Mensos apresiasi kesiapsiagaan masyarakat DIY saat Merapi erupsi
Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham mengunjungi Bunker Kaliadem yang berjarak sekitar 4 kilometer dari Puncak Gunung Merapi, Sabtu (12/5). Mensos berkunjung ke Bunker Kaliadem didampingi Bupati Sleman, Sri Purnomo dan Kapolres Sleman, AKBP M Firman Lukmanul Hakim.
Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham mengunjungi Bunker Kaliadem yang berjarak sekitar 4 kilometer dari Puncak Gunung Merapi, Sabtu (12/5). Mensos berkunjung ke Bunker Kaliadem didampingi Bupati Sleman, Sri Purnomo dan Kapolres Sleman, AKBP M Firman Lukmanul Hakim.
Dalam kunjungannya, Mensos memastikan bahwa kondisi DIY usai terjadi letusan freatik Gunung Merapi aman. Mensos juga sempat berfoto bersama sejumlah wisatawan yang mengunjungi Bunker Kaliadem.
-
Apa yang dimaksud dengan Naskah Merapi-Merbabu? Dikutip dari Wikipedia, naskah-naskah Merapi-Merbabu adalah kumpulan naskah yang ditemukan di kawasan pegunungan Merapi dan Merbabu, Jawa Tengah. Naskah-naskah ini umumnya ditulis dalam aksara Buda.
-
Apa yang dimaksud dengan Sarisa Merapi? “Jadi Sarisa Merapi berasal dari kata ‘sari salak dari lereng Merapi’ dan berdiri sejak 2016 dengan saat ini sudah memiliki 20 jenis olahan salak,” kata Rini kepada Merdeka, beberapa waktu lalu.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Mengapa Sarisa Merapi dibentuk? Melimpahnya buah salak menggerakkan Kelompok Wanita Tani Kemiri Edum untuk mendirikan sebuah UMKM bernama Sarisa Merapi di Dusun Kemiri, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem.
-
Kapan Sarisa Merapi didirikan? “Jadi Sarisa Merapi berasal dari kata ‘sari salak dari lereng Merapi’ dan berdiri sejak 2016 dengan saat ini sudah memiliki 20 jenis olahan salak,” kata Rini kepada Merdeka, beberapa waktu lalu.
"Sekali lagi saya pastikan Yogya aman, Sleman aman. Secara psikologis saya datang ini ingin menyampaikan siap, aman," ujar Mensos.
Mensos mengatakan jika dia mengapresiasi kesiapsiagaan masyarakat DIY saat terjadi bencana. Masyarakat DIY, lanjut Mensos, mampu merespons bencana alam dengan cepat dan gotong royong.
"Saya melihat cara kerja masyarakat di sini tidak perlu ada arahan lagi karena pasti dengan pengalaman yang ada. Kalau ada apa-apa secara otomatis bekerja. Tidak perlu menunggu perintah dari Bupati, Kapolres. Masyarakat langsung bergerak bersama gotong-royong," urai Mensos.
Dia juga mengapresiasi yang dilakukan masyarakat Sleman saat terjadi letusan freatik Merapi. Menurut Mensos, masyarakat Sleman telah siap siaga dan melakukan hal yang tepat saat bencana terjadi.
"Saya lihat di sini masyarakat bekerja spontan. Bergotong royong dan bersama-sama. Ini sangat luar biasa," ujar Idrus.
Idrus menilai apa yang dilakukan masyarakat saat terjadi bencana di Sleman semestinya ditularkan ke daerah lainnya. Karena Indonesia sendiri merupakan negara yang rawan bencana dan sewaktu-waktu bisa terjadi bencana di daerah.
"Ada banyak bencana di Indonesia setiap tahunnya. Ada 2.163 bencana dengan 264 korban jiwa pada 2017. Sementara itu, telah ada 946 kali bencana dengan 101 korban hingga awal Mei 2018," ungkap Idrus.
Idrus menjelaskan apa yang telah dilakukan baik oleh relawan maupun masyarakat di Sleman bisa dijadikan pembelajaran bagi masyarakat di daerah lainnya. Idrus juga menganggap apa yang dilakukan oleh masyarakat di Sleman sangat kreatif saat terjadi bencana di wilayahnya
"Ini harus ditularkan ke daerah lainnya. Entah dalam bentuk temu relawan, temu karya atau apapun namanya. Kita harus siap. Dan apa-apa yang harus kita persiapan untuk kemungkinan terjadinya bencana. Manusia tugasnya usaha dan antisipasi. Tetapi pemerintah harus siap," urai Idrus.
Idrus juga menambahkan penanganan bencana tak bisa sendiri-sendiri. Berbagai lembaga pemerintahan yang bertugas dalam penanganan bencana harus bekerja sama.
"Penanganan bencana harus terpadu. BNPB, BPBD, Kemensos, harus keroyokan. Tidak boleh ada yang berpangku tangan," tutup Idrus.
Sementara itu, Bupati Sleman, Sri Purnomo menyampaikan usai terjadinya letusan freatik Gunung Merapi, aktivitas warga berjalan dengan normal. Aktivitas pariwisata, sambung Sri Purnomo, juga berjalan dengan normal.
"Hari ini di Kaliurang ada lomba jemparingan nasional. Lomba dalam rangka Hari Jadi Sleman dan diikuti puluhan pemanah. Kami cek tetap jalan tidak ada yang mundur. Masyarakat kondusif, wisata juga masih jalan, perekonomian masyarakat tidak terganggu," tuturnya.
(mdk/cob)