Menristekdikti mulai proses merger 243 PTS
Penggabungan tersebut, kata Nasir, untuk peningkatan kualitas bagi PTS dengan program studi dan mahasiswa minim. Mereka diminta melebur dengan perguruan tinggi lain.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir menjalankan kebijakan mengurangi jumlah perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia. Pengurangan tersebut dilakukan dengan proses merger atau penggabungan.
"Saya bukan menghapus. Ada penghapusan PTS sudah saya lakukan. 243 perguruan tinggi. Sekarang tahap merger, penggabungan ya," kata Muhammad Nasir di Kota Malang, Senin (17/9).
-
Siapa Laksamana Muda Mohammad Nazir? Nama Mohammad Nazir Isa mungkin banyak orang yang tidak mengetahui siapa sosok yang satu ini.
-
Kapan Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak wafat? Ia wafat di Bern, Swiss pada tanggal 10 Juli 1965 di usianya yang sudah 68 tahun.
-
Bagaimana Mohammad Natsir menunjukkan kesederhanaannya? Mobil Tua Natsir Sering Mogok Kadang Natsir sendiri yang belanja onderdil mobil dan memperbaiki sendiri mobil tuanya itu. Mobil Dinas Langsung Dikembalikan Pada saat menjabat perdana menteri, Natsir mendapat mobil dan sopir. Namun begitu masa jabatannya berakhir, beliau mengembalikan mandat pada Presiden Soekarno.Tak cuma itu, mobil dinasnya pun langsung dikembalikan ke kantor perdana menteri. Natsir santai saja pulang ke rumahnya naik sepeda.
-
Apa peran Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Dirikan Cabang JSB Ketika Nazir sudah lulus menempuh pendidikan HBS di Batavia, ia memang sudah memiliki keinginan untuk melanjutkan studi di Universitas Leiden. Namun, mimpinya ini terhalang oleh kapal ke Eropa sering terhalang akibat perang dunia. Sembari menunggu kondisi terkendali, Nazir menyempatkan kembali ke kampung halamannya untuk bertemu keluarga. Mendengar kepulangannya ke Solok membuat pengurus Jong Sumatranen Bond (JSB) mendorong dirinya untuk mendirikan cabang di Padang di Bukittinggi. Dorongan tersebut ia penuhi, kemudian Nazir menyempatkan berpidato di depan siswa sekolah menengah di Padang.Saat itulah ia berbicara soal pendirian kumpulan pemuda di Sumatera yang sudah terlambat dua tahun dari Jawa yang didirikan tahun 1915. Ketua Perhimpunan Indonesia Saat dirinya sudah berangkat menuju Belanda, di sana ia mengemban tugas sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia. Saat itu ia ikut dalam kelompok pergerakan kemerdekaan Indonesia bersama dengan Moh. Hatta.Perjuangan kemerdekaan di luar negeri semakin melebar setelah lebih aktif menyuarakan kemerdekaan melalui majalah Indonesia Merdeka dan memperluas propaganda ke luar negeri Belanda. Kemudian, PI mengirim Nazir, Moh. Hatta, Ahmad Subardjo dan beberapa tokoh lainnya untuk menghadiri Kongres Internasional Menentang Kolonialisme yang berlangsung di Brussels, Belgia pada tahun 1927. Sempat Dipenjara Masih di tahun 1927, Nazir bersama Moh. Hatta, Ali Sastroamijoyo, dan Abdulmajid Djojohadiningrat dijebloskan ke penjara oleh Kerajaan Belanda karena gerakan kemerdekaannya yang semakin menggeliat. Mereka semua ditahan selama kurang lebih 5,5 bulan.
-
Kapan Mohammad Natsir menjabat sebagai Perdana Menteri? Mohammad Natsir Menjabat Menteri Penerangan dan Perdana Menteri Republik Indonesia Berbagai jabatan bergengsi yang dipegangnya tak membuat Natsir kaya raya. Hidupnya sederhana.
-
Kenapa Fajar Nugroho meninggal? Saat berada di dalam kolam, Fajar mengalami masalah pada kakinya. Ia mengaku kram sehingga kesulitan untuk kembali ke permukaan. Padahal, Fajar sedang terkena setrum listrik dari dalam kolam. Teman-temannya pun berinisiatif untuk menolong Fajar.
Penggabungan tersebut, kata Nasir, untuk peningkatan kualitas bagi PTS dengan program studi dan mahasiswa minim. Mereka diminta melebur dengan perguruan tinggi lain.
"Supaya perguruan tinggi tidak terlalu banyak tapi makin kuat ya harapan saya ke depannya," tegasnya.
Program pengurangan perguruan tinggi sudah disosialisasikan beberapa waktu lalu. Beberapa perguruan tinggi dengan jumlah tiga atau empat dapat melakukan merger menjadi satu.
