Menko PMK Muhadjir dan Bima Arya Sidak Penjualan Obat Sirop di Bogor
Larangan penjualan obat sirop ini dilakukan menyusul laporan ratusan anak Indonesia yang mengalami gagal ginjal akut dan beberapa di antaranya meninggal dunia.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meninjau sejumlah apotek dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di kota hujan itu apakah telah mematuhi larangan penjualan obat jenis sirop.
"Ini saya bersama Pak Wali Kota melakukan sidak di beberapa apotek yang ada di Kota Bogor, untuk mengecek apakah apotek-apotek sudah mematuhi imbauan kita, yaitu tidak lagi menjualbelikan obat dalam bentuk sirop. Baik melalui resep maupun pembelian bebas," ungkap Menko PMK Muhadjir Effendy di Apotek Vila Duta, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor dilansir Antara, Sabtu (22/10).
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Kapan kuah bakso sering disantap? Cita rasa gurih dan segar dari kuahnya ini membuat bakso sangat cocok disantap dalam cuaca apapun.
-
Kapan Satgas Judol resmi dibentuk? Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Judi Online (Judol) resmi dibentuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Satuan Tugas Pemberantasan Perjudian Daring. Keppres tersebut diteken Jokowi pada Jumat (14/6).
-
Apa itu Belut Serigala? Wolf Eels, dengan ukuran yang dapat mencapai 8 kaki, 2 inci, mendominasi habitat Rocky-Reef di pantai Pasifik Amerika Utara, mulai dari Baja California utara hingga Pulau Kodiak, Alaska; serta ke arah barat hingga Rusia dan selatan hingga Laut Jepang.
-
Kenapa Waduk Gajah Mungkur dibangun? Waduk ini dibangun pada tahun 1978 dengan maksud untuk menyediakan sumber daya air bagi irigasi, perikanan, dan energi listrik.
-
Kapan minyak inti sawit dipanen? Buah kelapa sawit dipanen dari tandannya saat sudah matang.
Muhadjir memastikan imbauan Kementerian Kesehatan untuk seluruh apotek dan tenaga kesehatan agar menyetop sementara penjualan maupun meresepkan obat sirop kepada masyarakat. Larangan penjualan obat sirop ini dilakukan menyusul laporan ratusan anak Indonesia yang mengalami gagal ginjal akut dan beberapa di antaranya meninggal dunia.
Apotek pertama yang ditinjau Muhadjir adalah Apotek Sehat di Jalan Pengadilan, Bogor Tengah. Bersama Wali Kota Bogor Bima Arya, ia memeriksa langsung gudang obat.
Menko PMK itu pun melihat obat sirop yang dilarang dijual ke masyarakat sudah ditempatkan di ruangan dengan tanda khusus.
Selanjutnya, ia meninjau fasyankes Poliklinik Afiat Rumah Sakit PMI Bogor di Jalan Pajajaran. Muhadjir pun mendapati pihak rumah sakit sudah tidak mengeluarkan obat sirop sesuai arahan Kemenkes dengan menyimpannya di lemari khusus.
Terakhir, Muhadir diajak Bima Arya ke Apotek Villa Duta di Bogor Timur. Di sana, keduanya telah melihat pengumuman yang ditulis pengelola apotek tersebut yang menuliskan, "mohon maaf, untuk sementara kami tidak menjual semua sediaan jenis obat sirup." Apotek Villa Duta pun sudah tidak memajang obat-obat sirop di etalase.
Muhadjir menyatakan semua apotek yang ditinjaunya sudah mematuhi imbauan tidak lagi melayani resep yang berupa sirop. Kalau ada resep, dokter-dokter sudah memberikan alternatif, yaitu dalam bentuk puyer.
"Terima kasih Pak Wali, ini suatu contoh yang baik (apotek dan fasyenkes tidak menyediakan obat sirop). (Dalam menghadapi) peristiwa yang tidak mengenakan terjadi, terutama yang terjadi kepada anak-anak kita. Ingat anak-anak kita harus selamatkan dulu," ujarnya.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku sudah memberikan surat edaran tertulis kepada seluruh apotek dan fasyankes yang ada di Kota Hujan.
Menurut laporan Dinas Kesehatan Kota Bogor, kata Bima, hingga kini belum ditemukan kasus gagal ginjal akut pada anak-anak di daerahnya.
"Pemkot juga bergerak cepat mengedarkan surat ke rumah sakit, puskesmas, apotek, untuk tidak meresepkan dan juga melakukan karantina terhadap obat sirup. Di titik yang kami kunjungi secara mendadak bersama Pak Menko, ini aturan ditaati. Bahkan obat itu tidak didisplay," ujar Bima Arya.
(mdk/ray)