Menkes Usul ke Jokowi Tiru China Tangani Polusi Udara
Menurut Budi, China mampu menekan polusi udara dalam waktu relatif cepat.
Budi mengatakan, Indonesia bisa meniru China dalam menangani polusi udara.
Menkes Usul ke Jokowi Tiru China Tangani Polusi Udara
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia bisa meniru China dalam menangani polusi udara. Menurut Budi, China mampu menekan polusi udara dalam waktu relatif cepat.
"Materi ini kita presentasikan di ratas, nah bapak presiden minta masukan. Gimana sih caranya menanganinya, nah Kemenkes menanganinya cari contoh yang paling bagus, contoh paling bagus di dunia itu China," kata Budi Gunadi di Gedung Parlemen Jakarta, Rabu (30/8).
"Negara berusaha menurunkan ini ya, ada yang 20 tahun 25 tahun, China itu bisa nurunin 6 tahun 7 tahun," sambungnya.
- Daya Saing RI Masih Kalah dengan China, Jokowi: Tol di Sana Sudah 280.000 Km, Kita Baru 2.800 Km
- Luhut Sebut Masalah Polusi Udara Bisa Beres 1 Tahun, Mari Elka: Tidak Bisa
- Indonesia Harus Bersabar, China Baru Bisa Berantas Polusi dalam 20 Tahun
- Heru Budi Tahu Riset di China soal Semprot Air Memperparah Polusi
Budi menjelaskan, China memasang 1.000 alat monitor kualitas sedang untuk memantau polusi udara. Melalui alat tersebut, pemerintah bisa mengambil kebijakan tepat dan cepat.
“Jadi enggak usah yang harus mahal-mahal, tapi yang penting jangkauannya ada di seluruh kota dipasang 1.000 untuk memantau kalau dia pantau ternyata jelek, dia kirim mobil mobilnya ini mungkin bisa ngecek sumbernya dari mana,"
sambung Budi.
merdeka.com
Ia menjelaskan, secara garis besar ada lima intervensi China dalam mengatasi polusi udara. Yakni pengendalian emisi di industri, pengendalian emisi kendaraan motor, pengendalian debu, pemantulan risiko dan dampak kesehatan.
"Itu 5 strategi China, saya sampaikan ke Bapak Presiden, Kementerian Kesehatan 1, 2, 3 bukan bidangnya kita, 4 juga sebenarnya bukan bidangnya kita banget, tapi suka dibilang ini Puskesmas ada sanitarian kita buat periksa udara. Ya sudah, jadi kita ambilnya 4 dan 5 itu ada tupoksinya ke kesehatan ya," jelasnya.
"Jadi saya sampaikan ke waktu ratas bahwa kita kesehatan itu pegangannya di hilir, jadi kita pegangnya di ujung bawah gitu, empat sedikit karena itu ada overlaplaping dengan KLHK dan 5 itu yang tugasnya kita," pungkasnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, penanganan polisi udara di Jabodetabek memerlukan kerja total bersama. Menurutnya, mengatasi polusi udara perlu waktu dan tak bisa langsung selesai.
"Memang perlu kerja total, kerja bersama-sama, tetapi memerlukan waktu, tidak bisa langsung," kata Jokowi di SMKN Jawa Tengah Kota Semarang, Rabu (30/8).
"Dibutuhkan usaha bersama-sama semuanya, yang dilakukan juga semuanya harus melakukan,” kata Jokowi menambahkan.
Jokowi membeberkan sejumlah cara pemerintah mengamati polusi udara. Pertama mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik.
"Perpindahan dari transportasi pribadi ke transportasi publik, ke transportasi massal," kata Jokowi.
Kemudian, melakukan penanaman pohon sebanyak-banyaknya di halaman kantor-kantor. Jokowi menyebut, bagi kantor yang belum ada pohonnya maka diwajibkan menanam.
"Penanaman pohon yang sebanyak-banyaknya, di kantor-kantor, di halaman kantor-kantor yang memang belum ada pohonnya, diwajibkan dan diharuskan," kata Jokowi.
Berikutnya, pemerintah telah berupaya melakukan modifikasi cuaca dan penerapan work from home (WFH). Selain itu, pemerintah juga mengawasi sektor industri yang menyumbang polusi udara seperti PLTU hingga emisi kendaraan bermotor.
"Pengawasan kepada industri, PLTU, semuanya sekarang ini dilakukan. Kepada sepeda motor, mobil, kita cek semuanya emisinya. Termasuk pemakaian mobil listrik buanyak yang kita kerjakan untuk menyelesaikan ini. Tapi memang bertahap,”
kata Jokowi.
merdeka.com
Lebih lanjut, Jokowi memastikan bakal memberi sanksi terhadap perusahaan bandel yang menjadi sumber polusi udara di Jabodetabek. Sanksinya perusahaan itu bisa ditutup.
"Sanksi pasti dan bisa ditutup. Kemarin pas rapat sudah disampaikan," kata Jokowi.