Menteri Luhut pesimis penanganan kabut asap beres dalam dua minggu
Menurut Luhut, kebakaran lahan gambut lebih sulit dipadamkan ketimbang hutan.
Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan tak yakin penanganan kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Sumatera dan Kalimantan selesai dalam dua Minggu. Menurut dia, perubahan iklim yang tak menentu akibat El-Nino yang semakin parah ketimbang Tahun 1997 silam di dua wilayah tersebut membuat dirinya pesimis penanganan kebakaran akan selesai dalam dua minggu.
"Saya nggak yakin 2 minggu selesai tapi akan berkurang signifikan," kata Luhut di Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (12/10).
Menurut Luhut, kebakaran lahan gambut lebih sulit dipadamkan ketimbang hutan. Dia mengatakan, penanganan secara alam seperti hujan deras selama berminggu-minggu kemungkinan lebih bisa memadamkan api di hutan dan lahan ketimbang secara manusia.
"Ini pelajaran bahwa lahan gambut itu sulit diatasi, pemberian 4,8 juta hektar adalah masalah khususnya pada musim El-Nino. Perusahan nggak disiplin untuk menerapkan aturan. Ketiga, dengan adanya jumlah pesawat yang ada kami berharap bisa signifikan dalam watu dekat," kata Luhut.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan penanganan kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Sumatera dan Kalimantan tidak lebih dari dua Minggu. Apalagi saat ini negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan lain sebagainya juga turut andil untuk memberikan bantuan dengan mengirimkan pesawat untuk menjinakkan kebakaran yang terjadi.
"Presiden memerintahkan untuk selesai dalam dua Minggu, kita dengan segala ikhtiar kita, operasi darat, udara, penegakan hukum, sosialisasi kita lakukan ya kita sih berharap makin cepat makin baik," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Istana, Jakarta, Senin (12/10).
Sutopo menjelaskan, jika dilihat jumlah titik api terjadi penurunan dibandingkan hari sebelumnya. Tetapi kalau melihat kabut asap makin meluas, baik di Sumatera dan Kalimantan.
Menurut Sutopo, komitmen dari enam negara seperti Malaysia, Singapura, Jepang, Rusia, Tiongkok dan Korea telah mengirimkan pesawat atau helikopter. Malaysia memberi bantuan satu pesawat bombardir dan telah tiba sejak hari Jumat dan akan beroperasi efektif selama 5 hari.
Sedangkan Singapura mengirimkan satu heli Chinox sejak hari Sabtu dan diperkirakan hanya beroperasi 13 hari. Bahkan mereka sudah ikut aktif melakukan pemadaman bersama tim Indonesia.
Kemudian, lanjut dia, dari pihak Australia, rencana akan mengirimkan satu pesawat L100 sekelas hercules yang dinamakan Torn Taterbombing, kapasitasnya 15 ribu liter, dan diperkirakan akan tiba di Palembang pada hari Rabu.
"Bantuan dari pemerintah Australia hanya berlangsung 5 hari karena di New South Wales juga sedang terbakar, jadi pesawat ini akan dikerahkan di Australia," jelasnya.
Sedangkan dari Jepang, kata Sutopo, tidak akan memberikan bantuan heli atau pesawat. Melainkan memberikan bantuan berupa bahan kimia untuk pemadaman api. Sampai saat ini masih berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan BNPB.
"Kita dari BNPB juga minta agar ada orang yang bisa menjelaskan prosedur penggunaannya dan hal-hal yang sifatnya teknis. Dari Rusia, Cina, Korea sampai sekarang belum ada update terkini dan masih ditangani Kemenlu," terang Sutopo.
Semua bantuan asing ini, kata Sutopo, akan di bawah kendali BNPB. Sedangkan untuk operasional di bawah kendali Danlanud Palembang.
"Total saat ini ada 11 helikopter dan pesawat Sumsel jadi nanti kalau ada bantuan internasional semuanya, semuanya akan dipusatkan di Sumsel, khususnya di OKI dan Musi Banyuasin," tandasnya.
Baca juga:
Menteri-menteri gelar pertemuan bahas penanganan kabut asap
'Data BMKG dan Lapan bisa buat antisipasi dini kebakaran hutan'
Banyak dibantu asing, Jokowi targetkan 2 minggu kabut asap beres
Polisi periksa 3 perusahaan asing terkait kebakaran hutan di Sumsel
DPR: Harusnya dari awal presiden pimpin pemadaman kebakaran hutan
Panglima TNI: Sekat kanal & embung air solusi atasi kebakaran lahan
Bahas kabut asap, Najib Razak temui Jokowi di Istana Bogor
-
Kenapa kebakaran hutan sering terjadi di musim kemarau, terutama di Sumatera dan Kalimantan? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain.
-
Bagaimana masyarakat setempat menjaga kelestarian hutan di Kutai Timur? “Kita di sini juga hidup beriringan dengan adat. Cuma memang hukum adat itu tidak dominan di sini karena bukan hukum positif. Tapi hukum adat tetap kita hargai suatu norma-norma yang ada di kehidupan masyarakat kita,” papar Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.