Menteri Marwan diserang, dianggap lebay sebagai pejabat negara
"Kinerja Garuda jelek seperti ini. Harus dievaluasi direksi Garuda ini," kata Marwan di hadapan para akademisi.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar emosi dengan kinerja maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Kemarahannya ini berawal karena dirinya ketinggalan pesawat, dan kompensasi berupa pemberangkatan pesawat selanjutnya mengalami keterlambatan hampir dua jam.
Akibatnya banyak jadwal berantakan, dirinya serta rombongan rencananya akan bertemu dengan warga desa Yogyakarta dan akademisi. Akibat peristiwa itu agenda Marwan tertunda, bahkan dibatalkan. Marwan menyebut kinerja Garuda Indonesia bobrok dan servis kepada penumpang masih belum layak.
"Kinerja Garuda jelek seperti ini. Harus dievaluasi direksi Garuda ini," kata Marwan di hadapan para akademisi, pejabat daerah, dan pejabat kementerian dan lembaga lain dalam Seminar Peta Desa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Rabu (24/2) lalu.
Pernyataan Menteri Marwan ini langsung membuat gaduh. Hal ini setelah pihak Garuda Indonesia menjelaskan bahwa Menteri Marwan datang terlambat sehingga ditinggal pesawat. Akibat pernyataannya, Menteri Marwan pun mendapat kritik keras dari para pejabat. Berikut kritik-kritik pedas tersebut:
-
Kenapa Relawan Garuda Nusantara 08 menginginkan Gibran Rakabuming menjadi cawapres Prabowo? Sosok Gibran dianggap perlu untuk mewakili kaum milenial yang diperlukan di zaman modern ini.
-
Kapan Garuda Indonesia dijadwalkan untuk mengangkut jemaah haji kloter 15 Makassar? Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi menyorot kinerja maskapai Garuda Indonesia terkait banyaknya keberangkatan jemaah haji yang terlambat.Terbaru kelompok terbang (kloter) 15 Embarkasi Makassar yang mengalami delay atau keterlambatan hingga tujuh jam.
-
Bagaimana Relawan Garuda Nusantara 08 akan memenangkan Prabowo di Jawa Tengah? Sedangkan mengenai strategi memenangkan perolehan suara Prabowo di Jateng, nantinya setiap relawan terus bergerak di akar rumput atau masyarakat tanpa perlu menjelek-jelekan pasangan calon (Paslon) lain.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Bagaimana Gibran menanggapi kemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Tengah? "Ya kita tunggu sampai tanggal 20 Maret saja ya," kata Gibran di Balai Kota Solo, Rabu (13/3).Saat disinggung apakah kemenangan di Jawa Tengah tersebut merupakan hasil kerja keras dirinya, Gibran berkilah. "Kita tunggu sampai tanggal 20 aja," tukasnya.
-
Kenapa Garuda Indonesia sering telat dalam mengangkut jemaah haji? Komisi sudah memanggil pihak Garuda Indonesia, Direktur Jenderal Perhubungan Udara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Apalagi, sejak insiden kerusakan mesin pesawat Garuda yang ditumpangi Kloter 5 Embarkasi Makassar."Kami minta agar diberikan perhatian khusus, karena haji ini adalah misi yang sangat vital dan penting. Sehingga seluruh transportasi, baik udara maupun darat harus dipastikan keamanannya. Itu sudah kami sampaikan," tuturnya.
Arogan minta bos Garuda dipecat, Menteri Marwan pantas dicopot
Aksi marah-marah dan ancam main pecat yang dilakukan Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar terus menuai kecaman. Sebagai seorang menteri dan pembantu Presiden Joko Widodo, Marwan seharusnya tak perlu minta keistimewaan.
Justru, Menteri Marwan seyogyanya mengutamakan nawacita dan kesederhanaan seperti hal-nya yang dilakukan Presiden.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon berpendapat, tidak etis Marwan main ancam dan marah-marah yang disebabkan kesalahannya sendiri. Menurut Fadli, Presiden Jokowi memiliki hak prerogatif untuk mengganti Marwan sebagai menteri.
