Menkopolhukam Mahfud Md Akui Buruknya Kualitas Aparat Penegak Hukum Indonesia
MenkMenkopolhukam Moch Mahfud Md mengakui masih buruknya kualitas aparat penegak hukum (APH) di Indonesia yang turut memengaruhi penegakan hukum di tanah air.
Menkopolhukam Moch Mahfud Md mengakui masih buruknya kualitas aparat penegak hukum (APH) di Indonesia yang turut memengaruhi penegakan hukum di tanah air.
- JK Ingatkan Pejabat dan Aparat Netral dalam Pemilu: Hukumannya Bukan Saja Dunia tapi Akhirat
- Adu Kuat Barisan Purnawirawan Jenderal TNI-Polri Kubu Anies, Ganjar dan Prabowo
- Hasil Panen Melimpah dan Kualitas Tembakau Indonesia Makin Baik, Ternyata Ini Kuncinya
- Menkumham: KUHP Baru Bisa Lepaskan Indonesia dari Produk Hukum Warisan
Menkopolhukam Mahfud Md Akui Buruknya Kualitas Aparat Penegak Hukum Indonesia
"Dalam pengamatan saya, kita ini yang susah di tingkat aparat penegak hukum," terang Moch Mahfud MD, dalam seminar kebangsaan di hadapan civitas akademi Universitas Buddhi Dharma, Tangerang, Rabu (29/11).
Mahfud menegaskan, jumlah APH di Indonesia sudah mencukupi. Namun kualitasnya rusak. Dia mencontohkan hakim agung, jaksa, dan aparat kepolisian ditangkap karena terlibat praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
"Tetapi terkadang yang paling bermain itu pejabat-pejabat di tingkat struktur. Itu biasanya yang menjadi backing," tegas Mahfud.
Untuk itu, menurut Mahfud, perlu dilakukan penertiban terhadap APH yang melakukan penyalahgunaan wewenang.
Menteri koordinator yang membawahi hukum dan HAM ini juga menekankan pentingnya menjaga integritas dalam tindakan profesional. Dia juga menekankan keberanian dalam setiap pekerjaan.
"Hanya orang yang bersih yang berani, hanya orang yang bersih atau yang berintegritas yang berani bertindak, itu ya betul," ungkap Mahfud.
Menurut Mahfud, orang-orang yang tidak bersih dalam menjalankan tugas dan jabatan kariernya akan tersandera dengan keputusan-keputusannya di kemudian hari.
"Karena kalau orang enggak bersih itu tersandera mau berbuat baik. Ada misalnya hakim, dia mau taubat untuk berbuat baik lalu datang orang meminta menang. Saya enggak mau, kalau enggak mau maka kamu pernah menerima suap dari saya, saya bongkar kamu. Tersandera dia, kalau sudah pernah berbuat salah mau berbuat baik pun susah kalau kesalahannya fatal," tegas Mahfud.
Sebenarnya, lanjut Mahfud, banyak orang tersandera karena sudah terlanjur berbuat tidak baik. Akibatnya dia tidak bisa berbuat baik.
"Oleh sebab itu hati-hati, sejak awal harus bersih kalau ndak tersandera. Maka kita punya lambang merah putih. Merah itu berani tapi berani saja kalau tidak bersih itu berbahaya. Berani tidak bersih itu membahayakan orang banyak," tegas Mahfud.
Meski begitu, dia juga menegaskan orang bersih tapi tidak punya keberanian juga tidak ada gunanya, karena dianggap hanya baik untuk dirinya sendiri. "Oleh sebab itu jangan sampai tersandera," ujar dia.
Dalam seminar kebangsaan di hadapan ribuan civitas Budhi Dharma, Mahfud Md, juga menekankan pentingnya nilai-nilai moralitas, budi pekerti, dan pendidikan karakter, terhadap peserta didik yang diajarkan dalam lembaga pendidikan dan perguruan tinggi.