Menko Luhut Buka Suara Soal Kabar Pengusiran di Kampus Medan
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan tidak merasa diusir mahasiswa Universitas Pembangunan Panca Budi Medan, Jumat (12/4). Dia mengatakan itu saat ditanya wartawan seputar beredarnya isu dan beredarnya video pengusiran dirinya oleh mahasiswa.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan tidak merasa diusir mahasiswa Universitas Pembangunan Panca Budi Medan, Jumat (12/4). Dia mengatakan itu saat ditanya wartawan seputar beredarnya isu dan beredarnya video pengusiran dirinya oleh mahasiswa.
"Tindakan mahasiswa yang berteriak-teriak menyebutkan nama Prabowo dan ada juga Jokowi, saya nilai sah saja dan merupakan wujud demokrasi di kalangan mahasiswa," ujarnya di Medan, Sabtu (13/4).
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
Luhut pun menyampaikan kronologis kehadirannya di Universitas Pembangunan Panca Budi. Dia mengaku diundang Alwi Abdurrahman Shihab (mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Menteri Luar Negeri Indonesia) untuk kuliah umum di Panca Budi.
Di kampus itu, dia memberi penjelasan bagaimana kita sebagai bangsa tidak perlu terpecah belah. Luhut mengakui, melihat mahasiswa di kampus itu terbelah dua pasangan calon presiden.
Waktu mau berbicara, ujar Luhut, ada yang seperti memprovokasi, tetapi pembicaraan terus berjalan hingga habis atau sekitar 20 menit.
Luhut menjelaskan, saat Alwi Sihab berbicara, teriakan mahasiswa yang menyebutkan nama kedua calon presiden juga sudah ada.
"Saat saya menyampaikan materi, teriakan nama paslon tetap ada, tetapi tetap saja, saya meneruskan kuliah umum saya, hingga habis karena hal itu saya anggap sah saja dan membuktikan semangat anak muda," katanya.
Menurut Luhut, selesai kuliah umum dia keluar dan terlihat masih ada kumpulan mahasiswa. Bahkan saat melewati kumpulan mahasiswa yang teriak Prabowo, Prabowo.
"Kami tos, tos. Begitu terus, saya jalan sampai ke mobil dan banyak yang selfie sama saya," katanya.
Luhut kembali menegaskan dirinya tidak merasa diusir dan tidak mempermasalahkan kejadian itu. Walaupun kejadian seperti itu merupakan yang pertama dialaminya khususnya di Sumut.
"Saya tidak diusir, buktinya saya menyampaikan kuliah umum saya hingga habis," ujarnya.
Luhut berharap dan mengimbau agar masyarakat jangan berpecah hanya karena beda pilihan di Pemilu 2019. Luhut menegaskan, di dalam setiap acara, dia tidak pernah menyampaikan ajakan memilih calon presiden siapapun. "Boleh dicek," katanya.
Dia mengajak semua untuk dewasa berdemokrasi, jangan percaya berita-berita fitnah.
Menurut Luhut yang diluruskannya antara lain tidak benar Presiden Jokowi tidak memperhatikan umat Islam, kriminalisasi ulama. Termasuk tidak benar Presiden Jokowi terindikasi PKI.
Bahkan, Presiden Jokowi pada saat apel Danrem/Dandim pada Desember 2018 telah memerintahkan untuk meneliti gerakan-gerakan komunis di Indonesia.
Hingga pada Januari 2019 sudah ada laporannya secara berjenjang dari KASAD sampai Panglima TNI dan hasilnya tidak ditemukan soal itu. Kemudian mengenai tenaga kerja asing yang katanya ratusan ribu, juga tidak ditemukan.
"Terus soal utang, tidak benar. Utang rendah kok, hanya 29,6 persen dari PDB padahal utang itu boleh hingga 60 persen dari PDB," katanya.
Luhut menegaskan, hal-hal semacam itu atau berita-berita hoaks jangan dijadikan referensi untuk menentukan pilihan.
"Mahasiswa jangan ribut akibat berita-berita hoaks, karena yang akan mengawal bangsa ini ke depan adalah mereka," ujar Luhut.
Baca juga:
Luhut Ajak Elite Berbaik Sangka dan Hilangkan Berita Bohong
Luhut Binsar-Mahfud MD akan Hadiri Apel dan Deklarasi Pemilu Damai di Pontianak
Luhut Minta Bawaslu Tindak Info Surat Suara Tercoblos 01 di Malaysia
Menko Luhut Soal Anies Tuding LRT Biang Kerok Banjir: Jangan Saling Menyalahkan
Menko Luhut Bangga GO-JEK Sumbang Rp 44 Triliun ke Perekonomian Indonesia