidak hanya rumah pak Abun saja, tetapi warga yang kondisinya demikian, tetapi yang namanya pusat ya, langkah selanjutnya menunggu kabar dari sana,” kata Sekretaris Desa Sindang Hayu, Agus Saeful Gunawan.