"Itu terserah presiden (diganti atau tidak)," ujar Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/2).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menegaskan, seharusnya Marwan tidak perlu egois dan marah-marah. Apalagi kapasitasnya sebagai menteri, pejabat publik yang harus menjadi contoh dan panutan masyarakat.
"Garuda kan milik publik, enggak bisa kemudian harus mengikuti waktu bahkan mendelay pesawat, tidak boleh. Kalau dia terlambat ya next flight. Kalau enggak mau terlambat ya harus dipersiapkan. Saya kira itu tidak pantas," jelas dia.
Fadli menilai sikap yang diperlihatkan Marwan sangat arogan. Apalagi menggunakan jabatannya mengancam untuk mengganti direksi Garuda.
"Saya kira kalau dia minta direksi Garuda diganti ya itu tadi, lebay lah itu. Enggak perlu itu. Seharusnya dia yang interospeksi," tandasnya.
Menteri Marwan tak profesional dan jauh dari nawa cita
Ketua Komisi VI DPR Achmad Hafisz Tohir menyayangkan sikap arogansi yang ditunjukkan Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar. Menteri Marwan seharusnya mengakui kesalahannya lantaran terlambat datang ketika pesawat sudah saatnya berangkat atau terbang.
"Ya dia (Marwan) tidak memahami profesionalisme. Dia enggak profesional, nawa citanya jauh lah," kata Hafisz di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (26/2).
Politisi senior PAN ini menegaskan, Menteri Marwan harusnya tidak menunjukkan kemarahannya atas kesalahannya sendiri. Apalagi Marwan merupakan mantan anggota DPR dan sekarang menjadi menteri sebagai pembantu Presiden Joko Widodo.
"Seharusnya lebih paham. Apalagi dia komisi VI atau V. Komisi ini kan sama," tegas adik Hatta Rajasa ini.
Minta bos Garuda dipecat, Menteri Marwan dinilai lebay
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyesalkan sikap arogansi yang ditunjukkan Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar. Seharusnya Menteri Marwan tak perlu marah-marah karena kesalahannya lantaran terlambat datang di bandara ketika pesawat sudah saatnya berangkat atau terbang.
"Ya kalau itu jangan marah-marah dong, itu kesalahan sendiri. Tak boleh dibedakan pejabat atau tidak. Itu kan milik publik, itu masalah prinsip," kata Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/2).
Fadli menambahkan, tidak sepantasnya Marwan meluapkan emosinya atas kesalahan yang dibuatnya sendiri. Marwan bisa menunggu penerbangan selanjutnya dan tak perlu mengancam bos Garuda untuk dipecat.
"Sangat tak pantas (sikap Marwan ini). Kalau dia minta diganti lebay lah, harusnya dia intropeksi," tegas Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Seskab sindir Marwan: Hari gini pejabat minta dilayani berlebihan
Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar mengungkapkan emosinya gara-gara delay, dia sampai terlambat menghadiri sebuah acara di Yogyakarta. Di hadapan warga, politikus PKB ini menuding direksi Garuda Indonesia tak becus bekerja dan layak diganti.
Rupanya, tak semua orang setuju atas sikap Marwan tersebut. Salah satunya Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Sembari menyindir, dia merasa pejabat Indonesia sudah tak zamannya lagi untuk meminta pelayanan istimewa.
"Hari gini kok masih ada pejabat yang minta dilayani berlebihan, sudah enggak zamannya. Kalau terlambat ya ditinggal saja #Garudaku," kicau Pramono lewat akun Twitternya, Kamis (25/2).
Tak hanya Pramono, sindiran-sindiran juga diberikan sejumlah netizen terhadap Marwan. Salah satunya akun @ichong109, dia menuding Marwan meminta hak istimewa.
"Waw pak Menteri @marwan_jafar menuntut hak istimewa," tulisnya.