Sementara itu, Menteri Nasir juga menegaskan tentang perguruan tinggi yang telah menjalankan perkuliahan secara online atau darling. Karena tuntutan teknologi, banyak kampus menjalankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sejumlah kampus mampu dan cakap menyediakan infrastruktur sesuai dengan yang disyaratkan.
"Perguruan tinggi sudah banyak yang punya infrastruktur yang baik, contohnya Universitas Terbuka (UT). UT itu mahasiswanya 350 ribu di seluruh dunia. Infrastrukturnya sudah baik, nyatanya sudah jalan dan tidak ada masalah," katanya.
Selain itu, kata Menteri Nasir, ada beberapa kampus yang sekarang berpredikat universitas. Contohnya, kampus Bina Sarana Informatika (BSI) resmi menjadi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI).
Surat Keputusan Perubahan BSI menjadi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) ini diserahkan langsung oleh Prof. Ainun Na’im, Ph.D, MBA, selaku Sekretaris Jenderal Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi kepada Pengurus Yayasan BSI, Efriadi Salim yang didampingi oleh Direktur BSI Naba Aji Notoseputro.
Penyerahan Surat Keputusan tersebut dihadiri pula oleh Prof. Intan Ahmad, Ph.D; selaku Direktur Jenderal Pembelajaran & Kemahasiswaan, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III DKI Jakarta, Dr. Ir. Ilah Sailah, M.S; Sekretaris Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III DKI Jakarta, Dr. M. Samsuri, S.Pd, MT, serta Wakil Direktur BSI Dr. Mochamad Wahyudi, Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Suharyanto, M.Kom, Ketua Program Studi di BSI, beserta jajaran pimpinan BSI lainnya.
Direktur BSI, Naba Aji Notoseputro menyatakan, bahwa perubahaan dari BSI menjadi UBSI tersebut adalah sebagai salah satu antispasi kesiapan BSI untuk menghadapi era disruptif dan era Revolusi Indutri 4.0.
Sudah 30 tahun lamanya BSI telah eksis pada dunia pendidikan tinggi, tentunya perkembangan tersebut membuat BSI menjadi salah satu perguruan tinggi terbesar. Dengan demikian sekitar 25 kampus se-Indonesia dan kurang lebih 40 ribu mahasiswa aktif akan bergabung. Pihak Yayasan BSI berinisiatif untuk menyatukan 21 perguruan tinggi yang dimiliki oleh BSI menjadi satu Universitas besar.
Menurut Naba, perubahan menjadi Universitas tersebut juga sebagai salah satu langkah BSI menjadi perguruan tinggi besar dengan pengelolaan yang baik dan efesien. Selain itu juga sebagai upaya BSI dalam meningkatkan kualitas sistem pendidikan serta kompetensi lulusannya. Mahasiswa yang berada kampus daerah maupun yang di Jakarta akan merasakan hak yang sama, baik dari sistem pembelajaran, pengembangan kompetensi, hingga kesempatan berkarir.
"Perubahan menjadi Universitas ini, akan memberikan manfaat kepada seluruh civitas akademika BSI, baik mahasiswa, dosen maupun alumninya. Seperti, mahasiswa diploma tiga akan lebih mudah untuk melanjutkan pendidikannya pada program Strata Satu. Nantinya, Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) akan memiliki 4 Fakultas, yakni Fakultas Tenik, Fakultas Teknologi Informasi, Fakultas Komunikasi dan Bahasa serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis," kata Naba.
Dari 4 Fakultas Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) memiliki 10 program S1 (Strata Satu), terdiri dari Teknologi Informasi, Rekayasa Perangkat Lunak, Ilmu Komputer, Sistem Informasi, Manajemen, Akuntansi, Sastra Inggris, Ilmu atau Sains Komunikasi, Teknik atau Rekayasa Elektro, Teknik atau Rekayasa Industri. Serta program D3 (dimpola tiga), terdiri dari 12 program studi, yakni Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Informasi, Teknologi Komputer, Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Administrasi Bisnis, Manajemen Pajak, Perhotelan, Bahasa Inggris, Kehumasan, Penyiaran dan Periklanan.
Baca juga:
Menristekdikti beri sanksi kampus jika terbukti ada kegiatan politik praktis
Menristek Dikti minta kampus permudah biaya kuliah mahasiswa korban gempa
Pemerintah gelar Harmoni Indonesia untuk sambut Asian Games
Mahasiswa Unnes kaget soal aturan wajib daftar akun medsos pribadi ke kampus
Menristekdikti tegaskan radikalisme di kampus tanggung jawab rektor
Pemerintah targetkan 2019 Indonesia pimpin publikasi ilmiah di Asia Tenggara
Menristekdikti: Tugas rektor pantau medsos mahasiswa, cegah radikalisme masuk kampus